SUZY mengernyitkan dahi ketika melihat siapa yang datang--atau lebih tepatnya, siapa yang tiba-tiba muncul di resto tempat dia, Soojung, dan Ella menghabiskan makan siang. Tuduhan Suzy hampir saja ia layangkan pada orang di resto ini sebelum dia melihat kalau pria itu--Myungsoo--juga nampak terkejut melihatnya ada di tempat ini bersama anak kesayangan Watermart.
"What the hell, kenapa Myungsoo datang bersama Naeun?" bisikan Soojung disisinya membuat Suzy langsung mengalihkan pandangan.
Dan dia baru sadar kalau ada Naeun di belakang Myungsoo.
Sambil mengusahan agar emosinya tetap stabil, Suzy berdeham kecil, kemudian kembali menekuni makanannya yang kini nampak tidak membuatnya berselera.
"Yya, Ella, itu ayahmu!" kata Jun dengan lantang.
Sontak, Ella langsung menoleh dan senyuman diwajahnya terbit secerah matahari pagi. "Ayah!"
Myungsoo melangkah mendekat ke arah mereka. Lalu, menyapa. "Kau tidak bilang kalau akan makan siang dengan Ella…"
Pertanyaan itu jelas ditujukan untuk Suzy karena sekarang, kedua manik mata hitam Myungsoo sedang mengunci Suzy dalam pandangannya.
"Aku sudah izin pada Ibumu." jawab Suzy dengan suara tenang.
"Hai, Ella?" Sapa seseorang yang menyembul dari balik punggung Myungsoo. Senyuman Naeun nampak secerah seperti dibuat-buat kala menyapa. "Apakabarmu? aunty rindu sekali. Kau semakin cantik!"
"Halmoni bilang kalau kecantikanku memang selalu bertambah tiap detiknya, ahjumma." jawab Ella dengan nada cuek. Dia bahkan tidak menjawab sapaan Naeun dengan ramah. Untuk Ella, dari beberapa ada sesuatu hal dalam diri wanita itu yang membuat Ella tidak menyukainya. Selain karena sikap Naeun yang berbeda kala dia sedang bersama ayahnya atau sedang berdua dengannya saja--ini sudah dikonfirmasi oleh Jun--Naeun juga tidak suka diajak jajan. Wanita itu tidak mau membeli kue atau minuman manis dan juga terlalu cerewet. Ella tidak suka jika ada orang lain yang cerewet padanya, apalagi cari muka. Ugh!
Naeun tetap tersenyum, jelas kalau dia tidak menyadari--atau berusaha tutup muka--mengenai fakta kalau Ella benci ditanya-tanya olehnya. Dengan nada suara yang tetap sama, dia kembali berkata. "Aunty membelikan Ella sesuatu oleh-oleh dari luar negeri." Bohong, Naeun bahkan tidak ingat dengan anak itu saat di luar negeri kemarin.
"Aku berhenti menerima hadiah dari para penggemarku sejak setahun lalu."
Soojung menyenggol kaki Suzy memberi kode. Dia ingin sekali melepaskan tawanya kalau saja dia tidak ingat tentang pelajaran etika yang diberikan keluarganya dulu ketika ia masih kecil.
Naeun diam, wajahnya jelas memerah menahan kesal, tapi ia masih memaksakan seulas senyumnya pada gadis kecil yang sejak dulu sulit ditaklukan itu. "Ella, aunty kan tidak sama seperti penggemarmu,"
Ella menatap dengan pandangan polos, lalu mengedikkan bahu. Ia memilih tidak menjawab dan beralih menatap sang Ayah. "Ayah, ayo makan dengan Eomma dan aku."
Naeun menyimak percakapan itu sambil sesekali menatap perempuan yang dipanggil oleh Ella dengan sebutan "Eomma" barusan. Ada dua perempuan di meja itu, tapi Naeun tahu yang mana yang dipanggil dengan panggilan itu. Tentu saja.
Dan Naeun tahu persis siapa wanita yang satunya lagi.
Jika pemilik TJS saja bisa dia kalahkan, apalagi pegawainya... pikir Naeun dalam hati. Seulas senyuman dari satu sudut bibirnya terangkat. Kemudian kembali memerankan perannya. Dia berdeham kecil sambil menepuk pelan pundak Myungsoo. "Aku duluan ke sana. Paman dan yang lainnya sudah menunggu di meja."
Myungsoo mengangguk. Kemudian mengalihkan pandangannya pada Ella. "Ayah masih harus bekerja."
"Aku tidak suka bibi itu." ucap Ella tidak memerdulikan apa yang barusan diucapkan Myungsoo kepadanya.
"Nanti ayah akan menjemputmu di rumah nenek.""Aku mau menginap di rumah Eomma." katanya cepat.
"Ella," tegur Myungsoo.
Nampak tidak memerdulikan sang ayah, Ella kemudian menatap Suzy dengan puppy eyes-nya. "Bolehkan eomma?"
Suzy meringi kecil, dia menatap Myungsoo sebentar.
Myungsoo menghela napas. "Ella..."
"Apa aku ditolak." kedua bahu Ella langsung merosot, kepalanya menunduk sedih, membuat Suzy tidak tega.
Padahal, dia sedang ingin pergi menjauh dari ayah sang anak. Tapi...
Benar, menjauh dari Myungsoo bukan berarti menjauh dari Ella. Anak kecil itu bahkan tidak tahu apa-apa, dan, dia dan Ella--juga Soojung--jelas berada dalam satu kapal yang sama sekarang.
"Kalau ayahmu mengizinkan, tentu saja boleh, sayang."
Ella bersorak senang. Lalu, menatap sang ayah. "Bolehkan ayah?"
Myungsoo mengangguk. Dia pamit pergi, menambahkan sebuah senyuman untuk Suzy namun wanita itu merasa tidak perlu repot-repot untuk membalas senyumannya. Dia tahu dengan pasti; Suzy sedang marah kepadanya.
***
pembukaannya dikit dulu ya.
sori lama banget baru muncul gengs:') semoga ga slow update lagi aku yaa!xoxo,
Authoriya
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...