.
.
.
.
.Setelah mandi dan membersihkan diri, Kirana beserta Jaehyun turun untuk makan malam. Tidak ada orang di dapur, karena ini sudah pukul sebelas malam. Namun tak lama, Bi Nah asisten rumah tangga Jaehyun keluar dari kamarnya dan berniat menghangatkan makan malam untuk majikannya. Tapi Jaehyun segera melarangnya. Dia meminta Bi Nah untuk istirahat saja karena hari sudah malam. "Biar Kirana aja yang angetin makanannya. Bi Nah tidur aja ya," kata Jaehyun. Dia tidak tega membiarkan wanita yang seumuran dengan Ibunya kerja selarut ini.
Bi Nah melihat Kirana yang berdiri di sebelah Jaehyun. "Gak apa-apa nyonya?" tanyanya pada Kirana.
"Eh jangan panggil nyonya Bi," ujar Kirana. "Saya masih muda hehe. Baru dua puluh tahun. Saya juga gak mau dipertuankan. Panggil Kirana aja gak apa-apa."
Bi Nah menggeleng. Tidak mungkin dia memanggil majikannya langsung dengan nama. Dulu saat baru bekerja dengan Jaehyun juga, pria itu menolak dipanggil tuan oleh Bi Nah. Jaehyun melakukan hal yang sama dengan Kirana, meminta Bi Nah untuk langsung memanggilnya dengan nama. Tapi karena Bi Nah segan, akhirnya dia memanggil Jaehyun dengan sebutan Mas Jaehyun agar tetap sopan. "Kalau nyonya gak mau dipanggil nyonya, saya panggil Mbak Kirana gak apa-apa?" tanya Bi Nah yang langsung dibalas anggukan semangat oleh Kirana.
"Iya gak apa-apa. Yaudah, Bi Nah istirahat sana. Biar saya yang urus soal makanannya," kata Kirana.
Bi Nah tersenyum. Bersyukur sekali dia karena Jaehyun yang sudah dia anggap seperti anak sendiri mendapatkan istri yang juga baik seperti Kirana. "Saya seneng, Mas Jaehyun bisa dapet istri sebaik Mbak Kirana. Semoga hubungan Mas sama Mbak awet sampai Kakek Nenek." Kirana mengulas senyumnya sebagai respon. "Kalau gitu saya istirahat dulu ya Mas, Mbak." Bi Nah kembali ke kamarnya setelah berpamitan. Menyisakan Jaehyun dan Kirana berdua di dapur.
Sepeninggalnya Bi Nah, Jaehyun bergerak memasukkan masakan yang sebelumnya sudah di masak oleh Ibunya dan Bi Nah ke dalam oven untuk di hangatkan. Dia juga menyalakan kompor untuk menghangatkan sop ayam yang berada di dalam panci. Memang, awalnya Jaehyun mengatakan pada Bi Nah jika Kirana yang akan mengurus soal makan malam, tapi nyatanya yang justru sibuk adalah Jaehyun. Sedangkan Kirana memilih duduk di kursi sambil mencemili permen jelly. Jika sedang datang bulan seperti ini, Kirana akan banyak makan. Ada saja yang dikunyah oleh mulut kecilnya itu.
"Lho Jaehyun? Lagi apa?" Nindya masuk ke dapur sambil membawa gelas kosong. Melihat itu, buru-buru Kirana bangun dari duduknya dan berpindah ke samping Jaehyun.
"Eh Ibu belum tidur?" tanya Jaehyun.
"Belum. Masih nungguin Ayahmu yang lagi ngerjain kerjaan kantor di kamar. Kalian baru mau makan?"
Jaehyun mengangguk. Dia merengkuh pinggang Kirana yang membuat si wanita sedikit kaget karena terlalu tiba-tiba. "Iya, Jaehyun lagi nemenin Kirana angetin makanan." Jaehyun tidak mungkin membiarkan Ibunya tahu jika Kirana tidak bisa melakukan banyak pekerjaan rumah layaknya istri-istri idaman di luar sana. Jaehyun suaminya, jadi dia rasa sudah seharusnya suami menyembunyikan kekurangan istrinya dari orang lain, termasuk orang tuanya sendiri. Toh Jaehyun tidak terlalu mempermasalahkan soal Kirana yang tidak bisa memasak dan membersihkan rumah.
Nindya tersenyum. "Yaudah kalau gitu Ibu tinggal dulu ya. Ke sini cuma mau isi air aja. Ayahmu haus katanya." Setelah mengisi gelasnya dengan air, Nindya kembali ke kamar tamu. Besok malam dia dan suaminya baru akan pulang ke Solo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah, Yuk! [END✔]
Fiksi PenggemarKetika Jaehyun diajak menikah oleh seorang wanita yang lima belas tahun lebih muda darinya