Ciee yang nungguin dari pagi. Baru ilang bentar aja udah nyariin
.
.
.
.
."Mama, Abang!" Jaehyun melambai seraya berlari kecil menghampiri Kirana dan Kin yang sudah menunggu kepulangannya di bandara. Alih-alih kegirangan melihat sang Papa pulang, Kin justru bersembunyi di belakang Kirana dan memeluk kaki wanita itu erat ketika Jaehyun semakin dekat. "Aku pulang, Mam." Jaehyun memeluk Kirana, lalu mendaratkan kecupan singkat di kening istrinya.
"Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Kirana.
Jaehyun menggeleng. "Enggak, tenang aja." Dia kemudian beralih pada putranya. Jaehyun berjongkok dan mencoba menarik Kin ke depan, namun anak itu semakin erat memegang kaki Kirana. "Abang kenapa ngumpet gitu hei?"
"Ndak au Papa. Mama ndong (Gak mau Papa. Mama gendong)," pinta Kin.
"Kok gitu? Katanya Abang kangen Papa," kata Kirana. "Ini yang minta jemput Papa ke bandara siapa? Kan Abang. Sana, peluk Papanya." Sebenarnya Kirana sama sekali tidak berniat menjemput Jaehyun di bandara, dia malas. Tahu kan bagaimana jika Kirana sudah malas? Keluar kamarpun dia enggan. Tapi Kin terus merengek dan meminta Kirana untuk menjemput Jaehyun di bandara. Alhasil Kirana terpaksa menuruti kemauan putranya agar Kin berhenti merengek yang membuat Kirana pusing sendiri.
"Tahu nih, jadi kangen Papa apa enggak? Gak Papa kasih lho mainannya." Jaehyun menimpali.
"Ndak," sahut Kin.
Jaehyun mendengkus. "Masih kecil udah gengsian. Yaudah, Papa kasih ke Kakak Bulan aja ya mainannya."
Kin menggeleng. "Ndak Papa. Angan acih Kakak Ulan (Gak Papa. Jangan kasih Kakak Bulan)."
"Kalau gitu cium dulu dong Papanya," kata Jaehyun seraya menekan-nekan pipinya sendiri. Kin akhirnya mendekat pada Jaehyun, dan mendaratkan kecupan singkat namun manis untuk sang Papa. Jaehyun tersenyum, dia lalu menggendong Kin dan menciumi wajah putranya dengan gemas. Sebenarnya jika dibandingkan dengan Kirana, Jaehyun lebih merindukan Kin ketimbang istrinya tersebut. Tidak melihat Kin seharian saja rasanya Jaehyun sudah sangat rindu. Apalagi semakin hari tingkah Kin semakin ada saja yang membuat Jaehyun selalu ingin cepat-cepat pulang dan menemui putranya.
"Papa dah (Papa udah)," ujar Kin seraya mendorong wajah Jaehyun agar berhenti menciuminya.
"Iya udah. Yuk kita pulang! Atau mau makan di luar dulu Mam?" tanya Jaehyun pada Kirana.
Kirana menggeleng. "Lagi mager. Pulang aja ya Mas. Lagian Bi Nah udah masak."
Jaehyun mengangguk paham. "Pak Agus, tolong bawain koper saya ya," titahnya pada Pak Agus yang mengantar Kirana dan Kin ke bandara karena wanita itu terlalu malas untuk menyetir mobil. Di perjalanan pulang, Jaehyun memberikan mobil-mobilan yang sengaja dia beli di Singapura pada Kin. Dia tahu jika putranya sangat menyukai mainan yang satu ini. Jaehyun memang sangat suka memanjakan Kin.
Berbeda dengan Kirana yang langsung mengeluh begitu tahu jika Jaehyun membelikan Kin mobil-mobilan. "Yah, kok mobil-mobilan lagi? Mobil-mobilan Kin udah banyak banget Mas. Numpuk tuh di kamarnya. Kenapa gak yang lain?" tanya Kirana.
"Anaknya suka mobil-mobilan. Masa harus aku beliin barbie, Mam?"
"Ya gak gitu juga sayang. Maksudnya kan banyak mainan yang lain. Atau gak beliin mainan yang bisa mengedukasi Kin gitu lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah, Yuk! [END✔]
FanfictionKetika Jaehyun diajak menikah oleh seorang wanita yang lima belas tahun lebih muda darinya