69. Kakak

2.7K 514 160
                                    

Double update!
.
.
.
.
.

"Om banun(Om bangun)!" Kin memukul-mukul wajah Jaehyun yang masih tertidur lelap. Namun sang Papa masih saja tertidur pulas dan seolah tak terganggu oleh suara Kin. Kesal karena tak mendapatkan respon apa-apa selama beberapa menit, Kin memutuskan untuk menggigit pipi Jaehyun yang membuat pria itu berteriak kesakitan dan langsung terduduk.

"Nduuuut!" kesal Jaehyun sambil mengusap-ngusap pipinya yang terasa sakit. Gigi Kin tidak main-main jika sudah menggigit sesuatu. "Kenapa pipi Papa kamu gigit heh?!"

"Om ndak banun(Om gak bangun)," kata Kin.

"Papa Ndut, bukan Om. Kalau Om itu ya Om Cecen, Om Ken, Om Wisnu. Kalau Papa ya Papa, jangan kamu panggil Om."

"Mama Kilana pandil Papa Om(Mama Kirana panggil Papa Om)."

"Mamamu itu gak boleh diikutin. Awas ya kalau Abang panggil Papa pakai Om lagi, Papa jewer kupingnya."

Kin mengangguk-nganggukkan kepalanya lucu.

"Mama mana?" tanya Jaehyun celingukan mencari keberadaan Kirana. Dia bangun lebih siang hari ini karena weekend.

"Es cama Kakak(Les sama Kakak)." Kirana memang sudah membuka bimbel di rumahnya sejak seminggu yang lalu. Bimbel yang dia lakukan gratis dan tanpa dipungut biaya sepeserpun. Karena niat Kirana adalah untuk membantu sesama dan berbagi ilmu, bukan karena uang semata. Untuk jadwal bimbelnya dilaksanakan seminggu tiga kali. Hari Kamis, Jumat, dan Minggu. Jika hari Kamis dan Jumat dilakukan dari pukul tiga sore sampai lima sore, maka di hari Minggu dari pukul sembilan pagi sampai jam sebelas siang.

Kirana memiliki sepuluh murid yang kebanyakan dari mereka adalah teman kelas Anika. Selama mengajar, Kirana tidak pernah merasakan lelah sedikitpun, padahal di perutnya dia membawa dua bayi yang sampai detik ini baik Kirana dan Jaehyun tidak tahu apa jenis kelamin calon anak-anak mereka. Keduanya sepakat meminta dokter untuk tidak memberitahu jenis kelamin calon anak-anak mereka.

"Terus kamu ngapain Ndut gigit-gigit pipi Papa?"

"Kin eek Pa," kata Kin polos. "Kin alu ke Mama, da Kakak(Kin malu ke Mama. Ada Kakak)."

Jaehyun tertawa. Meski masih kecil, sikap Kin terkadang seperti orang dewasa. Dia bisa gengsi dan malu. "Yaudah ayo kita bersihin." Jaehyun membawa Kin ke kamar mandi untuk dibersihkan. Sedangkan di lantai satu, Kirana tengah menjelaskan suatu materi pada murid-muridnya. Di saat sedang menjelaskan, fokus Kirana terbagi kala melihat salah satu murid perempuannya yang duduk di paling ujung tengah memegangi perutnya seperti menahan sesuatu.

"Jihan kenapa?" tanya Kirana, membuat Jihan kini menjadi pusat perhatian teman-temannya yang lain.

Jihan tersenyum. Dia menggeleng. "Gak apa-apa Kak Kirana."

"Beneran?" tanya Kirana memastikan.

Jihan mengangguk. "Iya beneran."

"Oke. Kalau gitu kita lanjut lagi ya." Kirana sebetulnya tidak percaya dengan perkataan Jihan, anak itu jelas seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Sampai akhirnya, ketika jam bimbel sudah berakhir dan satu persatu murid mulai pulang, Kirana menahan tangan Jihan yang akan keluar dari rumah. "Jihan, kamu beneran gak apa-apa? Muka kamu pucet lho," tanya Kirana ketika hanya ada dirinya dan Jihan.

Nikah, Yuk! [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang