4. Orang Asing

2.7K 298 25
                                    

" Siapa yang kamu panggil Mommy , Sarada? " Pertanyaan Sasuke membuat anaknya menciut. Sarada mencoba berlindung dibalik tubuh Kakeknya yang besar. Sakura berdiri dari posisinya, wanita itu benar-benar gugup dihadapkan oleh si jantan langsung. Ini benar-benar diluar prediksinya.

" Daddy tidak pernah mengajarkanmu memanggil seperti itu pada orang lain " Pria itu masih menatap Sakura walaupun ucapan itu bukan untuk wanita dihadapannya.

" Tapi Sarada cuma mau Ibu Guru Sakura menjadi Mommy ku, dan Ibu Guru Sakura tidak keberatan Dad " Sasuke tersenyum sinis, apakah wanita dihadapannya ini yang mengajarkannya? Sakura tidak pernah seperti ini sebelumnya terlebih dengan seorang wanita.

" Tidak ada panggilan Mommy untuk siapapun Sarada. Masuk kedalam dan renungkan kesalahanmu " Fugaku dan Mikoto sedikit geram, ditambah Sasuke terang-terangan menyalahkan Sakura dalam perkara ini.

" Sasuke, Sarada itu anak kamu " Bentakan Ibunya tak membuat Sasuke mundur. Ia tak suka sekali dengan panggilan itu karena tak ada satu wanitapun yang pantas menjadi Ibu maupun istrinya didunia ini. Nyatanya ia sukses walaupun hanya berdiri sendirian seperti sekarang ini.

" Faktanya memang benar. Tapi kalian terlalu memanjakannya, tolong tinggalkan kami berdua. Aku mau bicara dengan wanita ini " Sakura tersenyum pada mereka dan memberikan pandangan kalau ia baik-baik saja. Ia tahu kalau dirinya tidak pantas, tapi tidak perlu seperti itu terhadap anaknya. Hal tersebut tidak akan baik tumbuh kembangnya.


Setelah kedua orang tuanya pergi, Sakura mau tak mau mengikuti langkah Sasuke. Bagaimana dengan makan malamnya? Masa bodo! Yang terpenting ia harus menyelesaikan perkaranya dengan orang congkak dihadapannya ini.

Kenapa bisa sih pria itu menjadi ayahnya? Diam-diam wanita cantik itu begitu miris memikirkan nasib Sarada. Ia sangat ingin menjadi Ibu sambungnya, tapi kalau sifat Sasuke seperti ini apakah ia akan sanggup? Ia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya yang tiba-tiba saja menjadi sangat kacau.

Sakura berhenti disebuah kursi taman yang tak jauh dari rumah besarnya. Wanita cantik itu langsung duduk dikursi yang sudah dicat berwarna putih demi menutupi besi berkaratnya. Sasuke berdiri menantang, pria itu menatap Sakura dengan pandangan kesal dan marah sekaligus.

Ia sudah tahu apa kesalahannya, tapi kenapa pria itu harus melotot dengan mata yang hampir keluar seperti itu? Kalau Sakura terbukti mencuri baru pria itu pantas memberikan pandangan seperti itu.

" Banyak sekali yang harus kita bicarakan Nona Sakura " Ucapnya dingin, Sakura duduk dengan tegang menunggu apa yang hendak dibicarakan oleh pria bernetra hitam dihadapannya.

" Saya akan mendengarkannya Tuan Uchiha " Sahutnya pelan dengan pandangan tak meyakinkan. 

" Apa kamu memanipulasi pikiran anak saya? " Pertanyaannya membuat Sakura sedikit geram. Maksud dari memanipulasi itu apa? Apa karena pria itu tak menyukai panggilan Sarada padanya? Kalau tidak suka ya bilang saja, tidak usah berkata yang tidak-tidak.

" Maaf sebelumnya Tuan, Saya memang memperbolehkan Sarada memanggil saya dengan panggilan Mommy. Tapi bukan berarti saya memanipulasi pikiran anak anda. Tuan lah yang berspekulasi dengan begitu negatif " Sakura sedikit meninggikan nada bicaranya karena tak tahan dituduh. Baru kali ini ia bicara intens dengan Sasuke tapi hanya tuduhanlah yang dilayangkan pria itu kepadanya.

" Saya kira kamu adalah pembimbing yang pandai Nona. Kalau dilihat dari latar belakang keluargamu, seharusnya kamu tahu kalau hal seperti ini tidak boleh terjadi " Apa Sakura tidak boleh punya rasa kasih sayang terhadap anak muridnya? Kenapa Sasuke bertindak berlebihan. Ia hanya ingin menyenangkan Sarada, walau jauh didalam lubuk hatinya ia ingin sekali Sarada terus memanggilnya dengan panggilan itu setiap harinya.

Bittersweet Marriage (SASU X SAKU) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang