18

1K 211 30
                                    

ELLA langsung berlari kecil sambil menggendong tas ransel berwarna merah muda kesayangnya saat melihat mobil milik Suzy di depan gerbang sekolahnya. Suasana hati Ella sedang baik sejak tadi pagi karena tahu kalau hari ini ibu akan menjemputnya pulang sekolah.

"Mwoya... calon ibu tirimu tidak bekerja ya? bagaimana bisa wanita karir menjemput ke sekolah di jam segini." komentar Eunbi yang sejak tadi menunggu di dalam post satpam, bersama teman kelompoknya.

Ella melirik, senyumannya langsung hilang. "Urus saja urusanmu sendiri."

"Dia pasti hanya menginginkan harta ayahmu. Dia hanya berpura-pura sekarang. aku bicara seperti ini karena kasihan denganmu, El."

"Kasihani saja dirimu sendiri."

"Mwo?" Eunbi melotot tak suka. Kedua tangannya mengepal di sisi kiri-kanan.

Ella menikmati pemandangannya sekarang. dengan membawa jari tangan memainkan ujung rambutnya, dia berkata. "Kudengar perusahaan tempat ayahmu bekerja sedang melakukan pemangkasan pegawai. Hati-hati saja mungkin ayahmu termasuk dalam kandidat yang akan kena PHK."

"Yya!"

"Kau ingin aku bilang ke ayahku supaya memasukan ayahmu ke perusahaan kami?"

"Kim Ella!"

"Umm okay, kurasa tidak." Ella tersenyum. Lalu, melambaikan tangan pada teman sekelasnya yang amat-sangat menjengkelkan itu sebelum melangkah pergi menuju mobil Suzy. "Chingu-deul, Annyeong!"

***




"Uh, anak kecil itu konsisten sekali menyebalkannya!" gerutu Ella sambil memasang sabuk pengaman. Wajahnya cemberut sambil memerhatikan Eunbi yang kini kelihatannya sedang menangis—melihat bagaimana kedua tangannya menutup wajahnya dengan teman-temannya yang mengerubungi sambil menepuk bahu gadis itu—di tempatnya tadi.

"Kalian bertengkar?"

"Tidak, eomma. Jangan khawatir." ucap Ella seraya mengulas senyumnya. Ella kemudian menambahkan. "Aku tidak ingin langsung pulang. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu sampai ayah pulang kerja."

"Tentu saja, sayang." Suzy tersenyum. "Tapi, tidak apa-apa kah kalau ikut aku ke Rumah Sakit?"

"Eomma sakit?"

Suzy menggeleng.

"Lalu?"

"Ada teman yang harus kutemui." jawab Suzy.

Ella ber-oh ria.

Mobil putih itu kemudian melaju membaur dengan mobil lainnya di jalan raya. Sementara Suzy berkutat dengan kepadatan lalu lintas di hari Jum'at yang rasanya tidak masuk akal. Ella sibuk memutar saluran radio mana yang menurutnya tidak membosankan. Suzy melirik gadis kecil itu sebentar, lalu senyuman terukir di wajahnya. Pikirannya mem-bell tentang masa kecilnya yang melakukan hal yang sama dengan yang Ella lakukan sekarang. Sementara ayahnya sedang menyetir membawa mereka menuju ke taman bermain, Suzy kecil sibuk mencari saluran radio yang menyetel lagu favoritnya—sedangkan ibu Suzy duduk di kursi belakang, mengalah untuk sang putri yang menyabotase bangku penumpang di depan.

Benar-benar hal kecil yang kini hanya bisa dirindukan...

"Eomma, kapan kau dan ayah menikah?"

"Hah?"

"Mwoya..." Ella menyipitkan mata. Tangannya berhenti memutar setelah menemukan saluran yang menurutnya tepat. Kali ini, fokus gadis kecil itu jatuh pada wanita dewasa di balik kemudi. "Jangan-jangan ayah belum melamar eomma kah?"

Girlfriend RentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang