DIA bukannya tidak memerhatikan. Berulang kali matanya melirik pada wanita yang duduk di kursi penumpang di sebelahnya yang terlihat begitu gelisah itu. Myungsoo jadi ikutan gelisah, pikirannya mulai dipenuhi dengan praduga-praduga yang tak jelas. Bagaimana kalau ternyata seseorang yang ada di rumah sakit ini adalah... suami Suzy?
Tidak.
Na jelas dan tentu saja sudah tahu dan memberitahunya jika wanita cantik di sampingnya ini sudah punya suami. Dan... tidak mungkin Suzy membuka jasa sebagai kekasih sewaan seperti ini.
Yang satu itu jelas bukan.
Myungsoo menoleh sekali lagi saat terdengar helaan napas dari wanita di sebelahnya. Kali ini mobil yang dikendarainya sedang berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Entah kenapa jalanan Seoul hari ini mendadak ramai dan macet, mungkin karena ini weekend. Semua orang memutuskan untuk bepergian dengan keluarga atau orang terkasih mereka, menghabiskan waktu hingga petang. Seperti yang sedang ia lakukan.
"Jalanan begitu macet, tidak biasanya." Suara Suzy terdengar. Sepertinya keheningan yang sekarang hadir memang harus dihilangkan.
Myungsoo mengangguk. "Semua orang memilih untuk keluar saat weekend."
"Mm," Suzy mengangguk. Lalu, menoleh kepada Myungsoo dan Ella dengan bergantian. "Maafkan aku karena merusak hari ini."
"Tidak, Suzy. Kau tidak merusaknya."
"Benar. Eomma jangan khawatir, aku sebenarnya sudah lelah dan ingin pulang," karena crush-ku juga sudah akan pulang... tambah Ella dalam hati.
"Padahal masih ada permainan yang belum kau coba..."
"Tidak apa-apa, Ibu." Ella tersenyum. "Kita bisa melakukan hal ini berulang kali tiap weekend, bukan?"
Suzy terbatuk. Lalu, tersenyum sedikit dipaksakan. Dia bahkan tidak yakin soal ini, sepertinya ada kesalahan di sini. Myungsoo dan dirinya harus mulai membahas soal yang satu ini. Karena Suzy sama sekali tidak menginginkan jika Ella terluka akibat kebohongan yang telah mereka lakukan.
Tidak... dia bahkan tidak tega.
"Ng... Myungsoo?" panggil Suzy dengan suara pelan. Mencoba agar Ella di bangku belakang tidak mencuri dengar.
"Ya?" Myungsoo melirik sebentar, sebelum fokus kembali menyetir saat lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau. Mengikuti mobil di depannya yang sudah mulai melaju satu persatu.
"Kurasa kita perlu membahas sesuatu nanti. Bagaimana kalau Ella diantar ke rumah orang tua-mu dulu?"
Myungsoo melirik melalui rare-mirror melihat Ella yang sedang menatap keluar dengan telinga tersumpal airpods. Lalu, menatap Suzy. "Siapa yang akan kau temui di Rumah Sakit?"
"Oh?" Suzy mengerjap. Tidak mengira jika pertanyaannya malah dibalas pertanyaan lain. Suzy memainkan kuku tangannya dengan gelisah, menghitung sampai tiga—apakah dia perlu memberitahu soal ini atau tidak—dan akhirnya memutuskan. "Jimin."
"Siapa?" ada ketegangan dalam suara Myungsoo. Dan Suzy dapat merasakannya, namun karena bingung kenapa, Suzy mencoba mengabaikan.
Kepala Suzy menunduk. Pertanyaan ini jelas teramat sangat berat, dia bahkan tidak tahu status Jimin sekarang ada di mana.
Teman kah?
Kekasih kah?
Atau... hanya seseorang yang ia kenal?
"Dia..."
"Baiklah, aku mengerti. Lain kali kita bahas soal yang kau ingin bahas itu." Myungsoo tersenyum. Memotong kalimat Suzy dengan cepat. Sejujurnya dia bahkan tidak kuat jika harus mendengar itu dari mulut Suzy langsung. Sial, seharusnya dia tahu jika Suzy sudah punya kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Rent
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Sewa jasa pacar bayaran adalah side-job Suzy. "Apa yang terja...