Seru banget asli bacain dugaan kalian tentang JaeRan. Coba kira-kira ada yang bener gak nih teorinya?
.
.
.
.
."Kamu beneran gak inget aku?" tanya Kirana sekali lagi. Berharap jika dirinya hanya salah dengar.
Jaehyun kembali mengangguk, membuat Kirana seperti hilang harapan. Tak lama Nindya dan Gunawan menyusul. Melihat putranya, Nindya langsung memeluk Jaehyun erat. "Kamu kenapa gak pulang-pulang sih Jae?" tanya Nindya seraya melepaskan pelukannya. Dengan wajah bingungnya, Jaehyun hanya terdiam. Membuat Nindya ikut kebingungan dan akhirnya melirik Kirana.
Kirana memegang pundak ibu mertuanya. Dia lalu menggeleng pelan. "Mas Jaehyun lupa ingatan, Bu..." lirih Kirana.
"Apa?" Nindya kaget. Sangat kaget. Dia tak pernah mengharapkan ini, putranya sendiri lupa dengannya. Jika hati Kirana sakit karena Jaehyun telah melupakannya, maka hati Nindya jauh lebih sakit. Selama puluhan tahun ini dirinya yang membesarkan Jaehyun, tapi hanya dalam satu hari, putranya telah melupakannya.
"Tante Nindya? Om Gunawan?" Ke empat orang yang berdiri di depan kamar hotel itu menoleh kompak ke sumber suara. Mereka melihat Maudy tengah berjalan di lorong dan menghampiri mereka. Belum sampai dua detik Maudy berdiri di hadapan orang tua Jaehyun, Nindya langsung menamparnya dengan keras. Hingga membuat paperbag yang Maudy bawah jatuh dan menumpahkan isinya yang ternyata berupa makanan dan minuman.
"Kamu apain anak saya sampai lupa ingatan Maudy?!" bentak Nindya. Matanya menatap nyalang pada Maudy.
Gunawan memegangi bahu istrinya. "Bu, sabar. Kita bisa omongin baik-baik soal ini."
Sambil memegangi pipinya yang terasa panas sekaligus perih, Maudy menatap Nindya. "Om bener Tante, saya bakal jelasin yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya kita masuk dulu aja ke kamar Jaehyun."
Akhirnya ke lima orang itu berkumpul di dalam kamar Jaehyun. Dengan tatapan bingungnya, Jaehyun memperhatikan orang-orang yang berada di sekelilingnya. Tidak ada yang dia kenal kecuali Maudy. Dan saat tatapan Jaehyun berhenti pada Kirana, wanita itu membalas tatapannya. Aneh, Jaehyun tidak mengenali Kirana, tapi rasanya dia seperti mengenali wanita tersebut.
"Cepat jelaskan Maudy. Gimana bisa Jaehyun gak inget sama Tante, Om, bahkan istrinya sendiri," desak Nindya. "Kamu gak dengan sengaja membuat Jaehyun lupa ingatan kan?"
Maudy menggeleng cepat. "Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya sama Om, Tante, dan kamu juga Kirana." Kirana mengalihkan pandangannya dari Jaehyun pada Maudy saat wanita itu menyebut namanya. "Saya salah karena selama sebulan ini saya menyembunyikan Jaehyun dari kalian. Saya ngelakuin ini karena saya takut untuk menghadapi kalian setelah apa yang menimpa Jaehyun dan saya selama di Jerman. Tante tahu Ryan kan?" tanya Maudy.
Nindya mengangguk.
Maudy mulai menceritakan yang sebenarnya terjadi pada keluarga Jaehyun. Pada tanggal tujuh belas, saat Jaehyun berada di luar kota untuk pekerjaan, dia mendapatkan email masuk di laptopnya. Pengirimnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Maudy. Wanita itu meminta Jaehyun untuk menemaninya mencari Ryan yang ternyata sudah hilang sejak di hari ulang tahun Maudy. Jadi saat Maudy mengatakan bahwa Ryan berada di Milan kala itu hanyalah sebuah kebohongan. Karena Maudy sendiri tidak tahu dimana keberadaan tunangannya. Hingga akhirnya Maudy mendapatkan kabar bahwa sebenarnya Ryan berada di Jerman. Lalu kenapa Maudy meminta Jaehyun melalui email, karena Maudy sudah hapal betul dengan kebiasaan Jaehyun yang jarang membuka ponselnya saat sedang sibuk bekerja. Apalagi jika menurut Jaehyun panggilan telepon itu tidak penting, maka Jaehyun tidak akan mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah, Yuk! [END✔]
Fiksi PenggemarKetika Jaehyun diajak menikah oleh seorang wanita yang lima belas tahun lebih muda darinya