24 - Sepenggal Kisah

21.1K 2.3K 624
                                    

o0o


kyla Anatasya (2026)

"RAJENDRA!"

"BERHENTI BERTERIAK PADA PAMANMU SENDIRI!"

BUGH!

Satu pukulan mengenai pipi Kyla, tubuh Kyla terpental menabrak tembok.

"KAU BUKAN PAMANKU!" teriak Kyla dengan napas memburu, cengkraman pada gunting ditangannya makin menguat. Wajahnya merah padam dengan luka lebam baru, matanya menatap tajam orang itu, seorang paman yang sayangnya tidak pantas dipanggil paman.

Pria itu mengangkat sebuah meja lalu membantingnya ke atas tubuh Kyla. Napas Kyla terhenti sesaat.

"SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG JANGAN MENYAKITI WANITAKU!"

kyla tertawa mendengar itu, Kyla meradang.

"Sudah berapa kali juga aku bilang, jangan membawa jalang-jalangmu kerumahku, sialan!" tegas Kyla lalu berdiri dengan sempoyongan, merintih saat tubuhnya seolah hampir mati rasa.

Pria itu semakin kalap, satu pukulan hampir mengenai wajahnya kembali namun tertahan karena perempuan lain datang dan memeluk pria itu dari belakang.

"Sudah, Mas. Tenang ada aku disini, aku gak papa sungguh." tahan perempuan itu dengan tangisan.

Kyla meludah jijik.

"Dasar medusa,"

Tanpa perlu memandang dua kali Kyla berlalu menuju kamarnya. Pandangan Kyla jatuh pada gunting ditangannya. Memangnya apa salahnya? Kyla hanya menduguli rambut indah milik perempuan itu. Tapi, pria sialan itu justru memukulinya membabi buta.

Pria itu terlalu egois, terlalu senang berkhayal, bertingkah seolah memiliki segalanya. Cih, tidak tahu malu.

Kyla memandang wajahnya didepan cermin, wajahnya begitu babak belur, lebam baru hampir memenuhi seluruh pipi dan matanya.

Kyla meringis, wajahnya begitu mengerikan. Mana pantas seorang gadis berpenampilan seperti itu.

"Make up gak bakalan bisa nutupin lebam ini." cicit Kyla nelangsa.

Kyla melepas ikat rambutnya, membiarkan rambut sebahunya bernapas.

"Dasar cewek setan!"

"Dasar Rajendra iblis!"

Amarah Kyla belum sepenuhnya hilang, dia masih ingin marah dan menghajar perempuan itu. Perempuan yang satu bulan ini selalu datang kerumahnya menemui Rajendra. Mungkin, biasanya Kyla akan bersikap acuh. Tapi, perempuan itu benar-benar sudah melewati batasan. Kyla menemukan perempuan itu berada didalam kamarnya dan mencoba semua barang-barangnya. Kyla benar-benar tidak bisa menerimanya.

Perlahan Kyla melepaskan pakaiannya, memandang punggungnya di cermin, yang sekarang dipenuhi memar. Seharusnya Kyla sudah terbiasa, penyiksaan ini sudah sering Kyla dapatkan.

"Gue bales lo, brengsek!"

Rongga dada Kyla terasa sesak. Memandang bergantian seluruh luka ditubuhnya.

Seharusnya Kyla tidak mendapatkan ini semua. Andai masih ada orangtuanya pasti Rajendra tidak akan berani melakukan hal gila ini.

"Pengecut,"

Kyla mengusap air matanya yang tidak dapat terbendung lagi, menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu terisak keras.

Mengapa harus Kyla yang hidup seperti ini? Mengapa Kyla yang harus menanggung seluruh akibat ini, akibat yang dinamakan takdir?

The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang