Temu kangen

658 91 35
                                    

The Rich UN Village
.
.
.

EXO, Red Velvet, and NCT
.
.
.

Happy Reading ♥️♥️♥️
.
.
.

Para penumpang bus bersorak gembira, karena mereka sudah sampai di tujuan. Desa Damyang.

Tidak sama dengan para penumpang, para mahasiswa terperangah dan terkejut melihat rombongan yang sedikit lumayan berisik(?)

"DEJUN ge!"

Xiaojun hampir terjengkang ke belakang saat mendengar teriakan adiknya, Shotaro. Adiknya itu berlari ke arahnya dengan merentangkan kedua tangannya.

Hug!

"Dejun ge, Taro kangen." ucap Shotaro sambil memeluk kakaknya.

Xiaojun yang mendapat pernyataan itu tentu merasa senang, karena tidak seperti biasanya adiknya ini rindu padanya.

"Gege juga kangen sama Taro." Xiaojun membalas pelukan adiknya.

"Apalagi aku, aku juga kangen sama Dejun ge."

Xiaojun mengernyit, perasaan dia mempunyai adik perempuan dan adik laki-laki yang sedang dipeluknya. Tapi ... Kenapa suara itu terdengar seperti suara laki-laki? Harusnya suara perempuan, kan? Dan kenapa tubuh belakangnya terasa seperti dipeluk?

Xiaojun dengan takut-takut melihat ke belakang.

"HAH!"

Xiaojun berteriak saat melihat Yuta yang tersenyum padanya. Dia buru-buru melepaskan pelukan pria itu padanya.

"Ngapain lu peluk gue, Yuta?!" ucap Xiaojun dengan sedikit teriak. "Tuh! Kakak lu di sana." Xiaojun menunjuk Kun yang sedang berpelukan dengan adik bungsunya, Yangyang.

Yuta menoleh sebentar ke arah kakaknya, lalu melihat lagi pada Xiaojun dan jangan lupakan cengiran Yuta.

"Yaelah bang, kan gue pengen pelukan sama calon kakak ipar." Setelah mengatakan itu Yuta melirik ke arah Winwin.

Xiaojun mengikuti arah pandang Yuta.

"Emang lu udah nembak Winwin?"

Yuta menggaruk kepalanya yang gatal sembari tersenyum canggung. "Belum sih, bang."

"Udah ah, sana. Gue mau pelukan sama adik cewek gue. Lu mending ke abang lu aja." Xiaojun mendorong tubuh Yuta sampai ke hadapan Kun.

Setelah itu Xiaojun menghampiri Winwin, tujuannya sih pengen peluk adik perempuannya itu. Namun, dia hanya memeluk angin saja, karena adiknya itu melengos pergi tanpa bersalah.

Terkejut? Tentu saja Xiaojun terkejut. Sebenarnya ini sudah makanan sehari-hari Xiaojun jika Winwin begitu padanya, dan Xiaojun pun menyikapinya biasa-biasa saja. 

Tapi, masalahnya ini di ruang terbuka, tempat umum dan banyak teman-temannya yang melihat. Mau ditaruh di mana wajah tampan seorang Xiaojun? Jika adiknya tidak mau memeluk dirinya?

Puk!
Puk!
Puk!

"Kamu yang sabar, ya. Sini peluk aja Baba, Baba mau kok peluk kamu." Lay memeluk tubuh anak sulungnya, dan sesekali menepuk punggung anaknya.

Seulgi tertawa melihat wajah pasrah anaknya, dia mengeluarkan handphonenya lalu membuka aplikasi kamera. "Taro kamu ikutan juga gih, pelukan sama mereka. Mama mau foto kalian."

The Rich UN Village - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang