29. Saling Menutupi

3K 502 184
                                    

Rajin update bener ya asem
.
.
.
.
.

Kirana menatap pemandangan kota Jogja dari balkon hotelnya dengan tatapan kosong. Indahnya kota Jogja pada malam hari seolah tak membuat hati Kirana kagum. Justru hatinya kini diliputi perasaan yang cenderung negatif. Ketakutan, bersalah, sedih, dan khawatir. Sejak kembali dari rumah sakit beberapa jam yang lalu setelah memeriksakan diri karena Kirana menemukan sesuatu yang aneh di celana dalamnya, wanita itu berubah menjadi pendiam. Kirana mendapatkan kabar yang membuatnya terkejut bukan main. Jantungnya seolah berhenti berdetak kala itu, dunianya seperti hancur dan berubah menjadi gelap. Benar dugaannya, jika itu adalah sebuah janin. Dokter menyatakan jika Kirana keguguran dalam usia kandungan menginjak lima minggu karena faktor kelelahan dan stress berlebih.

Jelas Kirana kaget bukan main. Dia sama sekali tidak merasakan gejala-gejala seperti seseorang yang sedang hamil selama ini. Bahkan dia dan Jaehyun sempat melakukan hubungan badan beberapa hari yang lalu. Hanya saja dia memang sudah telat datang bulan lebih dari satu bulan ini, tapi Kirana tidak mengambil pusing karena dia memang biasa seperti itu. Terlebih setiap kali berhubungan badan, Kirana dan Jaehyun akan selalu menggunakan alat kontrasepsi dan tidak pernah melupakannya. Entah itu berupa balon haram atau pil. Tapi ternyata itu semua tak menjamin jika Kirana tidak akan hamil. Jika Tuhan sudah ingin memberi, pasti diberi. Namun sepertinya Tuhan hanya menitipkan pemberian itu dalam waktu yang sangat singkat pada Kirana dan Jaehyun.

Harusnya Kirana senang dengan kabar kegugurannya, karena dia sendiri tidak ingin memiliki anak dengan Jaehyun dalam pernikahan mereka. Tapi justru Kirana merasakan sedih yang teramat mendalam. Dia juga merasa gagal sebagai seorang ibu karena tidak tahu jika dirinya sedang mengandung tetapi tiba-tiba dikabarkan bahwa dirinya keguguran. "Kirana, di sini dingin." Kenio melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Kirana. Pria itu sejak tadi hanya diam memperhatikan Kirana dari belakang. Kenio sudah tahu semuanya, karena dia yang menemani Kirana selama di rumah sakit. Dia juga yang mengantar Kirana pulang ke hotel.

Kirana menoleh. Dia menatap Kenio. "Jangan bilang apa-apa soal keguguran aku ke orang-orang Ken. Termasuk Jaehyun dan Kiara."

"Tapi bukannya Jaehyun harus tahu?"

Kirana menggeleng. "Lebih baik gak ada yang tahu soal ini. Lagipula aku gak mau nambah pikiran Jaehyun yang udah cukup pusing dengan masalah kantornya. Aku juga gak mau bikin orang tua aku kecewa. Jadi tolong tutup mulut kamu."

Kenio mengangguk paham. "Waktu kamu diperiksa tadi, aku dapat kabar tentang Jaehyun dari temen aku."

"Gimana sama Jaehyun?" tanya Kirana penasaran.

"Jaehyun baik-baik aja Ran. Dia gak terluka sedikitpun. Cuma udah dua hari ini Jaehyun selalu stay di kantor."

Kirana merasa sedikit lega mendengarnya. Setidaknya dia tahu jika Jaehyun tidak terluka dan baik-baik saja meski Kirana tahu pasti pikiran Jaehyun sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu kapan pulang ke Jakarta?" tanya Kenio.

"Besok pagi aku pulang. Kamu sendiri kenapa bisa ada di sini Ken?"

"Aku emang sering datang ke Jogja. Karena makam orang tuaku dua-duanya ada di sini. Dan lusa aku baru pulang. Tapi apa kamu baik-baik aja pulang ke Jakarta sendiri? Atau mau aku temani?"

Kirana menggeleng. Dia memaksakan untuk tersenyum meski hatinya terluka. "Aku gak apa-apa. Aku bisa pulang ke Jakarta sendiri. Makasih ya Ken, kamu udah bantu aku selama aku di sini. Inget, cuma kamu yang tahu soal keguguran aku."

Nikah, Yuk! [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang