Malem malem gini ada yang baca gak ya?!
.
.
.
.
.Semalaman Kirana tidak keluar dari kamarnya, membuat para sahabatnya kini mengkhawatirkan kondisi Kirana. Apalagi wanita itu menolak saat diajak sarapan bersama pagi ini. Viona sendiri merasa jika ada yang aneh pada Kirana semenjak kedatangan Jaehyun ke vila Mavin kemarin sore. Tapi Viona tidak ingin berspekulasi yang macam-macam mengenai sahabatnya.
"Mas Jaehyun?" Viona yang sedang duduk di teras vila dengan ditemani teh hangat buatannya, melihat Jaehyun datang dengan membawa sesuatu di tangannya.
Kening Jaehyun mengernyit. Dia tahu jika wanita yang baru saja memanggilnya adalah sahabat Kirana, tapi Jaehyun lupa siapa namanya. Paham dengan ekspresi yang Jaehyun tunjukkan, Viona terkekeh pelan. "Gue Viona," ujar Viona.
Jaehyun mengangguk paham. "Kirana ada di dalem?"
Viona mengangguk. "Ada. Dari semalem dia gak mau keluar kamar. Tadi pagi aja di suruh sarapan dia gak mau."
Jaehyun menghela napas mendengarnya. Dia tahu pasti Kirana bersikap demikian karena kejadian semalam. Dan pagi ini Jaehyun datang untuk meminta maaf pada istrinya setelah mengumpulkan keberanian sejak semalam. Apa keberanian itu sudah mencapai seratus persen? Jelas belum. Jaehyun rasa hanya lima puluh persen keberaniannya untuk menghadap Kirana setelah apa yang dia lakukan pada wanita itu. Tapi Jaehyun tak ingin menghindari apalagi sampai menunda meminta maaf pada Kirana, karena Jaehyun pikir jika semakin lama dia menghindari Kirana, pasti Kirana akan semakin marah atau bahkan membencinya. Jaehyun tak mau itu terjadi.
"Saya masuk dulu." Jaehyun masuk ke dalam vila dan langsung menuju lantai dua, tempat Kirana berada. Saat Jaehyun akan mengetuk pintu kamar Kirana, secara bersamaan wanita itu membuka pintu kamarnya. Melihat keberadaan Jaehyun di depannya, Kirana segera menutup pintu kamarnya kembali. Namun tangan Jaehyun menahan daun pintunya terlebih dahulu. "Kirana.."
Kirana menatap Jaehyun dengan tatapan jijik dan penuh kebencian. Tak ada kehangatan dan senyum seperti yang biasa Kirana tunjukkan pada suaminya. Mendapatkan tatapan seperti itu, Jaehyun tahu jika kesalahannya sangat fatal, hingga membuat Kirana menatapnya seolah-olah Jaehyun penjahat yang tidak punya hati.
"Cie cie ada yang di susulin nih pagi-pagi!" Ica datang dengan membawa sekotak coklat, membuat Kirana dan Jaehyun mengalihkan pandangan mereka pada wanita berkuncir kuda tersebut. Ica dengan santainya meraih paperbag yang berada di genggaman Jaehyun lalu membukanya. "Waduh Ran, dibawain sarapan nih sama Om kaya. Ada bubur, roti, salep luka?" Kening Ica mengernyit melihat salep luka yang dibawa Jaehyun. Namun pria itu segera merebut paperbagnya kembali dan menyembunyikannya di belakang punggung.
Kirana menghela napasnya melihat Ica. Sahabatnya memang tidak pernah tahu situasi dan kondisi. "Ca mau ngapain lo ke sini? Bukannya gue udah bilang gak mau ketemu siapa-siapa hari ini?" tanya Kirana.
Ica mendengkus. Dia memberikan kotak coklat yang dibawanya pada Kirana. "Biar mood lo balik lagi. Habisin nih semua. Liburan kok ngomel-ngomel mulu? Cepet tua tahu rasa lo!" Ica melirik Jaehyun. "Urusin nih Om kaya istrinya, dari semalem gak jelas banget. Kurang belaian kali." Setelah mengatakan hal itu, Ica meninggalkan Jaehyun dan Kirana berdua. Dan saat Jaehyun lengah, Kirana dengan cepat menutup pintu kamarnya kembali dan menguncinya dari dalam.
"Kirana." Jaehyun mengetuk-ngetuk pintu kamar Kirana, berharap Kirana akan membukanya. Tapi tidak berhasil. Meski sudah memanggil sampai puluhan kali, Kirana tak mengindahkan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah, Yuk! [END✔]
FanficKetika Jaehyun diajak menikah oleh seorang wanita yang lima belas tahun lebih muda darinya