13

970 207 15
                                    

            "PAKAI ini." Soojung memberikan paperbag kepada Suzy. Dia kemudian melangkah menuju sofa di ruang kamar Suzy dan duduk di sana. Wajah Soojung nampak berseri-seri karena sepertinya rencananya kali ini berjalan lancar. Bayangkan, Ibu dari laki-laki yang direstui Soojung untuk bersanding dengan sahabat terbaiknya—Suzy—tadi menelepon wanita itu, mengajak Suzy untuk makan siang bersama.

Menurut cerita orang-orang yang tahu soal keluarga Watermart itu, salah satu menantu perempuan keluarga itu—disini yang dimaksud adalah Yeom Ah—bukan seseorang yang suka menghabiskan waktu dengan sembarang orang. Yeom Ah dikenal pemilih dalam bergaul, teman-temannya memang hanya segelintir dan bisa dihitung jari, namun jelas teman-teman Yeom Ah juga bukan dari kalangan "biasa-biasa" saja. Karena itu, saat tahu Suzy ditelepon oleh wanita itu, Soojung langsung yakin kalau ini adalah sebuah kabar yang sangat amat baik. Dan itu adalah sebuah sinyal baik. Karena itu, Soojung akan menyupport sahabatnya itu dengan segenap jiwa dan raga.

"Apa ini?" SUzy menatap paperbag itu. Lalu, kembali berkata. "Aku buka ya?"

Soojung mengangguk cepat.

Dengan cekatan Suzy langsung membuka paperbag itu, keningnya mengernyit sambil mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. "Baju?" tanya Suzy sambil memerhatikan.

Soojung mengangguk sekali lagi. Wajahnya masih berseri-seri.

"Untuk?"

"Untuk kau pakai bertemu calon ibu mertuamu, tentu saja." jawab Soojung santai.

"Ibu mertua?" Suzy menatap heran. "Maksudmu Ibu dari kekasih sewaan?"

"Well, whatever you named it." Soojung mengedikkan bahu. Wanita itu berdiri dan melangkah mendekat ke arah Suzy, lalu dengan segera mendorong gadis itu menuju ruang ganti sambil berkata. "Cepat ganti pakaian, aku akan mengantarmu ke restoran. Kau tidak boleh bawa mobil sendiri agar ada alasan mereka untuk mengantarmu. Aku yakin Myungsoo ada di sana juga."

"Aku tidak yakin Myungsoo ada di sana."

"Benar. Kalau dia ada di sana, dia pasti yang meneleponmu." Soojung mengangguk setuju. Lalu, membiarkan pintu di depannya tertutup. Ia lantas melangkah kembali ke sofa sambil mengeluarkan ponselnya, menghubungi Minhyuk.

"Yeobo!" Sapa Soojung riang saat kekasihnya mengangkat panggilannya.

"Soojung berapa kali kukatakan untuk berhenti memanggilku itu."

"Memang kenapa? Kau tidak suka kupanggil begitu? Kenapa? Kau sudah tidak menyukaiku lagi ya?" Soojung cemberut.

"Bukan begitu," Minhyuk menghela napas panjang. "Baiklah, lakukan apa yang membuatmu senang. Ada apa?"

Wajah Soojung kembali ceria. "Aku berencana merayakan anniversary kita di sebuah pantai. Sepertinya seru, bagaimana?"

"Soojung..."

"Bagaimana menurutmu? Melihat sunset berdua bersamamu pasti sangat menyenangkan!"

"Sepertinya aku tidak bisa."

Senyum di wajah Soojung hilang. "Apa?"

"Tanggal itu ada sidang klienku, sayang."

Soojung menutup matanya. Menahan napas agar emosinya juga tak lepas. Dia memikirkan sejak lama, namun kenapa belakangan ini Minhyuk selalu menolak bertemu dengannya. Saat bertemu pun, laki-laki itu tidak banyak mengambil peran, hanya diam, menanggapi ucapannya sesekali.

"Kau kenapa?"

"Apa?"

"Tidak. Kututup dulu. Aku harus berpikir dengan jernih memikirkan kenapa kau selalu menolakku. Yya, Kang Minhyuk, Kita harus bertemu, ini bukan permintaan, ini keharusan." ucap Soojung dan langsung memutuskan panggilan teleponnya.

Girlfriend RentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang