SUZY menaikkan sebelah alis ketika membuka ruang kerja dan menemukan seseorang tengah duduk di sofa santai-nya. Dia melangkah masuk dan berhenti dalam jarak sentuh untuk menyapa orang itu.
"Sepertinya baru saja kau meneleponku dan bilang kalau kau tidak ingin kembali ke sini cepat-cepat. Aku malas satu Negara dan menghirup udara yang sama dengan orang itu." katanya sambil mengikuti dialog perkataan sahabatnya tadi malam via telepon.
Soojung mendongkak. Memamerkan senyumannya yang lebar—Suzy mau tak mau bernapas lega karena melihat Soojung nampak lebih baik dari terakhir mereka bertemu—lalu menjawab. "Kau tahu ceritamu belum selesai."
"Jadi, kau buru-buru pulang karena ceritaku belum selesai?" tanya Suzy. Dia jelas tidak percaya soal alasan yang satu ini.
"Kau pikir aku kurang kerjaan?" Soojung balik bertanya.
Suzy menggeleng dengan yakin.
"Betul." Soojung menganggukkan kepala. "Semalam aku mendapatkan surel dari seseorang tentang tiket pesawat Bisnis Class. Lalu, dia mengirimkan sebuah surat permohonan agar aku pulang dan mengurusi acaranya. Karena tidak pernah ada klien yang seperti itu, aku langsung tersentuh."
"Wow, dari kalangan mana kah itu?"
"Jetset." Soojung menaik-turunkan alisnya. "Tebak, siapa dia?"
"Kim Jongin?"
"Mwoya... kenapa kau bisa langsung tahu?" Soojung berdecak, sedikit kecewa karena sahabatnya itu bisa langsung menebak. Padahal, banyak kandidat lain yang bisa menjadi kemungkinan.
Suzy terkekeh. Melangkah menuju kursinya dan meletakkan tas ke gantungan yang berada di pojok ruangan dekat dengan mejanya. "Sejujurnya, dia bertanya padaku bagaimana cara meluluhkanmu." ucap Suzy sambil berjalan menuju lemari besar dan mengambil satu dokumen dari dalam sana. Dia berbalik, melangkah ke arah Soojung kemudian memberikan dokumen yang diambilnya itu kepada wanita yang mengenakan setelan blazer dengan rok span hitam senada. "Kubilang kalau kau menyukai hal-hal spesial. Tapi aku tidak mengira kalau dia akan melakukan itu."
"Benar. Aneh kan?"
Suzy mengangguk. "Calon pengantin Jongin mungkin akan cemburu kalau tahu laki-laki itu sampai mengontak CEO TJS-nya langsung."
"Siapa yang peduli soal itu," Soojung mengedikkan bahu. "dia akan ke sini nanti siang. Aku penasaran seperti apa wajah calon pengantinnya itu."
"Biasanya kau tiba-tiba menjadi agen FBI kalau soal mencari orang. Tumben sekali..."
"Kebanyakan orang kaya lama tidak pernah masuk ke majalah bisnis apalagi artikel berita online, teman. Kau tahu hal-hal seperti itu bagi mereka tidaklah penting."
"Karena itu kau dan Jongin putus."
"Tepat." Soojung mengangguk. "Aku butuh publikasi, tetapi keluarganya sangat membenci itu. Kami tidak cocok, lalu aku menemukan Minhyuk. Aku sudah merasa kami benar-benar pasangan yang serasi sebelum semuanya terkuak."
Suzy menepuk pelan pundak Soojung menyemangati.
***
"Naeun, aku sedang sibuk."
"Oh ayolah, memang benar ya kata bibi Sunny kalau kau sudah punya kekasih?" Naeun menatap Myungsoo, mengulang pertanyaannya yang barusan. Dia jelas penasaran karena laki-laki yang amat sangat dingin kepada seluruh wanita—kecuali dirinya, mungkin?—tiba-tiba terdengar kabar kalau sedang mengencani seseorang. Dia jelas penasaran akan secantik apa orang itu sampai-sampai Myungsoo bisa mengajak wanita itu berkencan. Mendiang Ibunya Ella bahkan sangat cantik, namun Myungsoo sama sekali tidak menunjukan ketertarikan pada wanita itu hingga ajalnya menjemput. Makanya, Naeun sekarang sangat amat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...