"KAU yakin memilih putus dengan Minhyuk?"
Soojung mengangguk.
Suzy menghela napas, kedua matanya masih menatap ke arah sahabatnya itu sambil mengusap pundak Soojung pelan. Dia tahu, apapun keputusan yang dibuat Soojung pasti sudah dipikirkannya baik-baik. Mereka sedang berada di rumah Soojung—tepatnya di kamar wanita itu. Setelah tadi sore mengantar Ella pulang ke rumah—walaupun ada proses panjang sebelum gadis kecil itu 'mau pulang' (sebelumnya Ella bersikeras ingin tidur di apartemen Suzy)—dengan dalih kalau Myungsoo hari ini pulang malam dan gadis kecil itu tidak mau di rumah hanya bersama bibi ART saja.
Tidak asyik, katanya.
Tapi, akhirnya Ella menurut karena Suzy mengatakan kalau hari ini 'ibunya' harus menginap di rumah aunty Soojung. Ella jadi overthinking, takut Suzy bertemu dengan Bian-Bian yang waktu itu ada di videocall. Jangan sampai kasih sayang Suzy terbagi ke anak laki-laki itu karena Ella tidak akan ikhlas.
"Aku akan mendukung apapun pilihanmu, Jung. Kau tahu itu kan?" kata Suzy sekali lagi.
Soojung menoleh dan mengangguk. "Aku akan ke Jepang untuk self-healing sekalian mengantar Bian. TJS kupercayakan padamu, oke?"
"Tenang saja, aku akan mengurus semuanya."
"Kau memang bisa kuandalkan dalam hal apapun." Soojung memeluk Suzy. "Kau tahu, kalau kau lebih dulu menikah, jangan berubah oke?"
"Hei, mana mungkin aku lebih dulu menikah."
"Mungkin saja," Soojung semakin mengeratkan pelukannya. Bersamaan dengan itu, ponsel milik Suzy berdering. Ia langsung melepaskan pelukannya, ikut penasaran pada siapa yang menelepon sahabatnya itu malam-malam. Setelah melihat siapa si penelepon, senyuman di wajah Soojung terbit. "nah, itu buktinya."
"Tidak mungkin."
"Ayolah, laki-laki mana yang menelepon seorang wanita jam sepuluh malam." Kata Soojung. "Cepat angkat."
Suzy menggeleng. Berdiri dari tempatnya duduk sambil menggeser ikon pada layar. Setelah ponsel berada di telinganya, ia berkata. "Ya, Myungsoo?"
"Suzy, bisa kau kemari?"
"Kemari?" kening Suzy berkerut dan saling tatap dengan Soojung yang kini menaik-turunkan alisnya.
"Ke rumahku. Ella sakit dan dokter kepercayaanku sedang diluar kota. Dia terus-terusan memanggil namamu."
Kedua mata Suzy membeliak. Tiba-tiba, jantungnya jadi berpacu dengan cepat. "Bagaimana keadaannya?"
"Dia sangat panas."
Suzy bisa mendengar suara Myungsoo nampak bergetar. Ia tahu, laki-laki itu pasti sedang khawatir berat. Dengan cepat Suzy mengambil tasnya, sambil memberikan petunjuk pada Soojung. Soojung yang mengerti langsung mengangguk, keduanya kemudian melangkah keluar.
"Myungsoo, kau bisa melakukan sesuatu?"
"Apa itu?"
"Kita harus mengompres Ella. Pastikan air yang digunakan tidak dingin ataupun panas. Oke?"
"Baik. tunggu, aku akan mengambil air dulu."
"Ya. pastikan kau sering menggantinya ketika kainnya sudah tidak basah lagi. Aku akan segera ke rumahmu, sekitar sepuluh menit mungkin. Karena dari rumah Soojung ke tempatmu jaraknya lebih dekat."
"Aku menunggumu."
"Ya. Kalau begitu, aku bersiap dulu."
"Mm," gumam Myungsoo. Suzy bisa mendengar suara grasak-grusuk diujung sambungan. Dia pasti sedang mengisi air ke dalam baskom. Saat hendak mematikan sambungan telepon, tiba-tiba suara Myungsoo kembali terdengar. "Suzy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...