WARNING!!! Ada kata kasar dan adegan kekerasan, mohon untuk tidak ditiru🙏
o0o
"Minggir!"
Lazeon berdiri di depan sebuah meja yang sebenarnya sudah ditempati beberapa orang dari kelas satu. Serempak, semuanya menoleh begitu mendengar suara Lazeon dan detik itu juga mengosongkan meja mereka.
Akhirnya Lazeon muncul juga meski dengan penampilan yang sangat berantakan, juga bekas luka kebiruan di sudut bibirnya. Pemandangan itu adalah hal yang sudah sangat sering dilihat oleh mereka, bahkan oleh seluruh murid sekolah.
Lazeon menjatuhkan diri dengan tenang, bersikap seperti tidak ada yang terjadi pada dirinya. Tak lama kemudian disusul masuk oleh Ares, penampilannya juga tidak kalah berantakan.
Entah apa yang terjadi, tapi mereka tahu sesuatu telah terjadi diantara kedua pemimpin mereka itu.
"Semuanya udah siap?" tanya Lazeon.
"Siap, Bos. Tinggal nunggu instruksi dari Bos aja." seru Araf.
Lazeon mengaguk mengerti, menatap semua anggotanya. Tawuran ini sebenarnya sangat dilarang keras oleh pihak sekolah oleh karena itu mereka melakukan tawuran ini secara sembunyi-sembunyi. Meskipun pada akhirnya mereka akan ketahuan juga, tapi itu tidak masalah selagi harga diri mereka dapat terselamatkan didepan para bajingan itu.
"SIAP-SIAP SEMUANYA!" teriak Lazeon saat satu pesan masuk kedalam ponselnya. "Mereka semua udah masukin jalan depan. Ingat jangan lukain warga yang lewat, pukul seperlunya aja. Jangan anarkis!"
Sesuai perintah mereka semua dengan segera mengambil senjata yang akan mereka gunakan untuk tawuran kali ini. Hanya pemukul biasa, karena Lazeon sangat melarang mereka untuk membawa alat-alat tajam dan berbahaya.
"Ganesa! Jaga mulut lo nanti, jangan sampai nyulut kemarahan mereka. Biasanya lo yang jadi biang keladinya." sekarang giliran Ares yang angkat bicara.
Ganesa yang merasa terpanggil kontan melirik Ares dengan tatapan sinis. Dalam hati bertanya-tanya sebenarnya siapa yang lebih parah? Dirinya yang selalu mencari ribut dengan musuh? Atau justru Ares yang selalu mencari ribut dengan anggotanya sendiri?
Tidak berbeda dengan Ganesa, Lazeon pum menatap sinis pada Ares. Andai para guru mengetahui sisi lain dari murid nomor satu di sekolah mereka ini, Lazeon pasti akan merasa puas sekali. "Lo juga Ares, jangan anarkis! Simpen pisau yang lo ambil, jangan sok jagoan." Lazeon mendesis saat Ares hanya melaluinya saja, tidak cukupkah dengan duel dadakan yang mereka lakukan tadi. Ares benar-benar tidak mendengarkannya meski telah diperingatkan.
"Simpen pisau itu atau lo hari ini gak usah ikut tawuran!"
"Bisa gak lo tutup mulut?!" tandas Ares penuh penekanan. "Kita gak akan pernah bisa menang kalo masih pake cara kuno kaya gini."
Ares Rafan Ghiffari memang selalu sekeras kepala ini, selalu menjadi kubu yang berlawanan dengannya. Lazeon mengepalkan tangannya erat. "Kita bukan penjahat. Kalo lo masih kekeh ambil pisau itu berarti lo mulai hari ini gue blacklist dari anggota tawuran. Susah ternyata harus kerja sama, sama orang ambisus kaya lo jatohnya malah jadi pecundang. Iya gak Ares pecundang?"
"Anjing lo!"
Ganesa yang posisinya lebih dekat dengan Ares segera menahan Ares yang seolah akan memukul Lazeon. "Kenapa sih kalian berdua ribut mulu? Gak ada habisnya, inget dong sama jabatan! Dimana-mana ketua sama wakilnya itu rukun bukannya malah adu jotos terus. Pikir pake otak tolong, percuma lo berdua pinter kalo jatohnya malah bego begini."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess
Teen FictionKyla mati, lalu hidup kembali. Bukan sulap apalagi sihir Kyla tiba-tiba saja masuk kedalam tubuh Ellara. Salah satu tokoh fiksi dalam novel. Tokoh antagonis, yang ditakdirkan untuk mati di akhir cerita. "Jika pada akhirnya ditakdirkan untuk mati, k...