Seperti tidak terjadi apapun sama sekali, Sasuke menutup pintu kamarnya dan langsung menguncinya dengan cepat. Sakura juga sudah tidur setelah wanita itu memaksa untuk memeluknya dan memintanya menunggu sampai dirinya pulas.
Sasuke juga sengaja membiarkannya terlelap, ia tidak mau kalau Sakura turun dan kedua orang tuanya melihat Sakura terluka pasti dirinya yang akan kena omel. Jadi ia sengaja membiarkannya tetap dikamar, dan ia juga sudah menyiapkan masker kalau Sakura memang ingin turun kebawah, lukanya tidak boleh terlihat oleh siapapun.
Padahal Sasuke baru saja bersikap kasar, entah kenapa ada seperti sesuatu yang mengganjal saat Sakura begitu erat memeluknya. Wanita itu pasti ketakutan, ketakutan karena dirinya yang tiba-tiba saja berubah menjadi jahat. Dan bukannya marah balik, wanita itu malah minta ditemani olehnya.
Pria itu turun kebawah, tidak ada Karin. Hanya ada Sui dan ayahnya yang masih setia mengobrol. Mungkin mereka berdua punya beberapa rencana hingga ia memilih kedapur untuk mengambilkan minum.
Ia menatap Ibunya yang tengah menyiapkan makan siang. Uh! Selama beberapa hari pergi ia jadi merindukan masakan rumah. Mikoto mendekatinya, bisa dilihat guratan kelelahan yang ada didahi anaknya. Wanita itu mengusapnya pelan, semenjak kepergiannya untuk bulan madu entah kenapa ia rindu membentak anaknya. Sasuke adalah anak yang paling keras kepala. Jadi kalau tidak ada dirinya dirumah Mikoto jadi merindukannya.
" Sakura sudah tidur? " Tanyanya, Sasuke hanya mengangguk sembari berdehem pelan.
" Baru saja, Mama sudah selesai masaknya? Aku kelaparan, masakan dipesawat tidak ada yang menggugah selera sama sekali " Sahutnya. Mikoto tersenyum, tinggal membuat sayur setelah itu selesai.
" Tunggulah sebentar lagi, kamu sudah memberi Sakura obat? Menantuku terlihat pucat " Sasuke menggeleng, bukannya memberi obat Sasuke bahkan memakinya dan menyakitinya. Aneh sekali bukan?
Tapi ia tidak mau dirinya jelek dimata orang lain, dan ia tidak terlalu suka saat Sakura menyebut-nyebut namanya dan mengadukan perihal apapun tentang dirinya kepada orang lain. Reputasinya adalah yang nomer satu. Maka dari itu ia memperingati istrinya untuk jangan bicara apapun kepada orang lain terlebih pada Karin, wanita yang baru sekali dikenalnya.
Sasuke duduk dimeja makan, ia mengecek ponselnya karena sedari tadi bunyinya tidak pernah berhenti. Dan benar saja , para cecunguk itu mengirinya pesan untuk segera keluar dari sarangnya. Mereka sudah tahu dari berita kalau Sasuke baru saja pulang setelah berbulan madu. Tapi untuk saat ini Sasuke harus berbenah rumah baru mereka lebih dulu, setelah itu mau melakukan apapun juga terserah.
" Daddy " Suara Sarada mengintrupsi , anak perempuannya itu tersenyum sembari mendekatinya dengan tas kecil yang sudah bertengger dipundaknya. Karin dan Sui menyusul, begitupun dengan Ayahnya yang mengekori mereka bertiga dibelakangnya. Sepertinya mereka semua akan berangkat.
" Sudah siap sayang? " Tanyanya, Sarada mengangguk lalu Sasuke mencium kedua pipinya dengan sayang. Sui mengambil koper yang dibawakan oleh pembantu rumah tangga dikeluarga Uchiha, pria itu pun mengucapkan terima kasih.
" Dimana Mommy? " Sasuke tersenyum dengan penuh kelembutan. Sakura sedang tidur, dan kalau ia membuka pintu mereka semua pasti akan ikut. Lebih baik Sarada tidak bertemu Sakura lebih dulu. Fugaku menatap anaknya yang sedikit tegang, apakah Sasuke menyembunyikan sesuatu dari mereka?
" Mommy kelelahan dan sedang tidur, nanti kalau Mommy sudah sehat akan Daddy antarkan kerumah kalian " Sarada menghela nafas lalu mengangguk pasrah. Karin memicingkan matanya, apakah Sasuke sengaja membuatnya tidak bertemu dengan Sakura? Kenapa pria itu jahat sekali, hanya ingin memonopoli Sakura seorang diri.
" Sudah mau berangkat? Sebentar, Mama akan membungkuskannya untuk kalian " Karin hendak mencegah namun Fugaku menahan tangannya. Saat sampai dirumah mungkin mereka tidak akan sempat memasak, jadi biarkan istrinya itu menyiapkan untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage (SASU X SAKU) ✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Sakura sangat menyukai Sarada, begitu pula Sarada yang begitu menyukai Sakura. Bagaimana kalau mereka disatukan menjadi seorang Ibu dan Anak diatas kontrak yang dibuat oleh ayah dari Sarada. ...