29 - Unhappy

6.2K 727 44
                                    

"Kenapa kerjaan lo nyuruh-nyuruh gue mulu?! Lo kira gue banci yang gak bisa lawan lo apa?! Seenaknya aja lo nyuruh-nyuruh gue."

Lazeon nyengir mendengar gerutan Usu. "Gue gak bermaksud kayak gitu. Gue tahu lo cewek dan bukan banci."

"Oh sekarang lo justru ngehina gue? Makin lama makin mirip si Amandajing aja lo kelakuan!"

Aduh, Lazeon memutar bola matanya malas, ingin segera memutuskan sambungan telepon namun sadar dia masih membutuhkan bantuan Usu. Entah apa yang membuat Ellara betah bersahabat dengan Usu, Lazeon sendiri terheran-heran.

"Eh, maaf Su. Iya deh iya lo laki."

"BANGSAT LO!" 

Teriakan Usu sukses membuat telinga Lazeon berdenging. "Anjing lo, gue panggil cewek gak mau dipanggil laki gak mau! Mau lo dipanggil apa hah?"

Di seberang sana Usu menelan ludah gugup ngeri, karena telah memancing amarah Lazeon yang kesabarannya memang seperti tisue dibagi dua itu. Lama terdiam Usu akhirnya mulai berbicara.

"Ellara gue bawa kerumahnya aja nih?"

"Iya, sekarang!" tekan Lazeon, tidak ingin dibantah.

"Tai lo, nyusahin gue mulu."

"Ellara temen lo kalo lo lupa."

"Dia juga tunangan yang gak pernah lo anggap kalo lo lupa!"

Lazeon terdiam mendengar kalimat terakhir Usu sebelum sambungan teleponnya terputus. Lazeon ingat Ellara adalah tunangannya, mana mungkin dia lupa. Yang Lazeon lupakan hanyalah lupa diri jika dirinya dulu tidak pernah mengganggap Ellara ada.

Lazeon menatap dalam foto yang baru saja Usu kirimkan, foto Ellara yang masih tertidur didalam mobil.

Saat mendengar Ellara yang hampir pingsan di kamar mandi, Lazeon dengan segara berlari. Jantungnya rasanya ingin copot saat melihat Ellara limbung dengan wajah pucat.

Munafik jika Lazeon bilang dirinya tidak panik, dia memang membenci Ellara. Namun bukan membenci orangnya, dia hanya membenci sikap buruk yang dimiliki Ellara.

Dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, Lazeon membawa Ellara keluar, namun tidak sampai dua langkah, Lazeon limbung dan hampir menjatuhkan Ellara karena tangannya yang baru dijahit tidak sanggup menahan beban. Pada akhirnya Lazeon menyerahkan Ellara pada Reza yang sedari awal memang mengekorinya.

"Mirip banget." lirih Lazeon masih dengan menatap foto Ellara. "Memang orang yang sama. Hm, gue aja emang yang gila."

"Iya, lo gila!"

Sebelum Lazeon merespon, seseorang memukulnya dari belakang dengan balok kayu hingga membuatnya tersungkur. Lazeon meringis, merasakan darah menetes dari kepalanya.

"Oh, ini cewek lo? Cakep juga." Indra menyeringai sambil memandang foto Ellara dari ponsel Lazeon.

"Kembaliin hp gue!" bentak Lazeon, terhuyung-huyung mencoba merebut ponselnya. Namun, Indra yang berpikiran licik tidak membiarkan Lazeon merebutnya  dengan mudah.

"Ambil kalo bisa!" Indra melemparkan ponsel Lazeon hingga membentur lantai. "Tuh, ambil."

"Anjing lo!"

Lazeon memukul Indra dengan keras, meski satu tangannya tidak dapat difungsikan dengan baik namun itu tidak menghalangi Lazeon untuk memukul Indra dengan membabi buta.

The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang