9. Kenapa, ya?

171 39 5
                                    

apa emoji yang sedang menggambarkan perasaan kamu sekarang?

komen👉🏻👉🏻

Hari ini, Bulan mendesak Bintang agar belajar bersama materi untuk olim yang diadakan beberapa hari ke depan.

Sebenarnya, Bintang menolak karena merasa kurang enak badan. Namun, setelah Bulan berpikir dan menyarankan untuk belajar di rumah Bintang, Bintang langsung menyetujuinya.

Sekarang, dengan rok kuning pastel selutut, dan kaos garis-garis hitam putih Bulan sudah duduk di ruang tamu dengan banyaknya buku yang menemani.

Sekitar dua puluh menit yang lalu, Bintang berpamitan kembali ke kamarnya untuk mandi. Namun, hingga sekarang dirinya juga belum kembali menemani Bulan.

Bulan sendiri yakin, jika lelaki itu tak mungkin akan menghabiskan banyak waktu untuk mandi selama ini.

Karena kesal tuan rumah tak kunjung kembali, Bulan berdiri pergi mencari letak kamar Bintang dengan pandangan meneliti seisi rumah.

"Lo ngapain?" tanya seseorang mengejutkan dari belakang tubuh Bulan. Yang tak lain dan tak bukan, dia adalah Bintang.

Bulan sedikit terkejut karena suara menginstruksikan itu. Ia berbalik badan dan mendapati Bintang dengan wajah lemas nya.

"Lo udah mandi?" tanya Bulan yang mengamati penampilan manusia di depannya ini dari bawah sampai atas.

Bintang menggeleng. "Gue cuman cuci muka. Dingin."

"Dingin?" beo Bulan. Karena seharusnya jam 9 pagi air nya sudah tidak dingin lagi kan?

"Ck. Udah, lupain. Lagian gue gak bau, kan?" Bintang menggiring Bulan untuk kembali ke ruang tamu.

"Wajah lo kok pucat, sih?"

"Lo kok tumben banyak omong, sih?"

Bulan langsung diam saat Bintang balik bertanya. Ia sendiri juga baru sadar, kenapa hari ini dirinya terasa berbeda. Tidak cuek seperti biasanya, apalagi dengan Bintang.

Wajah Bintang memang terlihat pucat, tapi bukankah Bulan tak perlu sekhawatir itu?

Bulan siapa Bintang?

Bintang siapa Bulan?

Setelah duduk di atas karpet berbulu berwarna abu-abu, keduanya sama-sama membuka buku masing-masing. Mulai belajar. Membaca, memahami, dan mulai mengerjakan latihan-latihan soal.

Ditengah-tengah fokusnya terhadap deretan soal. Bulan menoleh ke kanan kiri, mencari penghapus yang telah ia keluarkan dari tempat pensil.

"Lo nyari ini?" ujar Bintang tiba-tiba. Ia menunjukkan sebuah penghapus berwarna hitam yang dibalas anggukan oleh sang pemilik.

Saat ingin meraih benda kecil itu dari tangan Bintang, bukannya mendapatkan apa yang ia mau, tangan kedua remaja itu justru saling bertaut dengan tatapan mata yang menghangat.

Bintang melempar benda kecil itu menjauh dari tubuh Bulan. Ia semakin merapatkan diri dengan Bulan yang ada tepat di depannya. Tangannya terangkat, membingkai wajah manis gadis itu dan menatapnya hangat.

"Bin-tang?" gumam Bulan. Agak terkejut dengan tingkah Tom yang satu ini.

"Kenapa, hm?" ujar Bintang. Mengamati wajah manis gadis di depannya ini tanpa berkedip sama sekali.

Suasana tiba-tiba jadi mencengkeram. Tatapan hangat dari keduanya membuat zona nyaman tercipta dalam diri satu sama lain.

"Eem?" Bulan menaikan salah satu alisnya, mencoba memasang wajah biasa saja. Walaupun sejujurnya, dibalik wajah B aja nya itu jantungnya sedang berperang. Berdetak cepat.

Patrick and SabitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang