uda makan belom?
ntar swipe up lagi ya diakhir bab.. duoble up kok
***
Pulang sekolah, Bintang tak langsung pulang ke rumahnya, ia bermain basket sebentar dengan Devan di rumah cowok itu, lalu meminta tolong Devan agar mengantarkannya ke bengkel untuk mengambil mobil karena beberapa hari lalu mobilnya butuh beberapa perbaikan, dan menitipkan sepeda motornya di rumah Devan, lalu pulang dengan mengendarai mobilnya sendiri. Di tengah perjalanan, Bintang mampir sebentar ke salah satu toko perlengkapan olahraga untuk membeli bola basket baru karena bola basketnya yang lama itu telah dikempeskan oleh Bulan. Bintang membelinya sekarang karena sebelum-sebelumnya ia sibuk mengurus turnamen serta olimpiade.
Barulah setelah selesai melakukan transaksi, Bintang melanjutkan perjalan pulang ke rumahnya.
Ia cukup letih untuk kegiatan yang di jalaninya hari ini.
Setelah sampai rumah, Bintang memarkirkan mobilnya di dalam garasi, membawa tas sekolah serta bola basket barunya ke dalam rumah. Berhenti sesaat saat mendengar adanya aktivitas di area dapur, Bintang pun memutuskan ke sana untuk mengecek sebentar.
Kedua orang tua Bintang dan kakaknya sedang duduk dan makan bersama di meja makan, terlihat sekali jika mereka bertiga sangat harmonis.
Bintang tersenyum kecil melihatnya, ingin rasanya ia ikut duduk di sana dan bercanda ria seperti apa yang ia lihat di depannya sekarang, tapi niat itu selalu Bintang urungkan ketika mengingat seberapa tak sukanya orang tuanya terhadap dirinya.
Bintang menaikan kedua alisnya, lalu menghembuskan napas panjang guna menguatkan serta menenangkan dirinya sendiri.
Berbalik badan dan berniat meninggalkan area dapur, tapi tertunda saat kakaknya menyadari kehadiran Bintang yang sedari tadi mengintip jadi memanggilnya.
Bintang yang dipanggil kembali membalikkan badan, sekarang ia menyembulkan seluruh tubuhnya karena sebelumnya Bintang hanya mengintip.
"Gak makan?" tanya kakak Bintang yang bernama Asa itu.
Bintang menaikan satu alisnya sebentar, lalu menatap kedua orang tua nya sebentar yang nampak tak peduli.
"Gampang. Gue nanti aja," jawab Bintang.
Asa menggeleng, ia menggerakkan satu jarinya untuk mengisyaratkan agar Bintang mendekat. "Setidaknya lo duduk dulu sini, kita ngobrol bentar."
Bintang akhirnya menurut, ia duduk di samping sang kakak, tepat di hadapan ayahnya, dan meletakan bola dan tasnya di bawah kursi yang ia pakai.
"Ngapain kamu ngajakin dia duduk semeja sama kita, Sa?" tanya Mama dengan judes. Ia melirik Bintang dengan sinis, lalu kembali melanjutkan makannya.
Bintang yang mendengarnya jadi berdiri, bersiap meninggalkan meja makan karena malas tapi tangannya di tahan oleh Asa yang menyuruhnya kembali duduk. Dengan hati yang terasa dirobek karena perkataan Mamanya, Bintang akhirnya kembali duduk karena paksaan Asa.
"Bintang, kan, juga bagian keluarga kita, Ma," jawab Asa. Berdiri sebentar untuk menuangkan air putih ke dalam gelas kosong, lalu memberikannya kepada Bintang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Patrick and Sabit
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum membaca] "Fiks, no debat. Lo pacar gue, Bulan Anastasia." "Heh, ngaco ya lo!!!" Bulan Anastasia, gadis cantik yang selama 10 tahun terakhir ini menyibukkan diri untuk mencari sahabat kecilnya. Hingga tak sadar jika sifatnya b...