Bintang

614 75 14
                                    

The Rich UN Village
.
.
.

EXO, Red Velvet and NCT
.
.
.

Happy Reading ♥️♥️♥️
.
.
.
.

Sudah dua hari satu malam warga komplek perumahan UN Village berwisata di Desa Damyang. Berarti tinggal satu malam lagi dan besok siang mereka akan pulang ke habitatnya masing-masing.

Seperti yang dikatakan Johnny pada Jaehyun siang tadi. Kini keduanya sedang menunggu anak-anak komplek perumahan UN Village untuk berkumpul di lapangan dekat balai Desa Damyang.

Hampir satu jam mereka menunggu, tapi hanya sekitar dua puluh orang yang sudah berkumpul termasuk mereka berdua. Tersisa tiga orang lagi.

"Hyung, sekarang aja deh. Kita udah nunggu hampir satu jam, loh."

"Bentar. Nana bilang tinggal satu cekrek lagi. Abis itu udah beres."

Johnny melihat kembali ponselnya setelah menjawab pertanyaan Yuta. Pria jangkung itu ternyata sedang memainkan permainan cacing.

"Udah pada kumpul semua?"

"Belum." Johnny kembali menjawab tapi perhatiannya masih tertuju pada ponselnya.

"Masa sih?"

"Iya."

"Tapi kayanya udah pada kumpul deh."

"Belum. Tinggal si Nana yang belum dateng."

"Kemana tuh anak?"

"Lagi jadi fotografer dadakan buat para tetua."

"Ohh. Tap-"

"Yaah kan kalah. Gara-gara lu sih. Nanya-nanya mulu, jadinya cacing gue nabrak." Johnny kesal karena cacing miliknya yang sudah menduduki peringkat pertama harus kalah, hanya karena ada cacing kecil yang tiba-tiba muncul. Jadinya dia tidak bisa menghindar.

"Yee, ngapa jadi nyalahin gue? Gue nanya ke yang lain ya."

"Nanya ke yang lain tapi liatnya ke gue."

"Perasaan lu aja kali, Hyung." Taeyong melengos pergi ke arah anak-anak komplek dan meninggalkan Johnny yang mencak-mencak sendiri.

"Hallo semuanya, Nana datang~~"

Jaemin datang dengan senyum merekahnya, duduk di sebelah Jaehyun dan mengabaikan tatapan mata tajam milik anak-anak komplek.

"Lu lama banget sih, Na. Kita udah nunggu hampir satu jam." Jaehyun menatap adiknya dengan jengkel karena harus menunggu lama.

"Ya maaf, Hyung. Gue tadi banyak orderan," balas Jaemin dengan senyum pongahnya.

"Emang lu dapet berapa, Na?"

Jaemin tersenyum misterius pada Jeno yang tadi bertanya.

Tanpa dijawab pun Jeno langsung mengerti apa arti dari senyuman itu.

"Berarti bisa dibagi dua, dong? Ya gak?" Jeno menarik turunkan kedua alisnya.

"Oh, kalau itu ... Sorry yang ini gak bisa dibagi dua."

"Ihhh, kenapa? Biasanya lu kalau ada orderan dari Tetua suka dibagi dua sama gue. Tapi kenapa sekarang enggak?" Jeno protes tidak terima dengan jawaban Jaemin.

Jaemin mendekat ke arah Jeno, lalu membisikkan sesuatu.

"Paham 'kan, Lu?" tanya Jaemin setelah menjauhkan wajahnya dari telinga Jeno.

The Rich UN Village - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang