07 - Malapetaka Di Luar Nalar

29.6K 3.4K 129
                                    

o0o

Lazeon tahu Ellara tengah merencanakan sesuatu, tingkah lakunya sejak terakhir kali Lazeon menghubunginya begitu mencurigakan.

Biar Lazeon jelaskan seberapa mengganggunya seorang Ellara Estelle dalam hidupnya. Pertama, tiada hari tanpa ocehan Ellara, setiap hari setiap jam Ellara akan membombardirnya dengan ratusan pesan tidak berguna, meneleponnya setiap kali Lazeon tidak membalas pesannya, bahkan sering kali nekad datang kemana pun Lazeon berada.

Ellara itu benalu, dia selalu mengganggu harinya.

Dan yang kedua, Ellara selalu menganggu siapapun perempuan yang dekat dengan Lazeon, sekalipun itu adalah temannya, bahkan kakak perempuan Ganesa yang sudah Lazeon anggap kakaknya sendiri pun akan Ellara ganggu, intinya siapapun orang itu asalkan berjenis kelamin perempuan maka Ellara akan mengganggunya. Ellara akan menggunakan seribu satu cara agar hubungan Lazeon dengan orang tersebut berakhir tanpa pandang bulu. Yang paling sadis adalah keposesifan Ellara semakin mendarah daging. Terutama sejak munculnya Amanda, jika dulu Ellara hanya mengandalkan mulut sebagai serangan, sekarang Ellara juga mengandalkan fisiknya. Dia akan menyiksa siapapun yang mendekati Lazeon. Ellara berubah menjadi monster dan Lazeon semakin membencinya.

Lazeon terkekeh, lalu menghisap rokoknya dalam-dalam sebelum membuangnya ke tong sampah. Memandang pintu ruang UKS yang masih terkunci rapat, dengan tatapan tajam. Entah apa yang terjadi Ellara justru melarikan diri saat di kantin tadi, meninggalkan ketiga temannya.

Lazeon sadar kebenciannya begitu besar kepada Ellara, bukan karena ada dendam, kebencian itu datang karena Ellara sendiri. Sifatnya yang begitu penuh keburukan, membuat Lazeon tanpa sadar telah membencinya.

Andai pertunangan itu tidak ada, andai rasa cinta di hati Ellara itu tidak ada, maka Lazeon pastikan rasa benci itu jelaslah tidak akan pernah ada. Bagiamanpun, keluarga mereka begitu dekat, Lazeon mengenal Ellara sejak saat masih kecil sekali.

Mereka selalu bersama-sama, selalu satu sekolah, satu kelas, bahkan satu meja bersama. Lazeon menganggap Ellara adalah adik kesayangannya, seseorang yang mesti dilindunginya. Namun, sejak mereka beranjak remaja dan keposesifan Ellara perlahan mulai muncul. Semua berantakan.

Hidup Lazeon berantakan, karena permintaan dari keluarga Ellara yang dinilai tidak masuk akal--sebuah pertunangan. Sedang Lazeon tentu tidak punya kuasa untuk menolak, meskipun dia tidak menginginkannya.

Lazeon mengetuk keras pintu UKS. "Masih gak mau keluar? Serius, mau mati?!"

Sudah beberapa jam berlalu, hampir semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Teman-teman Ellara pun sudah Lazeon usir tadi karena hanya menggangu pendengarannya, omong-omong teman Ellara begitu berisik, membuat polusi telinga saja.

Kembali ke Ellara hingga saat ini Ellara masih tidak keluar dari UKS, entah berapa lama lagi, Ellara bisa bertahan di dalam sana. Tunggu saja hingga kesabaran Zeon perlahan habis.

"Ellara buruan keluar, atau gue tinggal?! Heran jadi manusia kok nyusahin terus!" Lazeon hampir-hampir mendobrak pintu UKS andai Lazeon tidak mencoba bersabar. Berkali-kali mengusap dadanya, Ellara semakin hari semakin menyebalkan saja.

Keinginannya untuk meninggalkan Ellara begitu besar, tapi Lazeon tidak bisa meninggalkan Ellara begitu saja. Sedari pagi Mira terus menghubunginya dan memberinya amanah untuk menjaga Ellara, dan mengingatkan Ellara untuk sarapan.

Hah, emangnya Ellara bayi? Memangnya Lazeon babysitter Ellara?

Tanggung jawab sialan! Mira juga salah menitipkan Ellara pada Lazeon, bahkan tadi pagi Lazeon lah yang membuat Ellara pingsan karena mendorongnya. Lalu gara-gara dirinya juga tadi Ellara tidak makan hingga meninggalkan dua mangkuk baksonya.

The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang