Suasana di kelas 11 IPA 1 sepertinya lumayan tidak kondusif karena sedang ditinggal oleh guru yang mengajar.
Biasalah hampir semua kelas jika ditinggal oleh guru baru sebentar saja sudah ribut seperti pasar. Ya, tak jauh beda dengan kelas 11 IPA 1.
Devian yang duduk bersebelahan dengan partner segala partnernya yaitu Arnanda, kompak menghadap ke belakang dimana yang duduk tepat di belakangnya adalah Argio dan juga Liam
"Gausah ngadep ngadep belakang Lo udin"kata Argio sambil mengusir lengan Devian yang berada di mejanya
"Gua gabut niiih.. ngapain gitu kek hibur gue"kata Devian terlihat raut mukanya yang lemas, lesu dan lunglai bak orang belum makan selama sebulan
"Eh gua punya tebak-tebakan nih"kata Arnanda mencuakkan ide gagasan yang muncul di benak otaknya
"Apaan?"Liam sepertinya cukup penasaran dengan tebakan yang dimiliki Arnanda
"Nih ya, benda apa yang bentuknya lonjong ga terlalu besar dan ga terlalu panjang, terus berbulu dan ada yang warnanya coklat"kata Arnanda mengutarakan tebakannya
"Waah waah benda apa ini miskah"gumam Argio dengan smirknya
"Astaghfirullah traveling otak gua"kata Liam
"Waah Liam fikirannya"ujar Arnanda
"Eumm apa ya.. aihh tebakan lo ambigu nan, sumpah"Devian sepertinya semakin kesal
"Udah positif tingking aja mungkin anu..."kata Argio
"Anu apa nih?"kekeh Liam
"Anu Lo anu... He he"Devian mulai konek dengan Argio
"Anu itu sebuah kata mengandung seribu makna njir"kata Arnanda
"Udah lah gua nyerah"akhirnya Argio tak jadi menyebutkan apa yang ia pikirkan
"Terus jawabannya apaan nan?"tanya Liam
"Jangan bilang anu...?"sahut Devian
"Waah bener-bener ya otak kalian.. jawabannya itu ulet bulu ASTAGA"Arnanda sedikit kesal sebab tak ada yang bisa menjawab tebakannya dengan benar.
"Lagian Lo neb...."belum selesai Argio hendak mengoceh tiba-tiba salah seorang anak kelasnya yang baru saja keluar memberi tahu
"Eeh usttt ada pak guru mau ke sini"katanya
Sontak seisi kelas kembali dalam mode diamnya termasuk juga Argio, Liam, Arnanda dan juga Devian.
****
Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Kini Argio sudah berada di kantin bersama ketiga sahabatnya
"Gi Lo ga ke perpus?"tanya Devian
"Tumbenan Lo langsung ke kantin gi, biasanya juga gercep Lo ke perpustakaan"sahut Arnanda
"Eeh usstt jangan berisik abis ini ada bidadari mau lewat"kata Argio sambil membungkam mulut kedua temannya
"Srrrttt... Pantesan kagak ke perpus.. srttt"celoteh Liam sambil menyedot es teh manisnya yang tinggal tersisa es batunya saja
"Hehehe doi kayaknya abis dari lab, abis ini gua ke perpus deh hehehe"cengir Argio dan ia melihat ke arah Deandita yang awalnya berjalan bersama teman-temannya kini ia berjalan sendirian dan berbeda arah.
Argio tau betul pasti Deandita menuju perpustakaan dan akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan aktivitas makannya
"Eeh mau kemana Lo Gi?"tanya Arnanda sambil sedikit berteriak karena Argio yang sudah berlari dari meja kantin
"Perpus"jawab Argio singkat dan langsung menuju perpustakaan.
Dan benar saja. Di perpustakaan ia hanya melihat Deandita saja. Tak ada seorang pun di sana yang terlihat tengah sibuk membaca buku atau yang lainnya.
Mungkin karena jam istirahat juga jadi minat untuk ke perpustakaan lebih terbesit sedikit dibandingkan minat untuk ke kantin.
Argio memasuki perpustakaan dengan santai setelah ia mengatur nafasnya sebelum masuk.
"Eeh sendirian aja Dit?"tanya Argio sambil mengambil asal buku di rak depan
"Eumm iya kak"jawab Deandita sambil fokus ke buku tebal di mejanya
"Masih ngafalin apa si kok kayaknya fokus banget"kata Argio mendekat ke arah Deandita
"Lagi ngapalin rumus sudut-sudut istimewa trigonometri kak, susaaah banget masa ga hafal-hafal"keluh Deandita dan Argio yang melihatnya hanya terkekeh
"Dit"panggil Argio dan Deandita pun menengok ke arahnya
"Iya kak?"katanya sedikit bingung seolah bertanya ada apa? Dengan pandangannya
"Lo tau ga? Yang lebih susah dari ngapalin rumus trigonometri?"tanya Argio dan dengan polosnya Deandita menggeleng
"Dapetin kamu"kata Argio dengan sedikit terkekeh karna ia baru saja memanggil Dita dengan sebutan 'kamu'... Ucapannya itu lantas membuat gadis yang di sampingnya itu seperti tersipu malu
"Iih apaan si kak, lagi belajar nih"katanya sambil menggulum senyumnya
"Yaudah sini gue ajarin deh biar cepet hafal"Argio mengambil alih buku cetak dan pensil yang sedang di pegang Deandita
"Ekheem baru di tinggal sebentar aja udah ada yang pacaran di perpus"sindiran halus terdengar dari Bu Diana penjaga perpus yang baru datang
"Hehe ga pacaran kok Bu"cengir Argio
"Iya iya ga pacaran ya ditaa"kata Bu Diana sambil terkekeh karena melihat wajah Deandita yang nampak malu
"Bu,, Bu Diana bapaknya tukang bakso ya?"tanya Argio bermaksud ingin memberi gombalan ala ala dirinya
"Bukan"jawab Diana
"Eumm tukang galon?"tanya Argio lagi
Bu Diana penjaga perpus orangnya memang suka becanda dan enak diajak ngobrol dan bercanda dengan anak-anak yang datang ke perpus. Termasuk juga Argio.
"Bukan gio... Bapaknya ibu bukan penjual galon"jawab Bu Diana lagi
"Dit lo tau bapaknya Bu Diana jualan apa gitu?"kali ini Argio bertanya pada Deandita
"Nggak kak"jawabnya sambil menggeleng
"Argio... Bapaknya ibu sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu, jadi ga jualan bakso apalagi galon"jelas Bu Diana kemudian tersenyum
"Eh..i-ibu... Maaf bangeet Argio ga ada maksud Bu aduuuh,, jadi ga enak kan"Argio merasa bersalah kali ini niat menggombali Bu Diana malah berujung seperti ini
"Gelap kak gelap"kekeh Deandita meledek Argio
"Suust jangan gitu"kata Argio dengan bisikan supaya tak di dengan Bu Diana
"Iya Argio ibu tau kok kamu anaknya becandaan hehe"kekeh Bu Diana dan Argio pun ikut terkekeh.
Sampai bel masuk Argio berada di perpustakaan bersama Deandita. Mereka terlihat semakin akrap seiiring berjalannya waktu.
Argio mengajari dan memberi tips supaya Deandita lebih mudah dan lebih cepat hafal mengenai rumus trigonometri yang sudah pernah ia pelajari sewaktu kelas sepuluh.
__________________________________
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGIO ||•END
Teen Fiction(FOLOW SEBELUM MEMBACA) Ini adalah kisah pdkt seorang pelajar SMA yang dibantu oleh ketiga sahabatnya. Argio lumayan penasaran dengan gadis yang tak sengaja menjadi pusat perhatiannya sejak pertama kali ia melihatnya. Akankah pdkt Argio berhasil?s...