o0o
Ellara sadar dirinya menjadi pusat perhatian, tapi bagimana ya karena untuk sekarang haram hukumnya jika menunduk disaat Ellara punya segalanya, Ellara tertawa keras dalam hati.
Rasa-rasanya menjadi sombong adalah hal yang wajib atas segala hal yang dimilikinya kini. Ellara sadar segala hal yang dia punya membuatnya ingin terus pamer sana-sini, jadi akhirnya Ellara hanya berjalan angkuh dan mengabaikan seluruh pasang mata yang kini menatapnya. Tubuh Ellara sepertinya juga ahli, entah mungkin karena ini memang sifat asli tubuh barunya atau bukan tetapi Ellara begitu percaya diri seolah-olah dia memang sudah terbiasa.
Ellara sendiri jadi pusat perhatian bukan tanpa alasan, tadi karena tidak tahu dimana lahan parkir, Ellara main terobos saja dan hampir memarkirkan mobilnya di dekat lapangan upacara, untung saja para pengawalnya dengan sigap memberitahunya dimana arah parkiran. Jadi, Ellara tidak perlu menahan malu karena aksi bodohnya.
Dan juga ada satu kesalahan fatal Ellara pagi ini, karena Ellara justru datang terlambat. Jadi, mari menjalani hukuman Ellara anak yang baik.
Ellara berjalan ke depan lapangan, ikut berbaris di depan lapangan upacara dengan anak bermasalah lainnya. Meski panas matahari seolah membakar kulit putihnya, tapi Ellara tidak gentar. Ternyata, kembali ke masa SMA menyenangkan juga.
Berbeda dengan Ellara, semua warga sekolah yang menyaksikan Ellara seolah dibuat tidak percaya di buatnya. Semenjak bersekolah disini baru kali ini Ellara mengikuti upacara, dan hei anak setan itu berani menerima hukuman?
Sulit dipercaya, bahkan saat MOS pun Ellara adalah satu-satunya murid baru yang menolak di orientasi dan bertingkah seperti putri. Tidak ada satu pun yang berani pada Ellara. Karena Ellara adalah pemilik sekolah ini, sekali mengusik Ellara maka menderitalah selamanya nasib mereka.
Mereka berani natap gue! Awas aja gue colok satu-satu mata mereka, biar buta sekalian! Batin Ellara kesal. Ternyata ditatap lama-lama membuatnya risih juga.
Upacara berjalan dengan khidmat tidak ada satu pun suara yang keluar dari mulut murid-murid, membuat Ellara kagum. Berbeda dengan di dunianya dulu, karena justru sebagian besar murid-murid di dunianya dulu lebih senang bergosif, ada pula yang diam-diam makan, dan ada juga yang pura-pura pingsan. Pokokna beraneka ragam, rasa, kebiasaan, dan lainnya.
Ellara memandang seluruh gedung sekolah barunya ini, benar-benar luar biasa. Sepertinya di dunia barunya ini Indonesia adalah negara maju yang sangat maju malah. Ellara mengusap peluh di dahinya, ternyata panas sekali lama-lama berdiri di depan lapangan. Matahari langsung menyorotinya membuat pandangan mata Ellara lama-lama mulai menggelap.
Fatamorgana sialan!
Ellara hampir memaki di dalam hati ketika merasakan bahwa kesadarannya mulai goyah, hingga tiba-tiba sebuah tangan menahan bahunya yang hampir limbung. Ellara mengerjap ketika cahaya matahari kembali memasuki penglihatannya.
Ellara mengerjapkan matanya berulang-ulang, jantung Ellara juga berdetak cepat, apakah barusan dia terjebak dalam 'proses pingsan'?
ELLARA SIALAN LEMAH BANGET ELAH!
"Ellara, kamu tidak apa-apa? Kamu barusan hampir pingsan. Ayo kita ke UKS, kamu pucat sekali."
Ellara menatap siswi berseragam PMR yang menahan bahunya dan kini menatapnya penuh khawatir.
"Gue gak papa," ucap Ellara lalu menjauh, hingga pegangan siswi tadi pada bahunya terlepas.
![](https://img.wattpad.com/cover/263508850-288-k902249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess
Teen FictionKyla mati, lalu hidup kembali. Bukan sulap apalagi sihir Kyla tiba-tiba saja masuk kedalam tubuh Ellara. Salah satu tokoh fiksi dalam novel. Tokoh antagonis, yang ditakdirkan untuk mati di akhir cerita. "Jika pada akhirnya ditakdirkan untuk mati, k...