"KUPIKIR dia sahabatmu. Soojung-Soojung adiknya Jung Na Yong itu." Ucap Myungsoo pada saat mereka melangkah menuju ke tempat keluarga Watermart—Suzy menyebutnya—duduk.
Suzy menggeleng cepat. "Bukan lah, Soojung tidak semenyebalkan itu dengan orang yang baru dikenal. Kami berdua jelas punya prinsip yang sama soal tata-krama di depan orang baru." ucapnya. Ada nada tidak suka yang jelas nampak dari suara wanita itu saat bicara, dan Myungsoo bisa menangkapnya. "Wanita itu terlalu ingin tahu. Aneh sekali."
"Kurasa kau memang bukan tipe seperti itu. Pantas kau terlihat tidak nyaman tadi."
"Sama sekali bukan." Jawab Suzy tegas.
Myungsoo tersenyum kecil. "Maaf, tadi aku merangkulmu tanpa permisi."
"Tidak apa-apa. Aku maafkan karena kau membawaku pergi dari sana." ucap Suzy. Jujur, dia tadi hampir mendorong Myungsoo kalau saja tidak ingat laki-laki ini akan menyelamatnya dari pembicaraan membosankan yang sedang terjadi.
"Kakekmu yang mana?" tanya Suzy ketika mereka hampir sampai di kerumunan keluarga Watermart. Ada dua pria tua di sana, dan dia tidak boleh salah menyebut nama. Bisa-bisa hancur perjanjian yang mereka buat ini dan dia gagal mendapatkan uang.
"Jas abu-abu."
Suzy langsung mengarahkan pandangannya ke satu orang itu. Seorang laki-laki baya dengan tongkat di tangannya, namun jelas tongkat itu ada bukan sebagai alat pembantu jalan, namun hanya sebagai pegangan. Lansia yang sama sekali tidak terlihat renta. Suzy bisa menduga kalau pola hidup sehat selalu dijalani pemilik Watermart itu.
"Eng, Suzy?"
"Ya?"
"Jika aku memegang tanganmu sekarang, bolehkah?" tanyanya yang langsung membuat langkah Suzy berhenti, dan Myungsoo ikut berhenti. Myungsoo berdeham, sepertinya pertanyaan ini bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak diluruskan, karena itu dengan cepat dia menambahkan. "sepertinya itu yang dilakukan pasangan."
Masih diam. Suzy tersenyum dan tindakannya mengamit lengan Myungsoo membuat laki-laki itu terpaku selama sesaat. "Sepertinya begini yang pas. Apa kau tidak keberatan?"
Myungsoo dengan cepat menggeleng. "Tidak, tentu saja tidak."
---
"Wajahmu benar-benar tidak asing, nak." ucap Kim Bin, kakek Myungsoo. Kali ini mereka sudah berbaur dan mengobrol satu sama lain. Tidak seperti bayangan SUzy, ternyata keluarga Watermart benar-benar bersahaja dan baik hati. Tidak ada yang menyebalkan dan banyak tanya, kecuali Kim Bin. Tapi, Suzy maklum, orang tua biasanya memang seperti itu.
Dan ini, adalah ucapannya yang entah sudah ke berapa kali.
Suzy meringis. "Wajahku memang sedikit pasaran, haraboji."
"Bukan itu," Kim Bin menggeleng. "Lalu, menoleh pada anaknya, ayah Myungsoo. "Min, lihatlah baik-baik apa Suzy mengingatkanmu pada seseorang atau apa?"
Ayah Myungsoo yang sejak tadi terlihat bosan dan ingin segera pulang itu langsung menatap Suzy fokus. Mencoba mengingat-ngingat demi ketenangan dirinya—karena ia tahu ayahnya tidak akan pernah selesai bertanya kalau belum ada jawabannya—sendiri. Lama dia menatap, lalu sekelebat bayangan seseorang muncul di kepalanya.
Min langsung mengangguk, "Ya. Seperti teman lamamu yang dulu sering memancing. Aku sering ikut karena kau paksa saat masih kecil. Ingat tidak?"
Kening Kim Bin mengerut. Lalu, kedua matanya membeliak saat ingat siapa yang dimaksud oleh anaknya itu. Dengan cepat kepalanya menoleh pada Suzy dan bertanya. "Siapa margamu, nak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanficDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...