13 - Deja Vu

24.5K 2.7K 503
                                    

SPAM Komen di setiap paragraf untuk next chapter (。’▽’。)♡♡♡♡

o0o

Ganesa dan Araf bersiap siaga mengangkat kedua tangannya di bagian belakang mobil. Sedangkan Reza mengacungkan pisau dapurnya dari depan ke arah mereka. Ganesa bahkan menelan ludahnya berkali-kali, saat ujung pisau itu hampir mengenai ujung hidungnya.

"Sampe kalian berani bergerak gue colok mata kalian satu-satu!" teriak Reza.

Ganesa dan Araf mengagukan kepalanya berkali-kali tanda mengerti, tidak ada perlawanan sama sekali. Sekarang sudah jam dua pagi, mobil yang mereka tumpangi terhenti dipinggir jalan, mungkin perlu beberapa menit lagi untuk sampai ke kantor polisi.

"Kenapa?" tanya Reza kepada Lazeon.

Lazeon berhenti menatap ponselnya, menatap ketiga temannya. "Ellara, dia udah sadar."

"ALHAMDULLILAH!" koar Ganesa dan Araf berbarengan, lalu saling tos. Setelah mendengar berita itu, Ganesa dan Araf mulai bisa bernafas lega.

Jantung mereka akhirnya bisa berdetak dengan normal.

"ENAK AJA, KALIAN TETEP BAKALAN DIPENJARA!" raung Reza tidak terima.

Hanya karena Ellara sudah sadar, bukan berarti mereka terbebas dari masalah.

Ganesa menatap Reza tidak habis pikir, mengambil paksa pisau yang terus Reza arahkan kepadanya, menyimpan ke bagian belakang mobil.

"Kok lo tega banget si sama kita?! Suka liat kita dipenjara?"

Reza terkekeh menarik baju Ganesa. "Heh, kelakuan kalian berdua itu udah keterlaluan banget, Bangsat! Kalian udah nyakitin Ellara!"

"Siapa yang nyakitin? Gue tadi cuma pegang lengannya aja tuh!" balas Ganesa dengan sinis.

Araf hanya diam membisu meskipun tahu Reza juga tengah menyinggungnya. Sedangkan Lazeon hanya melirik mereka sekilas sebelum sibuk kembali memandang ponselnya.

"Kata-kata kalian juga kejam banget, gak pantes kalian disebut manusia! Mulut gak punya akhlak kaya gitu!" Reza memukul kepala Ganesa.

Ganesa mengaduh, merutuki nasibnya. Bahkan wajahnya masih sakit karena memar dimana-mana, bukan main memang tinju Lazeon, sekarang bahkan Reza juga bertingkah demikian.

"Tadi, gue cuma bercanda aja, Rez."

Lazeon menatap Ganesa tajam, membuat Ganesa meneguk ludahnya susah payah.

"BERCANDA LO BILANG?!" teriak Reza.

Ganesa mengaguk takut-takut, semakin merapat kepada Araf, Reza hampir-hampir menjangkaunya kembali dengan pukulan.
"Iyalah. Ya kali gue sejahat itu!"

"Bercandaan kalian gak lucu sama sekali! Kalian hampir ngilangin nyawa orang." Reza mengacak rambutnya kasar.

"Gue gak ada niat buat ngebunuh Ellara! Lo tahu sendiri kan dia juga gak gue apa-apain!" bela Ganesa.

Memang benar apa yang dikatakan Ganesa, Lazeon juga membenarkan di dalam hatinya. Omongan yang mereka katakan tadi juga hanya omong kosong belaka untuk sekedar memancing kemarahan Ellara, rupa-rupanya Ellara justru jatuh pingsan.

Lazeon masih menatap ponselnya, mendapati puluhan pesan dari Esa juga satu pesan dari Ellara.

Anonim : Jangan bawa mereka ke kantor polisi! Gue tadi cuma pura-pura pingsan. Sampe lo bawa mereka ke kantor polisi sekarang juga gue bakalan bunuh diri! Sekalian biar lo juga dijeblosin!

The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang