tolong tandai kalo ada typoo
happy reading!
***
Pukul setengah sembilan malam, Bulan mendapatkan pesan dari pemilik kos bahwa tadi ada paket yang datang. Padahal, Bulan merasa tak memesan barang apapun dari toko manapun. Karena penasaran, Bulan pun akhirnya memutuskan keluar dan menghampiri rumah pemilik kos yang letaknya tak jauh dari bangunan kos untuk mengambil paket itu.
Kebingungan gadis itu bertambah disaat ia membuka kotak paket sebesar kotak sepatu yang dibawanya.
Dengan duduk bersila di atas kasur, Bulan meraih sebuah kertas permainan ular tangga yang ada di dalam kotak itu. Dan sebuah kotak kecil besi yang bersandi.
"Ini apaan, sih?" ujar Bulan penuh bingung mengamati dua barang tersebut.
"Sepuluh?" ujar Bulan yang mendapati kertas ular tangga di petak nomor 10 di coret-coret. Coretan-coretan itu menyebabkan gambar ujung ekor ular jadi tertutup.
"Siapa sih yang ngirim barang-barang ini?" Bulan kebingungan. Pasalnya, di paket itu tak tertera nama pengirimnya, hanya tertera tulisan saja bahwa paket itu untuk Bulan.
Bulan meletakkan kertas ular tangganya di atas boks paket tadi, kini giliran ia mengamati kotak besi kecil berwarna abu-abu silver yang tadi juga ada di dalam paket.
"Empat digit?" ujar Bulan yang melihat banyaknya digit yang harus dimasukkan agar kotak itu terbuka.
"Ini orang mau teror gue?"
"Perasaan gue gak pernah cari masalah, deh."
Karena rasa penasaran Bulan sangat tinggi untuk membuka kotak itu, Bulan memutuskan untuk mencari Google. Bertanya apa arti dari gambar ekor ular yang terpotong. Di salah satu website, Bulan menemukan bahwa arti 'Mimpi' ekor ular yang terpotong memiliki dua arti tersendiri, yakni kebaikan dan yang satunya lagi sisi negatif.
Bulan akhirnya mencoba memasukkan angka-angka random pada kunci kotak kecil itu. Namun, kotak kecil itu tak kunjung terbuka.
"Kalau iya ada yang mau teror gue, berarti besok-besoknya gue bakalan dapet kayak gini lagi." Bulan terdiam, melihat kertas petak ular tangga serta kotak kecil itu secara seksama.
"Tidur aja, lah." Karena hari yang semakin larut, akhirnya Bulan memutuskan untuk tidur. Ia menyimpan isi paket-paket tadi di atas meja belajarnya.
***
"Lo kalau serius, di segerakan," nasihat Devan.
Malam-malam, pintu rumahnya diketuk oleh Bintang, membuat laki-laki yang niatnya akan tidur itu jadi mengurungkan diri dan mempersilahkan Bintang masuk.
"Lo kalau ngomong gampang," balas Bintang menyahuti ucapan Devan. Ia datang kemari untuk meminta saran tentang perasaannya terhadap gadis yang akhir-akhir ini memenuhi isi otaknya.
"Gampang lah, orang ada hasilnya," jawab Devan dengan senyum devilnya.
"Ana mah memang udah suka sama lo dulu. Lah gue?" ucap Bintang menunjuk dirinya sendiri. "Setiap ketemu aja gue diusir mulu, anjir."
"Karena lo resek!"
Bintang mendengus. Posisinya yang tengah tertidur terlentang dengan tangan yang memeluk erat bantal milik Devan di kasur cowok itu membuatnya memandang tanpa halangan atap kamar dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Makannya cepat jadian, ribet lo." Devan melempar sebuah kaos putih polos yang baru saja ia ambil dari dalam lemari kepada Bintang. Rencananya, Bintang akan menginap dirumahnya malam ini, tapi cowok itu malah tak membawa baju ganti, ia hanya membawa seragam untuk besok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patrick and Sabit
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] "Fiks, no debat. Lo pacar gue, Bulan Anastasia." "Heh, ngaco ya lo!!!" Bulan Anastasia, gadis cantik yang selama 10 tahun terakhir ini menyibukkan diri untuk mencari sahabat kecilnya. Hingga tak sadar jika sifatnya b...