Chapter 7

1.7K 78 8
                                    

Hari ini Maura dan kedua orang tua nya sedang makan malam di sebuah restoran yang cukup mewah dan mahal. Tommy membawa anak dan istrinya kesini karena sudah lama mereka tidak makan diluar karena nanti Tommy akan sibuk dengan urusan pembangunan Apartemen nya yang cukup menyita waktu nya nanti.

Mereka makan dengan begitu khidmat berbeda dengan Maura karena hati dan pikiran nya tidak ada di tempat justru Maura memikirkan Arka yang masih bersedih karena kedua orang tua nya sudah tidak ada. Maura ingin segera besok dan bertemu dengan Arka menghibur pria itu meski ia tahu bahwa akhirnya ia akan ditolak oleh Arka tetapi tak masalah. Hujan deras dan petir menyambut mereka setelah keluar dari restoran mahal itu.

"Hujan nya deras sekali Pi." ujar Elen menatap hujan yang semakin menguyur. Mereka bertiga menunggu mobil yang berada di parkiran. Beberapa menit kemudian mobil mereka sudah berada di lobby. Mereka bertiga pun langsung menaiki mobil dan tak lupa memberikan tips untuk pegawai yang membawa mobilnya.

Di perjalanan senyum mereka tidak bisa lepas karena mereka  bertiga begitu senang karena bisa makan malam bersama sebab mereka akhir akhir ini jarang sekali makan bersama kerja Papi nya yang sangat sibuk mengurus kantor. Sesampainya di gerbang rumah mereka bertiga terkejut melihat seseorang berada di gerbang rumahnya dengan keadaan basah kuyup."Siapa dia Pi?"

Tommy menggelengkan tanda tidak tahu sedangkan Maura menatap menyelidik seseorang di sana. Rasa rasa nya Maura mengenali postur tubuh dan motor orang itu tetapi ia segera menepisnya karena tak mungkin kan dia berada disini bahkan dalam keadaan hujan yang sangat deras.

Tommy menyalakan klakson nya agar orang itu segera menyingkir dari gerbang halaman nya."Kenapa dia belum menyingkir juga." desis Tommy geram karena orang itu masih saja berdiri di gerbang rumahnya. Maura merasa hatinya gelisah tak menentu entah kenapa ia merasa sesuatu hal yang besar akan datang.

"Hei! Kenapa kau ada di gerbang rumahku! Menyingkir lah!" teriak Tommy dari jendela sampai tak berapa lama orang itu membuka Helm nya dan membuat Maura terbelalak.

Arka...

Jantung Maura berdebar tak menentu bukan karena berbunga bunga melihat Arka berada disini sekarang tetapi ia merasakan debaran ini akan ada sesuatu. Tommy menatap Arka dengan tajam karena merasa pernah melihat anak itu tetapi dimana? Tak mau memusingkan nya Tommy terus mengklakson mobil nya sampai tak berapa lama Arka mendekati mobil Tommy dengan wajah yang menyeramkan.

Arka mengetuk pintu itu beberapa kali tetapi Tommy tidak membuka nya karena Elen istrinya melarangnya membuka jendela karna Elen merasakan hal yang buruk melihat orang itu disini."Semuanya akan baik baik saja oke."

Tommy membuka jendela nya dan semua orang terkejut karena Arka tiba tiba saja meninju wajah Tommy. Semua orang berteriak karena Arka membuka paksa mobil itu dan menyeret Tommy keluar. Wajah Arka bak iblis yang akan melahap siapa saja yang menatapnya.

"Apa yang kau lakukan!" teriak Elen melihat suaminya di seret paksa oleh orang yang tak ia kenal.

"Keparat! Kau yang merencanakan ini semua kan!" teriak Arka terus menghajar Tommy yang cukup kewalahan menerima semua pukulan yang di layangkan oleh Arka."Aku tidak akan membiarkan kau hidup tenang sialan!" makinya.

Maura dan Elen turun dari mobil dan berteriak sampai membuat Arka mengalihkan perhatian nya kearah Maura yang sedang histeris. Arka terkejut melihat Maura berada disini.

"Arka! Tolong lepaskan Papi ku." teriak Maura di bawah guyuran air hujan yang semakin deras. Arka tersenyum kecut karena baru mengetahui bahwa Maura adalah putri dari pria keparat ini. Tommy langsung membalas memukul Arka saat pria itu lengah dan memberikan pukulan bertubi tubi.

"Sebenarnya kau siapa heh! Beraninya kau membuat onar di wilayah ku." desis Tommy marah. Arka tersenyum sinis meski bibirnya sudah robek akibat pukulan Tommy.

Yang Terdalam (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang