" Pah, hari ini Sakura mau main ke kantor Sasuke " Kizashi mengangkat kepalanya, pria paruh baya itu tersenyum simpul sembari menganggukkan kepalanya.
" Sembari pacaran kan maksud kamu? " Sasori berdecak kesal. Pacaran apanya sih? Menurutnya perbedaan umur yang jauh bisa membuat Sakura dan Sasuke akan lebih sering bertengkar. Seharusnya Sakura lebih cocok memanggil Sasuke paman.
" Kenapa melotot seperti itu? Bilang saja kalau tidak suka aku langkahi " Wanita cantik itu meraih roti panggang buatan ayahnya yang menjadi favoritnya. Ditatapnya Sasori dengan sebal karena tak henti-hentinya membuat Sakura mengumpat.
" Cih! Sasuke itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Itachi yang sudah membangun puluhan anak perusahaan " Kizashi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kalau biasanya Sasori itu ketus , sekarang pria itu jauh lebih cerewet kepada adiknya. Bisa dibilang pria itu belum merestui pernikahan Sakura dan Sasuke yang akan segera berlangsung.
" Kok malah melebar ke Kak Ita? Seharusnya kakak sendiri sadar kenapa sampai sekarang masih belum punya pacar " Sasori hendak menjitak adiknya tapi Sakura sudah lebih dahulu menghindar kebelakang punggung ayahnya.
" Papa setuju tidak kalau Kakak aku jodohi dengan Ino? " Sakura memberi solusi namun Sasori menggeleng keras.
" Hmm, kalau Ino setuju Papa sama sekali tidak masalah " Ayahnya tersenyum dan hal itu sama sekali tak membuat Sasori tenang. Didalam senyum itu, ia takut ayahnya melakukan sesuatu yang sama sekali tidak disukainya.
" Dengan si pirang? Ewww... Kakak lebih suka menjomblo seumur hidup ketimbang harus berurusan dengan Ino "
" Ino cantik , karirnya sukses sebagai model, dan dadanya besar. Kakak pasti suka " Sasori mengejar Sakura, wanita itu berlari mengitari meja hingga membuat Ayahnya harus turun tangan.
" Sudah-sudah, Sakura kamu sudah tahu ingin memasak apa untuk Sasuke hari ini? " Sakura mengangguk. Ia tanpa sadar lupa apa yang seharusnya ia kerjakan.
" Aku rasa steak. Semalam aku menelfon Mama Mikoto dan bertanya, dia bilang Sasuke menyukai steak ala rumahan " Didalam angan Sasori, fikirannya berkeliaran kemana-mana. Ia membayangkan adiknya setiap hari melayani Sasuke dengan apron pink yang cantik namun terlihat seperti babysitter dengan wajah tidak terawat.
Awas saja, kalau sampai Sasuke memperlakukan adiknya seperti pembantu. Ia sendiri yang akan turun tangan menghajarnya. Dan kalau sampai hal itu benar-benar terjadi, keliling duniapun ia tak akan membiarkan Sasuke tahu dimana keberadaan adiknya.
Butuh waktu dua jam untuk menyiapkan segala keperluan yang akan dibawanya menuju kantor Sasuke. Wanita itu sengaja tidak memberitahunya karena ingin tahu seperti apa reaksinya. Sakura sudah mandi dan bersiap. Dengan kaus dan celana jeans membuatnya terlihat seperti anak muda metropolitan.
Wanita itu sama sekali tidak malu saat keluar dari mobil sport miliknya dengan menenteng tas bekal lucu untuk Sasuke. Entah kenapa ia begitu antusias, ia bahkan bersenandung saat memanggang steak untuk pria yang terang-terangan menolak kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage (SASU X SAKU) ✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Sakura sangat menyukai Sarada, begitu pula Sarada yang begitu menyukai Sakura. Bagaimana kalau mereka disatukan menjadi seorang Ibu dan Anak diatas kontrak yang dibuat oleh ayah dari Sarada. ...