||•32 demam

36 5 0
                                    

        Sepulang sekolah Argio dan liam memutuskan untuk langsung bergegas pulang kerumah masing-masing karena sepertinya cuaca sedang kurang bersahabat.

Tiiin... suara kelakson Liam yang berbelok beda arah setelah lampu merah.

Titin...tiin balas Argio dan dirinya pun menancam gasnya bergegas supaya ketika hujan turun dirinya sudah di rumah.

"Jangan hujaan dulu... Jangan hujan duluuu"rapal Argio. Sebab jika kehujanan deras maka suhu tubuhnya langsung naik dalam semalam dan esoknya langsung demam

Namum dewi Fortuna sedang tidak berpihak kepadanya sekarang. Masih di tengah jalan hujan turun. Awalnya baru rintik gerimis kecil sehingga Argio masih melakukan kendaraan sampai akhirnya hujan menjadi deras.

Argio memutuskan untuk meneduh di depan ruko.

"Izin neduh ya Bu"kata Argio sambil tersenyum ramah kepada ibu pemilik toko kelontong itu. "Eeh iya sok atuh silahkan"ujar ibu pemilik ruko kemudian masuk kedalam.

Argio bergumam menyanyikan sebuah lagu yang terlintas di benaknya. Dan ketika hujan semakin deras dengan samar ia melihat dua bocah kecil dan sepertinya yang satunya terjatuh di trotoar jalan

Argio berlari, melupakan derasnya hujan dan menerabasnya "adek... Kok bisa jatuh"kata Argio dengan nada keras karena derasnya hujan dan membantu bocah laki-laki itu berdiri

"Nenduh dulu yuuk di ruko itu sama kakak"ujar Argio dan menggiring dua bocah itu untuk neduh.

Sesampainya di depan ruko Argio dapat melihat dua bocah itu yang membawa keresek berwarna merah"kalian jualan tisyu?"tanyanya dan diangguki mereka dengan kompak

"Namanya siapa hemm?"Argio berjongkok menyetarakan tinggi mereka

"Namaku Adit kak"kata bocah yang tadi terjatuh

"Kalo aku Rehan kak"kata yang satunya lagi

"Tisyunya masih banyak?"tanya Argio dan salah satu dari bocah yang diketahui namanya adalah Rehan itu membuka kresek yang di bawanya"tinggal segini kak"ujarnya

"Kakak beli boleh?"kemudian Argio mengambil alih kantung plasti berwarna putih yang berisikan tisyu itu

"Maaf kak, kalo uangnya seratus ribu nggak ada kembaliannya"kata Rehan setelah menerima uang yang basah dari Argio

"Ini untuk kalian aja kembaliannya. Kalian adik kakak?"Argio mengobrol dengan kedua bocah itu. Dan diangguki oleh Adit 

"Orang tua kalian kemana? Kan usia kalian masih usia sekolah. Harusnya waktu kalian dipake buat main dan belajar"terang Argio dengan pndangan sendu kepada dua bocah itu

"Keadaan yang maksa kak. Jadi buat kami ga seindah itu buat ngelakuinnya"kata Adit yang sepertinya umurnya lebih tua daripada Rehan.

"Kami main ko kak tapi sambil jualan tisyu"senyum mengembang dari Rehan

"Semangat ya, klau kalian masih sekolah lanjutin sekolahnya. Kalian calon orang sukses. Banggain kedua orang tua. Naikin derajat keluarga"ujar Argio memberi semangat dan diangguki dengan mantap oleh Rehan dan Adit.

"Terimakasih ya kak, semoga kapan-kapan kita bisa ketemu lagi ya"ujar Rehan dan diangguki Argio "pasti"

Hujan sudah mulai reda. Menyisakan rintikan kecil gerimis dan Argio memutuskan untuk melanjutkan perjalannya pulang kerumah selepas meneduh akibat hujan. Walaupun baju seragamnya dan semuanya sudah basah kuyup.

"Haacim...."dari balik helmnya Argio bersin "sial.... Punya badan ringkih banget"batinnya

Sesampainya di rumah Argio merasa badannya dingin sekali sampai ia menggigil.

"Assalamualaikum ma"kata Argio kemudian mamanya Argio yang sedang menonton tv pun langsung menghampirinya

"Yaallah kok bisa basah kuyup begini? Emangnya nggak neduh dulu dek? Buru-buru mandi pake air anget abis itu ganti baju yang anget gih"titah mamanya Argio kemudian ia menurut dan langsung ke kamarnya.

Sesudah selesai mengganti pakaiannya Argio merasa dirinya sangat dingin. Mungkin sedingin es dan menggigil. Ia sudah mematikan AC nya namun masih saja dingin.

"Ma...ma... Di-ngi..iiin"kata Argio menuruni tangga dengan membuntal tubuhnya menggunakan selimut tebal

"Naah kan pasti demam.. ngapain turun dek di atas aja nanti mama ke atas bawain teh anget"ujar mamanya dan ketika hendak berbalik Argio merasa penglihatannya buram dan kemudian gelap.

Argio pingsan tak sadarkan diri. "Yaallah adeek... Papaaa..."teriak mamanya Argio panik.

Bukan sekali dua kali Argio demam jika kehujanan. Tapi baru kali ini Argio sampai pingsan mungkin karena ia terlalu lama menggunakan pakaian basahnya tadi.

Papanya Argio dari ruang kerjanya langsung berlari kecil dan membopong tubuh anaknya itu ke sofa.

"Bawa rumah sakit aja apa ya pa"usul mamanya

"Iya sadarin dulu habis ini bawa ke rumah sakit. Argio kenapa? Pasti kehujanan lagi ya ma?"tanya papanya Argio sambil membantu istrinya membuka minyak kayu putih

"Iya tadi pulang bajunya basah kuyup nggak pakai mantel soalnya dia selalu ga mau kalau di suruh bawa mantel pa. Dan adek tadi bawa sekeresek tisyu tu ga tau darimana"jelas mamanya Argio

"Eummmm.... Himm..diing-iin ma"Argio tersadar dan kembali menggigil

Papanya Argio memegang jidat anaknya. Tubuh Argio panas. Tetapi dirinya merasa dingin sampai menggigil.

"Pa siapin mobil. Yuuk ke dokter yuk"titah mamanya dan Argio hanya nurut saja.

Sebenarnya dirinya sangat malas untuk ke rumah sakit sebab dirinya sedikit takut kalau harus disuntik apalagi di pasang infus.



__________________________________

Next....

ARGIO ||•ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang