Lima hari berjalan dengan cepat, Sasuke berhasil menahan amarah dan rasa kesalnya ketika berada disamping Sakura. Pria tampan itu agaknya sudah tidak sabar ingin menjalani hidupnya seperti biasa. Hidupnya yang damai dan kepala yang dipenuhi oleh pekerjaan.
Wanita yang merupakan istrinya sudah terlelap saat diperjalanan menuju kerumah. Mereka sengaja tidak meminta untuk dijemput. Karena Sasuke sudah lelah berakting menjadi suami yang pengertian dan juga diliputi kasih sayang.
Pria itu menatapnya, ada yang berubah saat mereka sudah menikah. Sakura sudah tidak pernah meninggikan nada bicaranya. Wanita cantik itu juga sudah berhenti bersikap seperti anaknya contohnya sikap manjanya yang kadang-kadang masih sering diperlihatkan saat wanita itu kelelahan setelah mereka memadu kasih.
Hari ini mereka akan pindah kerumah baru. Tapi Mikoto dan Fugaku menyuruh mereka pulang kerumah Uchiha terlebih dahulu sebelum pindah kesana. Lagipula Sarada masih ada di Istana Uchiha, jadi mau tidak mau keduanya harus berada disana.
Sebuah mobil yang terlihat asing ada dipekarangan rumah. Sasuke mengelus punggung istrinya halus untuk membangunkannya. Sakura memang tidak sulit dibangunkan, hanya dengan sedikit sentuhan saja wanita itu akan segera terjaga. Sakura mulai membiasakan dirinya dengan cahaya yang masuk ke retinanya. Dilihatnya mereka sudah sampai rumah, melelahkan sekali ternyata.
Tidak disangka bulan madu itu melelahkan, jangan tangan kenapa? Seharusnya mereka bertanya kepada Sasuke yang tidak ada lelahnya mengajak dirinya untuk memuaskan hasratnya. Sakura turun dari mobil begitupun dengan Sasuke. Ia menatap sebuah mobil yang terlihat sangat asing. Supir membantu mereka mengeluarkan barang-barang, Sakura yang sudah tidak punya tenaga hanya berdiri disamping Sasuke yang masih mengeluarkan koper.
Sasuke menatap kantung hitam dibawah matanya. Diakui olehnya kalau mereka jarang tertidur, malam hari Sasuke memanfaatkan waktu sebanyak mungkin untuk merenggut kenikmatan bersama. Mereka juga harus bangun pagi untuk ikut sarapan, begitupun siang hari. Mereka pergi keliling untuk berbelanja maupun menikmati keindahan alam.
Suara yang terdengar familiar menyambut mereka, Sarada dan Mikoto berlari kecil begitu melihat anak dan menantunya pulang. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik diumurnya yang sudah tidak muda lagi itu mengutuk anaknya yang tidak mau dijemput, lihatlah Sakura, wanita itu terlihat sangat lelah dengan raga yang sudah tidak bisa menopang tubuhnya.
" Mommy, Daddy " Serunya, keduanya tersenyum lalu Sasuke mengangkat anaknya dan mencium pipinya berkali-kali. Fugaku ikut menyusul, pria itu setengah berlari untuk memeluk menantunya yang tengah tersenyum menatap cucunya.
Mereka senang sekali atas kepulangan Sakura dan Sasuke. Namun sedikit kesal juga kepada anaknya yang tidak mau dijemput oleh supir pribadinya. Walaupun begitu mereka sudah menyiapkan kejutan , ada seorang tamu yang mungkin tidak pernah diprediksi sama sekali oleh Sakura dan Sasuke.
" Sudah bawa adik untukku? " Pertanyaannya sontak membuat Sakura memerah, wanita cantik itu melepaskan pelukan Fugaku dan mendekati Mikoto, mertua perempuannya. Kedua mertuanya tertawa, Sarada tidak berhenti membicarakan perihal adik sejak kepergian Sakura dan Sasuke untuk bulan madu.
" Kamu sakit? " Fugaku menatap keringat yang ada didahi Sakura, Sakura menggeleng ia tidak tahu kenapa dirinya dibilang sakit. Ia hanya kelelahan saja mungkin karena kurang tidur. Ia kira bulan madu hanya seputaran ranjang, tetapi Sasuke benar-benar mengajaknya mengeksplore kebudayaan lokal didestinasi bulan madu mereka.
" Sasuke, seharusnya Lee menjemputmu saja tadi. Cepat bawa masuk Sakura, menantuku pucat sekali " Hanya dengan meneliti penampilannya saja Mikoto tahu kalau Sakura sedang tidak baik-baik saja. Ditambah dengan wajahnya yang sama sekali tidak memakai make up.
Memang bagus kalau mereka ingin cepat-cepat punya momongan, tapi tidak dengan menggempur habis menantunya juga. Sasuke kadang suka bertindak diluar nalar dan membuat Mikoto menjadi sangat kesal. Mikoto merangkul bahu Sakura, wanita cantik itu menurut dan masuk kedalam rumah.
" Ada Papa Sui dan Mommy Karin didalam Dad " Sasuke menghentikan langkahnya. Benarkah? Tumben sekali mereka datang tanpa pemberitahuan. Sasuke kembali melangkah, dan matanya menangkap sosok kedua sahabatnya yang saling merangkul di ruang tamu. Pasti mereka datang karena tidak bisa memenuhi undangan pernikahan mereka kemarin. Atau kedua orang tuanya yang sengaja mengundang mereka untuk datang?
Sakura yang mendengar apa yang diucapkan Sarada menghentikan langkahnya. Mereka berhenti diruang tamu, dilihatnya seorang wanita cantik tampak duduk dengan pria tampan yang kini menatapnya dengan tersenyum. Sakura menatap Mikoto dan Fugaku, keduanya pun ikut tersenyum dan menyuruh Sakura untuk berkenalan lebih dahulu. Kalau diingat-ingat Sakura belum pernah berkenalan langsung dengan Ibunya Sarada.
" Kamu pasti Sakura? " Sakura mengangguk kecil lalu tersenyum, ia menatap Sarada yang berdiri disamping Karin. Kenapa ia sampai tidak mengenalinya, pasti itu Ibunya bukan mengingat Sarada memanggilnya Mommy saat digendong oleh suaminya tadi.
" Karin dan ini suamiku Sui, wah~ Sasuke pintar sekali mencari pendamping " Tidak ada kemarahan! Sakura kira Karin kesini ingin mengambil sesuatu yang sudah menjadi miliknya, contohnya Sarada dan Sasuke. Ternyata wanita itu hanya berkunjung, Sial! Jauh-jauh dari pemikiran buruk Sakura, batinnya.
" Sakura, ini Karin Ibunya Sarada. Suaminya sedang mengurus bisnis yang ada diJepang jadi mereka akan tinggal di Tokyo untuk beberapa bulan " Sahut Fugaku, Mikoto menatap Sakura. Wanita itu sepertinya tidak masalah dengan apa yang diucapkan suaminya. Lagipula Sasuke dan Karin sudah tidak ada hubungan lagi selain menjadi sahabat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Sasuke memeluk Sui, ia tidak ingat kapan terakhir kali bertemu. Begitupun dengan Karin, Sakura sampai limbung saat wanita cantik itu memeluknya dengan erat. Ia rasa Karin tidak keberatan kalau mereka berteman.
" Sudah berapa bulan? " Tanya Sakura, Karin mengelus perutnya dan menatap suaminya dengan pandangan lembut.
" Enam bulan, oh iya Selamat atas pernikahan kalian , Sarada cerita banyak tentangmu. Aku jadi iri karena anakku begitu mengenalmu " Sasuke menggeser Karin dari posisinya, Sakura terlihat tidak nyaman saat wanita itu tidak berhenti berceloteh dan menggenggam tangannya dengan erat. Karin memang seperti itu pada wanita yang sudah dianggapnya sebagai sahabat.
" Berhentilah memeluknya erat! " Sungutnya karena melihat gelagat aneh Sakura, Karin menatap Sasuke sebal dan menggeser posisinya. Sarada hanya menggelengkan kepalanya karena tingkah ayahnya.
" Mommy Sakura juga sebentar lagi akan memberikan aku adik Mom " Mata Karin melotot. Secepat itukah? Apakah Sasuke gila? Kenapa main buang sperma sembarangan sebelum mereka resmi menikah?
" Sasuke! "
" Bukan seperti itu, Sarada mengira setelah pulang bulan madu Sakura langsung hamil. Sedari kemarin anak itu selalu membicarakan perkara adik " Sanggah Mikoto, Karin menganggukkan kepalanya, ia kira Sasuke sudah berlaku kurang ajar pada Sakura, wanita cantik yang sudah dianggap adik olehnya.
" Mom, apa Mommy sakit? " Tanya Sarada kepada Sakura.
" Hanya kelelahan sayang tidak usah khawatir " Sahutnya lembut. Karin tersenyum, Sasuke tidak salah orang. Pria itu benar-benar mencari pendamping terbaik yang pernah ada. Karin mengagumi Sakura yang bersikap lembut kepada anaknya.
" Sakura harus istirahat, aku tinggal dulu Sui " Sasuke meraih tangan Sakura namun Karin dengan cepat melepaskannya.
" Tidak perlu, biar aku dan Sarada yang mengantar Sakura ke kamar. Aku juga ingin mengenalnya lebih dalam " Sakura menganggukkan kepalanya, Sasuke juga harus menemui tamunya jadi dirinya tidak masalah diantar siapapun ke kamar.
" Tolong panggilkan bibi Roo dan minta buatkan teh hangat untuk Sakura, mungkin menantuku mabuk kapal disana " Mikoto tersenyum lalu segera mematuhi perintah suaminya.
..tbc..
Sampe part ini adakah yang masih belum puas?
Tolong komentarnya aku pengen dikasih masukan❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage (SASU X SAKU) ✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Sakura sangat menyukai Sarada, begitu pula Sarada yang begitu menyukai Sakura. Bagaimana kalau mereka disatukan menjadi seorang Ibu dan Anak diatas kontrak yang dibuat oleh ayah dari Sarada. ...