SUZY membasuh wajahnya melalui keran wastafel di dalam kamar mandi, lalu menatap pantulan dirinya pada cermin di depannya. Wajahnya terasa panas bahkan setelah air mengguyurnya dengan banyak.
Dia benar-benar tidak habis pikir kenapa dia bisa melakukan itu—maksudnya ciuman—dengan Myungsoo. Tengah malam begini pula. Suzy yakin kalau akal sehatnya pasti sudah hilang.
Napasnya masih menggebu, detak jantungnya masih berdegup cepat, bahkan setelah menit berlalu. Myungsoo sudah tidak ada di apartemennya, laki-laki itu sudah pulang lima menit yang lalu. Sendirian.
Ella menangis, tidak ingin dibawa pulang. Dan Suzy menyarankan agar gadis kecil itu tetap tinggal. Walaupun tadinya Myungsoo bersikeras mengajaknya pulang karena besok Ella harus sekolah, namun akhirnya laki-laki itu diam dan menurut. Lalu, dia mengatakan kalau besok pagi akan datang kesini membawakan seragam sekolah Ella beserta tasnya. Melihat bagaimana Myungsoo yang sepertinya tidak terpengaruh apapun sejak ciuman maha dahsyat mereka tadi, Suzy jadi berpikir jika mungkin jenis ciuman seperti itu sudah sering laki-laki itu lakukan. Sungguh ironis, karena hanya dirinya sendiri yang merasa kalau ciuman tadi adalah hal yang...luar biasa.
Entahlah. Suzy bahkan sudah lupa apa rasanya berciuman, dan tadi itu adalah pengalaman perdananya setelah sekian tahun. Dan dia sekarang merasa semua yang ada ditubuhnya menegang. Damn.
"Apa yang harus kulakukan jika bertemu dengannya besok...?" gumam Suzy gelisah. Wajahnya kembali memanas saat sekelebat bayangan kembali muncul di pikirannya. "Oh God, apa yang kupikirkan tadi! ini sudah gila!" geram Suzy frustasi.
Setelah selesai dengan perdebatan hati dan pikiran yang tak habis-habis, Suzy akhirnya memutuskan untuk berhenti memikirkan apa yang telah berlalu. Besok dia harus kerja pagi dan ini sudah... Suzy melirik jam di dinding, kedua matanya membeliak saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 11.45.
Sudah lewat dari jam tidurnya. Dengan buru-buru dia langsung masuk ke dalam kamar dan melesak ke sisi ranjang yang kosong. Memaksakan dirinya untuk tidur disaat pikirannya begitu berisik seperti sekarang ini.
***
"Eomma, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Ella. Dia sudah mandi, sedang memakai kaos Suzy yang terlihat kebesaran hingga menutup lututnya—melangkah mendekat ke arah Suzy yang sedang berkutat di dapur dengan apron.
Suzy menoleh, menahan senyum saat melihat kaos—satu-satunya yang ber-size kecil—miliknya dipakai oleh Ella. Nampak seperti daster, namun aura Ella membuatnya terlihat gemas bahkan ketika memakai baju kebesaran begini.
"Sedang memasak nasi goreng. Kau suka?"
Ella mengangguk senang. "Aku senang apapun, eomma."
"Bagus, kalau begitu kau tunggu di sofa itu ya. Sambil dengar kalau saja ayahmu datang." Ucap Suzy kepada Ella.
"Ayah mau ke sini?"
"Iya. Membawakan seragam sekolah Ella dan mengantar Ella ke sekolah." Jawab Suzy sambil menaruh nasi goreng itu ke dalam dua piring. Untuk Myungsoo dan Ella, kalau saja laki-laki itu belum sarapan. Sedangkan Suzy tidak terbiasa makan makanan berat di pagi hari, dia hanya minum segelas air putih dan satu buah.
Wajah Ella langsung cemberut. "Aku sekolah?"
"Ini kan hari senin."
"Astaga, aku tidak mau sekolah. Aku ikut eomma saja ya, ya, ya?" pintanya dengan merengek.
Suzy menaikkan alis. Melepas apronnya dan membawa satu piring beserta segelas air berjalan ke arah Ella. "Kenapa begitu?"
"Aku masih ingin menghabiskan waktu dengan eomma." jawab Ella dengan kedua alis mengerut ke bawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...