43. Ancaman

3.2K 514 153
                                    

HOLAAAAAAA!!

JANGAN LUPA VOMENTNYA, KALAU BISA KOMEN SESUAI ISI HEHEHE. KALAU ENGGA JUGA GAPAPA KOOOKK

ENJOY!
.
.
.
.
.

"Kamu tahu kalau kamu lagi hamil dari kapan Mam?"

Jaehyun dan Kirana kini tengah berbaring di kasur dengan posisi saling berpelukan setelah makan malam tadi. Tangan Jaehyun tak berhenti mengusap perut Kirana. Dia masih tidak menyangka jika di perut istrinya sekarang ada calon buah hati mereka yang selama ini mereka nantikan. Jaehyun sangat bersyukur, karena tidak lama setelah dirinya dan Kirana kehilangan calon anak mereka yang pertama, Tuhan kembali mempercayakan mereka. Dan Jaehyun harap, pada kehamilan Kirana kali ini tidak ada masalah seperti sebelumnya.

"Baru dua hari yang lalu, pas kamu berangkat ke luar kota. Kan waktu itu aku lagi rapat di kampus, terus aku ngerasa mual banget pas cium bau bakso yang Ica bawa, padahal itu bakso merecon favorit aku. Nah tiba-tiba anak panitia lain nyeletuk, hamil kali lo Ran. Aku langsung mikir, masa iya? Terus pas aku cek tanggal, ternyata bener dong aku udah hampir dua bulan telat haid. Buru-buru deh tuh pulang dari kampus aku ke dokter kandungan. Dan ya bener, aku hamil," jelas Kirana. "Karena waktu itu posisinya kamu lagi di luar kota dan sebentar lagi kita anniv, jadi aku niatnya mau kasih tahu kamu soal kehamilan aku pas kamu pulang aja. Sekaligus buat hadiah ulang tahun pernikahan kita."

"Tahu gak perasaan aku pas baca tulisan kamu di kamar mandi? Aku gak paham sama sekali sama maksudnya, aku juga mikir paling kamu lagi gabut aja pas nyikat gigi. Jadi coret-coret cermin deh. Eh pas aku baca lagi, rahang aku rasanya kayak mau lepas. Kaget banget."

Kirana terkekeh. "Cie yang mau jadi Papa. Seneng gak?"

"Bangetlah. Kalau bisa, aku teriak ke seluruh dunia dan bilang sama mereka kalau sebentar lagi aku jadi Papa."

"Lebai ah," cibir Kirana.

"Lho gak lebai dong? Justru itu tandanya aku beneran seneeeeeenggggg banget." Jaehyun lalu sedikit turun ke bawah dan menempelkan telinganya di atas perut Kirana. "Sayang, kata orang kamu baru bisa denger ketika usia kamu empat bulan di rahim Mama, tapi Papa akan ajak kamu ngobrol mulai sekarang. Supaya pas kamu lahir nanti, Papa jadi orang pertama yang kamu kenal. Iya gak?" Jaehyun terdiam, seolah menanti jawaban sang anak yang padahal belum genap tiga bulan berada di rahim Kirana.

"Enggak," sahut Kirana. "Mama yang bakal jadi orang pertama yang dikenal kamu."

"Mam jangan ganggu aku sama jagoan ah. Kita lagi ngobrol antar lelaki."

Sebelah alis Kirana terangkat. "Antar lelaki? Tahu dari mana kamu kalau calon anak kita laki-laki?"

Jaehyun menggedikan bahunya. "Feeling aja sih."

"Yah si Om ngandelin feeling. Kalau gitu mah, gue juga bisa kali."

"Mama, jangan ngomong aneh-aneh ya. Nanti jagoan denger. Gimana coba kalau pas dia gede nanti malah manggil Papanya ini Om terus pakai gue elo?"

"Keren dong."

Detik itu juga jidat Kirana mendapat sentilan dari Jaehyun. Wanita itu memang suka sekali berbicara sembarangan dan tak pernah berpikir panjang lagi. Dan Jaehyunlah yang sering menjadi korban dari keceplas-ceplosan mulut Kirana. "Sakit ih Mas," protes Kirana.

Nikah, Yuk! [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang