AGENG merasakan sekujur tubuhnya sangat penat. Kesibukan Bagas juga menuntutnya untuk mengikuti ke manapun pengusaha muda itu pergi. Lebih daripada itu, Ageng telah belajar untuk semakin menghargai setiap profesi orang lain, baik itu yang digaji besar maupun kecil, yang punya jadwal sif pagi maupun sif malam, begitu pun yang bekerja di ruangan ber-AC maupun di bawah terik matahari. Ageng sudah memperoleh kesempatan dirinya melewati hari-hari menjadi sopir pribadi. Dapat ia bayangkan bahwa seberat ini pula dulunya Pak Imron bekerja untuk keluarga majikannya.
Ah, berbicara mengenai Pak Imron, akhirnya Monik berhasil juga mendapat titik terang di mana kampung halaman bekas sopir pribadi Bagas itu. Beruntung ada salah seorang karyawan mal yang cukup dekat mengenal Pak Imron. Begitu Monik mendatanginya, ternyata Pak Imron pun baru mengetahui kalau keponakannya tak pernah menemui Bagas di hari itu. Hingga tiba pada semua penggalian informasi, didapati fakta bahwa Budi-nama keponakan Pak Imron-selama ini dirawat di rumah sakit.
Pasalnya hari itu Budi yang bertepatan dengan dirinya akan menggantikan pekerjaan Pak Imron tiba-tiba ditelepon oleh mertuanya yang mengabarkan kondisi kritis sang istri. Tanpa pikir panjang, Budi bergegas meninggalkan bakal rumah majikannya hingga sempat menabrak Ageng di pinggir jalan itu. Nahas, perjalanan Budi ke rumah sakit harus diwarnai sebuah insiden dirinya terserempet motor hingga bahunya membentur beton pembatas jalan.
Desi, istri Budi sempat mengalami komplikasi saat hendak melahirkan anak pertama pasangan calon ayah dan ibu muda tersebut. Kondisi Desi pun baru-baru ini dipastikan pulih. Bayi yang dilahirkan Desi melalui operasi caesar, untuk sementara waktu dirawat oleh mertua Budi selagi pasangan suami istri itu masih menjalani perawatan.
Mertua Budi sendiri tidak tahu harus menghubungi siapa. Selain mereka baru datang dari kampung ditambah gagap teknologi, kondisi saat itu sendiri masih serba kalut dan kebingungan. Sedangkan Budi sendiri anak yatim piatu.
Didampingi Monik, Ageng juga sudah melihat bagaimana keadaan Budi dan istrinya secara langsung. Monik berharap Budi bisa menjadi saksi untuk Ageng agar terlepas dari kesalahpahamannya dengan Keluarga Wardaya. Monik bahkan sudah bersiap akan ikut menghadap atasannya. Namun, Ageng mencegah kakak sepupunya itu dengan sebuah pernyataan yang membengongkan.
"Aku akan lanjutin penyamaranku sebagai sopir. Paling nggak untuk sementara ini sampai Mas Budi benar-benar sembuh dan bisa bekerja di rumah itu."
"Kamu sudah nggak waras, ya, Geng? Capek-capek mbak menemukan keberadaan mereka itu supaya kamu bisa pulang."
"Aku masih waras, Mbak. Aku cuma ingin membantu Mas Budi. Pekerjaan itu harapan Mas Budi setelah kena PHK dari tempat kerjanya dulu. Kalau aku mundur sekarang, kemungkinan Pak Bagas akan mencari orang lain buat jadi sopirnya. Itu artinya Mas Budi bakal kehilangan kesempatan bekerja di sana."
"Tapi tetap saja ini nggak masuk akal, Ageng. Memangnya kamu nggak berpikir panjang tentang konsekuensi apa yang bisa kamu dapatkan kalau sampai penyamaranmu itu terbongkar duluan?"
"Mbak, please ... cuma buat sementara doang. Coba, deh, mbak pikirkan tentang bayi mereka. Mas Budi butuh pekerjaan untuk menghidupi anak mereka nanti. Aku udah terlibat sejauh ini dan aku cuma ingin mempertahankan posisi pekerjaan itu nantinya buat Mas Budi."
"Iya, mbak tahu. Mbak juga kasihan sama mereka. Tapi, apa yang terjadi dengan mereka itu bukan tanggung jawabmu."
"Mbak, selama ini aku selalu nurutin apa kata Mbak Monik. Semua yang diwanti-wantikan Mbak Monik, aku percaya itu untuk kebaikanku. Karena itu juga aku sayang banget sama Mbak Monik. Tapi kali ini aku ingin menentukan keputusanku sendiri, Mbak. Aku pastikan yang kulakukan ini nggak akan merugikan siapa pun. Aku juga siap bertanggung jawab kalau pun nantinya ada konsekuensi atas keputusanku ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Fiction générale[ON GOING] New Adult | Religi | Romantic Drama Ageng Candramaya, seorang penulis novel platform digital yang karyanya telah dibaca jutaan kali. Kehilangan ide untuk cerita terbaru, membuat Ageng menerima tawaran berlibur dari sepupunya dengan harapa...