Yah asem ngegantungnya kurang lama nih
.
.
.
.
."Yaampun den Kin kenapa?" Bi Nah kaget kala berpapasan dengan Jaehyun yang sedang menggendong Kin dan akan menaiki anak tangga dalam keadaan basah kuyup.
Jaehyun memberikan Kin yang masih tersedu-sedu pada Bi Nah. "Tolong gantiin bajunya Kin, Bi," titah Jaehyun tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh asisten rumah tangganya. Dengan langkah tergesa dan dipenuhi oleh amarah, Jaehyun naik ke lantai atas kemudian membanting pintu kamarnya dengan sangat keras hingga membuat Kirana yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya terkejut bukan main.
"Mas k-kamu udah pulang?" tanya Kirana tergagap sambil cepat-cepat menutup laptopnya karena dia tahu Jaehyun tidak akan menyukainya jika Kirana membawa pekerjaan kantor ke rumah.
"Kin mana?" tanya Jaehyun.
"Kin ada kok di kas--lho Kin?" Kirana kebingungan saat tidak melihat Kin di atas kasur. Hanya ada beberapa mainan putranya yang tertinggal di sana. "Kayaknya dia ke kamarnya deh Mas. Sebentar aku cari." Baru saja Kirana akan melangkah, tangannya di tahan Jaehyun.
"Keterlaluan kamu Ran," kata Jaehyun seraya menghempaskan tangan Kirana. "Kamu bahkan gak sadar lihat aku masuk kamar dalam keadaan basah kuyup gini?" Kirana memperhatikan pakaian suaminya, dia baru menyadari jika Jaehyun basah kuyup. Mungkin jika Jaehyun tidak bertanya demikian, sepertinya Kirana tidak akan menyadarinya.
"Kamu kehujanan?" tanya Kirana dengan polosnya.
"Kirana!" bentak Jaehyun. "Kamu bikin anak kita hampir mati! Kamu gak tahu apa yang barusan terjadi sama Kin! Dia hampir mati Kirana!"
"Mas maksud kamu apa?" tanya Kirana kebingungan. "Kin dimana?"
Jaehyun menghela napasnya kasar. "Apa yang kamu lakuin hah? Bawa kerjaan kantor ke rumah lagi? Aku sering bilang apa sama kamu? Jangan bawa kerjaan kantor ke rumah! Karena aku gak mau anak kita di telantarin gitu aja sama kamu. Di luar sana." Jaehyun menunjuk keluar pintu. "Kin kecebur ke kolam renang tanpa ada yang tahu. Kamu bayangin, kalau aku telat satu detik aja buat nolongin dia, apa yang bakal terjadi? Aku hancur Kirana, aku bakal hancur karena harus kehilangan Kin!"
Kirana terkejut mendengarnya. Tubuhnya mendadak lemas. Dia kembali lalai untuk kali ke dua. "Sekarang Kin dimana Mas? Aku mau ketemu dia." Kirana akan meninggalkan kamar. Tapi lagi-lagi Jaehyun menahannya. "Mas lepasin. Aku mau ketemu Kin." Kirana merasakan cengkraman Jaehyun pada pergelangan tangannya semakin kuat hingga membuat dirinya meringis kesakitan.
"Aku belum selesai ngomong," tegas Jaehyun. "Sekarang aku tanya sama kamu, lebih penting mana Kin sama kerjaan kamu itu?"
"Lepas dulu Mas, ini sakit," pinta Kirana. Matanya berkaca-kaca karena menahan sakit di tangannya. Jaehyun kemudian melepaskan tangan istrinya.
"Jawab aku," kata Jaehyun tak memperdulikan Kirana yang masih kesakitan.
"Jelas lebih penting Kin," kata Kirana akhirnya.
"Oh ya?" Jaehyun tertawa meremehkan. "Tapi kenyataannya, Kin celaka dua kali gara-gara kerjaan kamu itu. Bukan, aku bukan menyalahkan apa pekerjaan kamu, tapi aku menyayangkan gimana sikap kamu yang berubah terhadap anak kita semenjak kamu kerja. Kamu acuh sama Kin, marah-marah sama dia, bahkan kamu gak sadar kalau anak kamu keluar dari kamar. Padahal jelas-jelas kamu ada di ruangan yang sama kayak dia. Gak habir pikir aku Ran sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah, Yuk! [END✔]
Fiksi PenggemarKetika Jaehyun diajak menikah oleh seorang wanita yang lima belas tahun lebih muda darinya