Prolog

3K 194 3
                                    

***

"Ya terus kalau gue nggak mau gimana?"

"Gue mohon sama lo, Ta. Gue sayang banget sama Piyan, gue nggak mau kehilangan dia. Tolong jauhin dia," kata seorang gadis dengan tangan yang sudah bertaut memohon pada gadis yang saat ini sedang santai dan duduk di atas meja.

"Gue nggak peduli," katanya dengan enteng membuat setetes air mata keluar dari gadis yang memohon-mohon di bawahnya. Gadis bernama Titania Alexandra itu berdecak meremehkan, entah kenapa melihat pemandangan menangis dari orang yang sedang berlutut di bawahnya menjadi pemandangan yang sangat menyenangkan.

"Gue udah lama pacaran sama dia, tolong jauhi Piyan. Gue mau ngelakuin apa aja asal lo jauhi Piyan, Tita."

Senyum sinis tersungging dari bibir manis gadis itu, "apa pun?" ulangnya yang tentu saja langsung diangguki gadis itu. "A-P-A-P-U-N?" ejanya kembali yang dengan cepat diangguki gadis itu lagi, Titania tersenyum senang.

"Oke deh."

"Beneran?" tanyanya berbinar.

Titania memegang dagunya seolah-olah dirinya sedang berpikir, padahal otak liciknya sudah merencanakannya dari awal. "Permintaan gue simpel kok," katanya dengan halus, gadis itu cantik- bahkan terkesan sangat cantik. Hanya saja perilaku dan sikap buruknya membuat sebagian orang membenci dirinya, hanya saja gadis itu tidak peduli.

"Bisa kan lo memenuhi permintaan gue?" tanyanya dengan nada sok manis dan bodohnya gadis itu berbinar senang dan mengangguk mantap.

"Putusin Piyan."

Senyuman dua gadis itu hilang, Titania yang mengambil tasnya dan segera beranjak meninggalkan seorang gadis yang tengah meratapi nasib hubungannya dengan sang kekasih.

***

[ 11 April 2021 ]

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang