Siangggg. Pada bobo ya?!
.
.
.
.
.Semenjak kejadian pembullyan yang di alami oleh Jihan, baik Kirana maupun Jaehyun benar-benar protektif kepada putri mereka. Jaehyun bahkan langsung memindahkan Jihan ke sekolah lain beberapa hari setelah para pelaku yang membully Jihan diringkus polisi. Beberapa orang tua dari pelaku pembullyan, sempat meminta Jaehyun untuk menyudahi perkara dan tidak melanjutkannya di jalur hukum. Tetapi Jaehyun menolak, bukannya dia ingin membalas dendam pada pelaku yang telah memperlakukan Jihan dengan kejam. Hanya saja Jaehyun ingin para pelaku tersebut belajar menerima konsekuensi atas perbuatan mereka agar di lain hari tidak ada korban lain setelah putrinya.
Di sekolah yang baru, Jihan merasa lebih bahagia karena dia bisa mendapatkan banyak teman. Tidak ada yang memperlakukan dirinya dengan kurang ajar, semua murid di sekolah barunya sangat menyenangkan. Saking nyamannya di sekolah yang baru, Jihan sampai tidak menyangka jika sudah dua tahun dia lewati dan sebentar lagi dirinya akan lulus dari bangku sekolah menengah pertama. "Kakak udah nemu SMA yang cocok belum?" tanya Kirana dengan mata yang memejam, dirinya sedang menikmati pijatan yang diberikan oleh terapis.
Kirana dan Jihan kini berada di tempat spa karena hari ini adalah weekend, di mana Jaehyun yang mendapatkan giliran untuk menjaga tiga anak lelakinya di rumah. Setiap akhir pekan tiba, Kirana memang menyempatkan waktunya yang sedikit untuk memanjakan dirinya sendiri. Entah itu dengan spa, pergi ke salon, berbelanja, bertemu dengan teman-temannya, atau sekedar menonton di bioskop. Dan Jaehyun tidak melarang istrinya untuk melakukan semua itu, justru dialah yang mendorong Kirana untuk beristirahat setidaknya dalam satu hari tersebut dia tidak perlu memikirkan hal lain, dan fokus mengistirahatkan diri setelah seminggu penuh mengurus anak-anak.
"Udah sih Mam. Tahu SMA Mahkota Bangsa gak?"
Kirana membuka matanya, dia melihat putrinya. "Tahu banget lah. Itu mah bekas SMA Mama."
"Beneran Mam?!" tanya Jihan tak percaya.
Kirana mengangguk. "Iya. Yaudah Kak, masuk situ aja. Cowoknya ganteng-ganteng. Ya contohnya Om Mavin. Dia tuh walau gesrek, mukanya oke kan?"
Jihan tersenyum jahil. "Mama ngomongin Om Mavin gini, kalau Papa tahu cemburu gak ya..?"
Kirana kembali memejamkan matanya. "Gak bakal. Ada juga Mama yang cemburu karena Om Mavin sama Papa kamu itu makin ngada-ngada aja kelakuannya. Untung cuma bercandaan, kalau sampai kebablasan beneran, Mama ruqyah itu si Papa."
Jika Kirana dan Jihan sedang menikmati waktu senggang mereka dengan melakukan spa serta massage, maka Jaehyun juga menikmati waktu tidur siangnya tanpa sadar jika ketiga putranya tengah mencoret-coret wajahnya menggunakan spidol milik Kin. Di bawah kepempinan sang abang, Kala dan Jinan mencoret-coret masing-masing pipi kiri dan kanan Jaehyun. Sedangkan Kin mewarnai kening Jaehyun. "Kala, warnain lagi pakai yang ini," titah Kin seraya menyodorkan spidol berwarna merah. Kin tidak lagi cadel, dia sudah pintar berbicara mengingat umurnya kini sudah menginjak empat tahun. Kin juga tergolong anak yang pandai dan perkembangannya sangat cepat.
"Anti Papa anun imana(Nanti Papa bangun gimana)?" tanya Jinan.
"Nanti kita ngumpet," ujar Kin.
Belum sempat mereka bersembunyi seperti rencana Kin, Jaehyun lebih dulu bangun membuat Kin, Kala, dan Jinan terkejut. Melihat ketiga putranya berada di dekatnya, Jaehyun tersenyum. "Kalian udah bangun?" tanya Jaehyun. Seingatnya dia tertidur setelah memastikan jika ketiga anak lelakinya sudah tertidur tadi, yang tanpa Jaehyun ketahui jika Kin, Kala, dan Jinan hanya berpura-pura tertidur saat mereka di keloni sang papa dan kembali bangun ketika Jaehyun tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah, Yuk! [END✔]
FanfictionKetika Jaehyun diajak menikah oleh seorang wanita yang lima belas tahun lebih muda darinya