14 - Page Not Found 404

21.5K 2.6K 283
                                    

Tau cerita ini dari mana?
Spam komen buat next up ya, hehe semangattt ❤

Tau cerita ini dari mana? Spam komen buat next up ya, hehe semangattt ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

Ellara mengusap bibirnya berkali-kali dengan air keran. Setelah merasa bibirnya bersih Ellara segera mengeringkannya dengan tisue. Hal yang sama dilakukannya saat mencium Lazeon di UKS.

Memangnya siapa yang sudi menciumnya?

Sejujurnya Ellara merasa murahan dengan asal mencium Lazeon. Tapi, apa boleh buat, hanya itu yang dapat dilakukannya untuk membuat Amanda menderita.

Ellara masuk kedalam tubuh ini mungkin memang untuk mencegah kematian itu, mungkin pula untuk menghindari semua masalah yang dilakukan oleh Ellara asli. Tapi, jika hatinya tidak dapat Ellara taklukan mau bagaimana lagi?

Kebenciannya pada Amanda bukan hanya sebatas guyonan belaka, itu Ellara rasakan setiap kali melihat wajah Amanda, bahkan setiap kali mengingat namanya saja Ellara selalu merasakan emosinya memuncak.

Entah apa yang terjadi. Tapi, ada satu hal yang Ellara tahu, jika kebencian itu juga ia rasakan kepada mama tiri Ellara-Mira, tapi rasa bencinya kepada Mira tidak sebesar rasa bencinya pada Amanda. Ellara merasa jika dia marah kepada Mira, seperti ada luapan emosi yang menggunung dihatinya, tapi sekali lagi Ellara bilang, dia tidak tahu itu apa. Entah kemarahan seperti apa.

Rasa aneh yang muncul tanpa sebab di hatinya, seolah jiwanya dan jiwa Ellara asli mulai menyatu. Di dalam novel pun tidak diceritakan sedetail apa kehidupan Ellara asli, jadi Ellara hanya bisa menebak-nebak.

Penulis hanya membuat tulisan tentang semua keburukan Ellara tanpa tahu sebab dan akibatnya.

Apakah mungkin masalah Ellara yang sebenarnya adalah Amanda?

Ellara mulai bisa merasakan perasaan Ellara yang asli, jadi rasa bencinya pada Amanda mungkin adalah sebuah kesungguhan.

Ellara memandang wajahnya lamat-lamat. Mengetuk cermin seolah ingin mendapatkan jawaban. "Sebenernya lo cinta gak sama, Lazeon? Kenapa gue gak merasakan perasaan itu?"

Tidak ada rasa ingin memiliki, tidak ada getaran di dada, dia hanya memandang Lazeon sebagaimana Ellara memandang orang asing.

Mengapa Ellara bisa membenci Amanda, tetapi kepada Lazeon dia seolah tidak merasakan apa-apa? Padahal bukankah Lazeon adalah sumber masalahnya? Seharusnya seperti itu.

Hidup ditubuh ini membuat Ellara blank seperti situs internet yang tidak dapat dia akses, ada hal yang tidak bisa dia temukan.

"Amanda nangis, sampai temen-temen Lazeon pada ribut."

Terlalu pokus, Ellara tidak sadar ada seseorang disampingnya, memandang Ellara dengan tatapan yang sulit Ellara artikan.

"Emang itu yang gue harapin," Ellara berucap santai, menatap perempuan itu dengan tatapan menyelidik, seorang perempuan dengan rambut sebahu. "Sasha," ucap Ellara membaca name tagnya.

The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang