62. Ambigu

3.4K 569 296
                                    

Ngakak banget bacain komen, dua chapter sebelumnya pada kesel sama Kirana, sekarang kesel sama Mas Aji wakakakakakk

Sebelum mulai, asem kasih yang manis manis dulu. Anak Papa yang ngewarisin lesung pipi Papanya ni,

.
.
.
.
.

Tangan Kirana melayang dengan keras di pipi kiri suaminya. Napas wanita itu naik turun dengan cepat, emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi terhadap Jaehyun setelah mendengar respon yang diberikan pria itu. Respon yang menurut Kirana sangat jahat, bukan hanya untuknya, tetapi janin-janin yang berada di dalam kandungannya. "Jahat lo Jaehyun." Mata Kirana memanas, air matanya tidak bisa dicegah lagi untuk segera turun. "Jangan mentang-mentang gue pembunuh, lo bisa nyuruh gue seenaknya buat ngebunuh anak-anak gue! Iya gue udah ngaku berulang kali kalau Kin hampir mati gara-gara gue. Dan lo berhak marah karena itu. Tapi bukan berarti lo harus menelantarkan anak-anak kita yang lagi gue kandung. Mereka gak salah apa-apa, mereka gak tahu apa-apa soal orang tuanya. Tapi kenapa harus mereka yang jadi korban hah?!"

Kirana mendorong pelan bahu Jaehyun dengan jari telunjuknya. "Tanpa lo sadar, lo berusaha jadi pembunuh."

Jaehyun terdiam. Dia melihat mata Kirana tepat di maniknya. Tatapan yang Kirana berikan, mengingatkan Jaehyun akan kejadian di Bali bertahun-tahun lalu saat dirinya mencoba menyetubuhi Kirana secara paksa, wanita itu menatapnya dengan penuh kebencian dan rasa jijik. Benar-benar sama.

Kirana mengatur napasnya. Dia menyeka air matanya sendiri dengan kasar. "Dari kemarin, aku diam tiap kali kamu menyinggung soal kematian anak kita yang pertama. Tapi apa kamu tahu Mas? Aku sakit. Sakit banget. Hampir tiap waktu aku di hantui sama rasa bersalah karena gak bisa ngejaga anak kita dengan baik sampai bikin dia meninggal. Tiap napas yang aku keluarin terasa berat. Sampai pernah terlintas di benak aku untuk ngelakuin bunuh diri. Tapi aku berusaha nahan itu semua dan ngebuang jauh-jauh soal niat jelek itu. Karena apa? Karena aku punya kamu dan Kin. Aku yakin kamu bisa bantu aku bangkit dari keterpurukan aku, tapi apa yang justru terjadi? Kamu bikin aku semakin down. Aku hamil, yang aku kandung ini anak kamu, bukan anak orang lain. Tapi apa yang kamu bilang? Aborsi? Semudah itu kamu nyuruh aku aborsi?"

Kirana menarik tangan Jaehyun dan menempelkan telapak tangan besar itu di atas perutnya. "Di sini ada darah daging kamu, adiknya Kin. Tega kamu ngebiarin mereka mati?" Kirana melepaskan tangan suaminya. "Aku tahu maksud kamu nyuruh aborsi itu karena gak mau ngeliat adik-adiknya Kin kesusahan kayak Kakaknya. Tapi apa bedanya pelaku aborsi sama seorang pembunuh? Kamu kecewa, aku paham. Tapi kali ini kamu udah keterlaluan Mas. Aku gak bisa nerima. Kalau kamu emang gak mau nerima anak-anak ini gak apa-apa, aku gak masalah. Aku bakal buktiin sama kamu, kalau aku bisa ngebesarin mereka dengan baik tanpa bantuan kamu."

Nikah, Yuk! [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang