Itachi menatap sebuah rumah bergaya minimalis dengan dua lantai dihadapannya. Matanya memicing, kemarahan juga sudah siap meledak dari kepalanya. Mereka sepertinya sudah bangun, ada satu orang penjaga keamanan yang tengah duduk didepan pintu rumah mereka berjaga dengan siaga.
Penjaga keamanan dirumah mereka tidak pernah seperti yang dilakukan oleh pria dihadapannya. Apakah Sasuke terlalu takut ada orang yang masuk kedalam rumah tiba-tiba sedangkan dirinya tengah menindas istrinya?
Pria yang masih terlihat masih muda itu menundukkan kepalanya saat dirinya datang. Dengan senyum ramah pria itu menatapnya. Itachi mau tidak mau tersenyum, ia tidak mau dibilang sebagai pria dingin. Panggilan yang disematkan oleh orang-orang untuk adiknya.
" Boleh saya minta identitas anda Tuan? " Tanyanya ramah, Itachi tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
" Apa Tuanmu tidak memberitahu kalau saya ini adalah kakaknya? Apakah Kakaknya tidak boleh diberi jalan untuk masuk juga? " Bolehkan kalau Itachi bersikap arogan sedikit saja, adiknya memang sudah sangat keterlaluan kepadanya. Apa jangan-jangan Sasuke juga tidak memberi tahu juga siapa kedua orangnya?
" Maaf Tuan, Atasan kami tidak memberitahu perihal keluarga yang akan datang " Itachi langsung masuk begitu saja, sudah marah, makin bertambah saja kemarahannya kepada Sasuke.
Rumah yang dibeli oleh Sasuke diakui olehnya sangat bagus. Sengaja ia datang pagi-pagi yaitu pukul tujuh untuk memantau. Pergi pagi-pagi sekali, mungkin Ayah dan Ibunya akan khawatir mendapati dirinya tidak duduk dimeja makan dan sarapan. Ia menunggu sampai pria muda tadi membuka gerbang sedikit. Setelahnya baru masuk, lumayan lama karena dirinya harus menunggu selama satu jam.
Ia membuka pintu yang sudah tidak terkunci. Memasuki ruang tamu ia melihat keadaan yang masih sangat sepi. Namun telinganya yang tajam menangkap suara yang terdengar dari belakang , mungkin arah dapur. Bukan hanya suara, melainkan teriakan yang. Jangan bilang adiknya kembali berulah dan menyakiti Sakura lagi.
Itachi tidak mau terburu-buru, pria itu mengendap-endap menuju kearah belakang untuk melihat apa yang terjadi. Feelingnya benar, posisi dapur memang ada dibelakang setelah lemari besar berisi pajang juga dua buah vas bunga besar yang entah berapa nilainya.
Adiknya terlihat sangat rapi, dengan setelah kemeja dan juga sepatu yang ia yakini pria itu juga akan berangkat kerja setelah cuti menikah dan bulan madu. Ia pun sama seperti dirinya, tidak akan pulang lagi setelah dirinya melabrak adik kurang ajarnya dan tidak tahu norma serta sopan santun.
Kalau tahu akan jadi seperti ini seharusnya ia bersikeras merebut Sakura dari tangan adiknya. Sakura hanya memakai dress rumahan, entah kenapa mampu menarik perhatiannya dengan riasan sederhana diwajahnya dan rambut panjang yang tergerai dengan indahnya.
" Sudah saya bilang jangan memaksa untuk memakan sarapan yang kamu buatkan. Sampai kapanpun saya tidak akan memakannya " Kenapa adiknya itu penuh dengan drama sekali? Apa yang salah dengan masakan adik iparnya? Apakah ada benda kotor yang dimasukkan kesana atau ada Sakura memasukkan cacing hingga adiknya bersikap berlebihan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage (SASU X SAKU) ✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Sakura sangat menyukai Sarada, begitu pula Sarada yang begitu menyukai Sakura. Bagaimana kalau mereka disatukan menjadi seorang Ibu dan Anak diatas kontrak yang dibuat oleh ayah dari Sarada. ...