15. Perintah Mutlak

2.2K 238 36
                                    


Lee sudah sampai disebuah penginapan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat, Kawaguchiko. Kurang lebih dua jam perjalanan yang ia tempuh dari Tokyo karena lalu lintas lumayan padat hari ini. Mobil yang diikutinya sudah berhenti ditempat parkir yang tersedia. Wah~ Sebuah fakta yang sama sekali tidak diduga olehnya.

Sakura memang luar biasa. Dibawah kendali Ayahnya dan juga Kakaknya wanita itu masih saja bisa bermain aman. Tidak disangka olehnya kalau wanita itu akan datang kesini bersama sahabatnya. Setelah mendapat informasi dari Shikamaru, ternyata penginapan ini sebenarnya milik Sakura, dibeli olehnya namun menggunakan nama sahabatnya.

Mungkin wanita itu takut Ayahnya akan marah karena membeli properti tanpa sepengetahuannya. Shikamaru juga mengatakan kalau Sakura sebenarnya sudah lama tidak kesini, mungkin karena jadwal Ino yang padat sebagai seorang model. Lee meraih ponselnya dan menghubungi nomer yang sudah sangat ia hafal , nomer ponsel milik bosnya.

Seharusnya ia menjemput Sarada, tapi Itachi sudah turun tangan hingga ia membuntuti Sakura sampai kesini. Sahabatnya yang bernama Ino beberapa kali menatap mobilnya. Lee beruntung karena memakai kaca yang tidak transparan agar tak mudah dikenali gerak geriknya.

Nada sambung ketiga panggilannya terangkat, Lee langsung duduk tegak dan berusaha menormalkan suaranya.

" Sudah sampai? " Tanya seorang pria yang sudah tidak asing lagi, Uchiha Sasuke.

" Sudah Tuan, mereka berada di penginapan Kawaguchiko " Tuturnya. Tugasnya selesai , sepertinya perutnya sudah berteriak lapar minta diberi asupan.

" Bagus, kamu boleh kembali Lee. Biar aku saja yang mengurusnya " Panggilan terputus. Kalau tidak tahu bagaimana peringai Sasuke pasti orang-orang akan tersinggung karena langsung mematikan panggilan. Sasuke memang seperti itu, perintahnya adalah hal yang mutlak. Pria itupun akan marah kalau apa yang diinginkannya tidak tercapai.






Sasuke menaruh ponselnya diatas meja. Tas bekal makan siang yang dibawa Sakura masih belum tersentuh. Malahan Sasuke terburu-buru menyingkirkannya kepinggir meja kerjanya. Ia yakin sekali wanita itu berusaha kabur.

Selama beberapa hari pergerakannya memang dalam pengawasan Lee. Wanita itu selalu pulang tepat waktu tanpa mampir kemanapun. Dan disaat wanita itu tidak pulang dimana bukan jam penting berarti memang ada sesuatu.

Setelah pembicaraan alot tadi membuatnya yakin kalau Sakura berusaha menjauhinya. Apasih yang bisa dilakukannya? Mencoba melanggar perjanjian mereka? Berusaha membatalkan pernikahan dimana persiapannya sudah tujuh puluh persen? Atau wanita itu sengaja menyatakan cinta kepadanya sebagai alibi semata agar Sasuke jatuh kedalam pesonanya?

Jangan harap.

Tidak akan pernah.

Sakura akan menjadi istrinya, segala hal yang melibatkan dirinya termasuk urusannya. Ia ingin tahu seperti apa reaksinya saat dirinya datang dan menciduknya kesana. Sasuke bangun dari posisinya, saat ia hendak meraih kunci mobil sebuah pintu yang terbuka mengagetkannya. 

Seorang pria tampan dengan rambut jabrik mencoba menahan pergerakannya. Ada hal penting yang harus ia beritahu kepada Sasuke. Dan ini mengenai Sakura, wanita yang entah sejak kapan berubah status menjadi calon suami sahabatnya yang berdiri dengan pandangan bingung kearahnya.

" Ada apa? Aku sedang buru-buru Naruto " Kesalnya, Naruto menyuruhnya duduk. Mau tidak mau Sasuke menurutinya agar ia bisa segera pergi dari sini untuk menjemput Sakura pulang.

" Aku baru saja bertemu dengan Paman Kizashi, dia bilang Sakura sulit dihubungi " Sasuke hanya mengangguk saja. Itu semua karena ia sudah tahu kemana Sakura pergi , kalau saja ia tidak membuntutinya Sasuke mungkin tidak tahu dimana keberadaannya.

Bittersweet Marriage (SASU X SAKU) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang