18 - Lubang Hitam

19.9K 2.7K 447
                                    

o0o

Jika ditanya siapa orang paling sabar di dunia, maka Mira adalah jawabannya.

Entah berapa ratus kali Mira mendapatkan tatapan tajam bahkan kata-kata kasar dari mulut Ellara, tapi ibu tirinya itu tidak kapok dan terus perhatian kepadanya. Ellara mulai berpikir macam-macam, ibu tirinya ini memang baik? Atau justru sok baik seperti Amanda?

Hal paling kejam yang pernah Ellara lakukan ya mencekiknya ketika Ellara baru pertama kali datang ke dunia ini tapi hingga sampai saat ini wanita itu rupanya tidak menceritakan hal itu kepada Ravi. Mungkin itu juga lah yang membuat kekesalan Ellara pada Mira berkurang, wanita itu bukanlah seorang pengadu.

Selain itu, Mira begitu perhatian. Beberapa hari Ellara pulang larut malam dan Mira selalu menunggunya di depan pintu, menyiapkan makanannya, bahkan banyak bertanya perihal sekolahnya sebagaimana seorang ibu yang perhatian kepada anaknya.

Mungkin sekarang Mira bukanlah ancamannya. Tapi, Ellara harus tetap waspada karena di dalam novel Mira diceritakan sebagai wanita bermuka dua.

Ellara menghembuskan nafas kasar, dan dengan segera memarkirkan mobilnya ah ralat maksudnya mobil Lazeon kedalam garasi, tolong ingatkan Ellara untuk mengembalikan mobil mantan tunangannya ini. Hari ini terasa begitu menguras seluruh energinya, cape fisik, cape hati juga iya.

"Ya, Tuhan!"

Ellara sudah menduga ini, Mira pasti menunggunya. Entah apa yang akan dipikirkan ibu tirinya itu, secara penampilan Ellara terlihat seperti psikopat yang baru membunuh mangsanya.

Wajah Mira pucat pasi, dia menarik Ellara masuk. Hampir berlari membawa Ellara masuk kedalam kamar Ellara.

Ellara tidak sempat bereaksi apa-apa, Mira begitu panik seolah takut ada yang melihat mereka.

Mira memegang bahu Ellara kuat-kuat. Dia menatap Ellara dengan sorot cemas. "Kamu tenang aja, Mama yang akan selesain semuanya. Sekarang kamu tinggal jelasin secara terperinci bagaimana kejadiannya?"

Ellara mengerti sekarang, Mira sepertinya salah sangka.

"Mama janji bakalan lindungin kamu, El." Mira menangis, dia memeluk Ellara.

Sejenak, Ellara tahu ada yang salah disini.

"Tadi, penjaga liat kamu pas keluar mobil? Mas Ravi gak boleh tahu ini." Mira terlihat panik sekali, wanita itu berjalan mondar-mandir dengan tangan bergetar.

Itu reaksi yang terlalu berlebihan, Ellara menelan ludahnya susah payah. Tapi, Mira sedang tidak berakting. Reaksi yang wanita itu berikan seperti seorang ibu yang ingin melindungi anaknya.

Tapi ini salah jelas sangat salah.

Mira tengah menipunya?

Atau justru,

Dunia ini yang tengah menipunya?

"Ayo, buka bajunya ini bisa jadi barang bukti."  Mira membantu Ellara membuka baju seragamnya, bagai sebuah keajaiban bagi Mita karena Ellara tidak melawan seperti biasanya.

Perih dihati Mira semakin menjadi-jadi, wanita itu tidak mampu mengendalikan laju air matanya. Setelah sekian lama merawat Ellara serta menyayanginya, Ellara akhirnya mau membuka dirinya. Ellara adalah gadis yang keras kepala, menatap Mira seperti menatap musuh yang siap menghancurkannya. Tapi, Mira menerimanya dengan lapang dada. Mungkin itu karma baginya.

Mira menatap sedih wajah Ellara yang terlihat pucat, Mira berjanji akan meindungi Ellara meski itu dari Ravi sekalipun.

"Gue gak ngebunuh."

The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang