INI pasti akal-akalan Yeom Ah saja!Suzy menarik napas, menahan pikirannya agar tetap positive thinking dan tidak terlalu kesal. Baiklah, sepertinya kata kesal tidak cocok di sini karena memang sebenarnya Suzy sama sekali tidak keberatan kalau Ella dititipkan padanya. Iya, dia tidak keberatan jika Yeom Ah bahkan menyelesaikan acara makan siang mereka secara mendadak dan mengatakan kalau ia ada arisan hari ini. Acara arisan bulanan yang Suzy tahu bahwa itu pasti merupakan acara pamer kekayaan. Acara itu dimulai pukul tiga sore, dan Yeom Ah sangat amat lupa. Alhasil, Yeom Ah meminta tolong—lebih ke arah memaksa—agar Ella bersama Suzy. Karena Ella masih kecil, dan Suzy yakin kalau anak itu pasti bosan sebosan-bosannya jika ikut, akhirnya Suzy menyetujui.
Tapi...ini sudah pukul berapa coba?
Suzy mendesah. Langkahnya berhenti dan menoleh ke arah jam dinding yang menggantung tepat di atas rak TV.
Pukul 8.50 malam.
Ella sudah tidur di dalam kamar Suzy sejak sekitar tiga puluh menit yang lalu—setelah selesai menghabiskan segelas susu dan kelelahan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang super banyak. Gadis kecil itu jelas suka sekali bicara seperti neneknya. No debat.
Wanita dengan gaun tidur satin bermotif floral itu mengambil ponselnya, membuka pesan yang belum juga dibaca oleh Myungsoo. Perasaannya langsung campur aduk, mengira-ngira apakah ia membuat kesalahan pada laki-laki itu atau bagaimana, kenapa Myungsoo tidak juga membalas pesannya. Bukan hanya yang ini, bahkan pesannya satu minggu yang lalu pun!
Ini parah sekali sih... Suzy kesal. setidaknya, kalau laki-laki itu marah atau sudah tidak mau menemuinya, dia masih mau membalas karena ini kan menyangkut anaknya. Atau... kenapa dia tidak menyuruh orang kepercayaannya untuk menjemput Ella ke sini. Kasihan sekali, gadis kecil itu bahkan masih mengenakan pakaian tadi siang. Kalau tahu akan lama seperti ini, Suzy kan pasti akan membelikan gadis kecil itu pakaian ganti...
Suzy menggigit bibir bawahnya, berpikir untuk menelepon Myungsoo—atau Yeom Ah saja ya? iya, jika pesannya saja tidak dibalas, panggilan teleponnya otomatis tidak akan diangkat. Kalau seperti itu, menghubungi nenek Ella adalah hal yang paling benar. Wanita itu kemudian membuka log panggilannya dan menemukan nomor teratas yang tadi menghubunginya, ntah dari mana Yeom Ah bisa mendapatkan nomor ponselnya. Tapi, mengingat seberapa kaya keluarga Watermart tentu saja tidak sulit untuk mendapatkan nomor ponsel orang sepertinya.
Panggilan terhubung dengan dering tutt yang memenuhi telinganya kini. Suzy menunggu dengan sabar seraya melangkah mondar-mandir dari ujung ke ujung. Dia semakin gelisah kala panggilan itu berakhir dengan suara operator dan kemudian mati. Suzy menghela napas, sekali lagi menghubungi.
"Hallo?"
"Hallo Ny. Kim." Suzy tidak bisa untuk tidak menghela napas lega saat panggilan keduanya itu diangkat dalam dering kedua.
"Suzy? Ya, ada apa?"
"Itu... Ella."
"Iya." Suara Yeom Ah terdengar mengantuk.
Jangan-jangan wanita setengah baya ini sudah tidur dan dia mengganggu. Tiba-tiba perasaan tak enak mulai melingkupi Suzy.
"Dia masih dirumahku."
"Oh... Myungsoo belum menjemput?"
Kenapa Yeom Ah sesantai ini menanggapi kalimatnya coba? Suzy mengerutkan dahi.
"Sejujurnya dia bahkan tidak membalas pesanku, Ny. Kim."
"Tadi aku sudah bilang pada asistennya kalau Ella sedang bersamamu. Mereka sepertinya memang sedang hectic hari ini. Coba kau telepon Myungsoo lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...