21

1.4K 223 39
                                    

            PINTU rumah terbuka lebar bertepatan dengan langkah Suzy yang hampir mencapai ke sana. Dia sangat buru-buru karena harus ke apartemen dulu, mengganti pakaiannya yang sangat bukan sekali outfit ke kantor, dan juga dia belum merias wajahnya.

Ella yang—sangat tumben sekali menurut—tengah makan sarapan paginya, dengan berpakaian dress berwarna merah bata selutut beraksen brokat dibagian kerahnya nampak berjalan di belakang Suzy memegang roti berselai cokelat. Hari ini gadis kecil itu libur karena badannya masih hangat bekas sakit semalam dan kebetulan ini adalah akhir pekan. Padahal dia merasa sudah benar-benar pulih karena bundadari-nya sudah di sini, tapi Ella mengiakan saja saat Myungsoo mengatakan kalau hari ini Ella di rumah saja. Istirahat.

Yang terpenting Suzy eomma sudah datang menjenguk dan tidak menghabiskan malam dengan si Bian-Bian keponakan aunty Jung itu... batin Ella.

"Ella sayang!" Wanita setengah baya yang membuka pintu itu berseru heboh sambil melepas kacamata hitamnya. Dia melangkah setengah berlari dan langsung memeluk Ella yang kini berdiri di sebelah Suzy. Dengan erat.

"Halmoni..." Ella bergumam menatap bingung. "Kencang sekali, aku kesulitan bernapas. Kalau aku sampai kenapa-kenapa, siapa yang akan menjadi penerus Watermart coba?" lanjutnya.

Yeom Ah sadar, kemudian buru-buru melepas pelukannya. Kedua tangannya masih berada di sisi pundak sang cucu, menggoyang-goyangkan tubuh Ella sambil memeriksa. "Kau baik-baik saja? bagaimana bisa cucuku sampai sakit begini? Oh tuhan, halmoni sampai tidak bisa tidur semalaman."

"Aku bahkan tidak bisa menghubungi nomor Ibu." Kata Myungsoo.

Yeom Ah melirik anaknya itu sambil mendesis kesal. lalu, kembali menatap Ella. "Ella salah makan atau bagaimana?"

Gadis kecil itu diam. Dia tidak mungkin terang-terangan mengatakan kalau dia sengaja 'sakit' agar Suzy ke rumahnya. Neneknya pasti akan memaklumi, tapi Ayah dan calon ibu barunya bisa jadi tidak sependapat. Mereka berdua jelas akan marah besar kepadanya. No, no, no.

"Tidak ada," Ella menggeleng. Melirik Bibi Yoo yang mulai khawatir takut terkena marah—padahal jelas itu bukan salahnya—sebentar, lalu menatap Yeom Ah. "sepertinya aku sedang ingin sakit saja tadi malam."

Yeom Ah nampak belum sepenuhnya percaya. Kedua mata itu kemudian mendongak, dan Suzy tersenyum saat dua pasang mata itu saling tatap. "Terima kasih, Suzy, sudah menjaga Ella."

"Aku langsung merasa baikan saat tahu eomma di sini."

Suzy tersenyum. Rasa hangat yang menjalar ke sekujur tubuhnya saat tahu kalau dirinya dihargai... benar-benar sesuatu yang menghangatkan.

Yeom Ah berdiri, kedua matanya menemukan sesuatu menarik membuat sudut bibirnya terangkat. Yang kini sedang dikenakan oleh Suzy adalah baju milik putranya. Bagaimana Yeom Ah bisa tahu? tentu saja, karena baju itu adalah hadiah dari dia dan Ella saat Myungsoo ulang tahun tahun kemarin. Tapi, Yeom Ah jelas tak akan mengungkit, hal itu mungkin bisa membuat Suzy merasa malu.

Nanti dia akan menanyakan pada Ella dan beberapa pelayan di rumah ini, mengenai satu hal; kira-kira semalam kekasih anaknya itu tidur di mana?

"Kau sudah ingin pergi?" tanya Yeom Ah pada Suzy. Kedua matanya menatap tas yang dibawa Suzy dan paperbag entah berisi apa. kemungkinan adalah baju wanita itu.

Suzy mengangguk. "Aku masih harus bekerja hari ini."

"Bukankah biasanya libur?"

Suzy mengiakan. "Karena rekan kerjaku cuti ke Jepang, jadi aku yang handle di lapangan juga. Ada pesta pernikahan di Incheon."

Girlfriend RentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang