||•12 toko buku

156 153 8
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.

Kini Argio berada di parkiran sekolah. Temangkring di atas motor hitamnya sambil menunggu seseorang.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya yang ditunggu pun nampak juga.

"Maaf kak agak lama ya? Soalnya Dita tadi bantuin temen piket kelas dulu"jelas Deandita sambil sedikit berlari ke arah parkiran menghampiri Argio

"Eeh iya, Sans aja lagian ga lama kok"kata Argio dengan senyumnya.

Deandita kemudian berjalan ke arah motor maticnya yang terparkir tak begitu jauh dengan motor milik Argio.

Deandita mengendarai motornya keluar dari lingkungan sekolah diikuti Argio dibelakangnya.

Argio menilik arloji di tangannya menunjukkan pukul 15.17 menit. Jam pulang sekolahnya memang pukul tiga sore.

Argio melihat Deandita memelankan motornya ketika dekat dengan salah satu alfamini di dekat perempatan lampu merah.

"Mau mampir dulu?"tanya Argio dan Deandita pun mengangguk. Akhirnya Argio ikut mampir ke alfmini bersama dengan deandita.

"Mau beli apa?"tanya Argio ketika ia sudah berada di dalam ruang ber-AC itu

"Cuman mau beli minum kak, kakak mau apa?"tanya Dita ketika ia sudah berada di depan jajaran lemari pendingin minuman.

"Air mineral aja"kata Argio dan ia melihat Deandita mengambil dia botol minuman yoghurt dan satu botol air mineral.

Setelah membayar mereka melanjutkan perjalanannya menuju tujuan awal yaitu Gramedia.

Sebelum Deandita menaiki motornya ia menghampiri Argio yang terlebih dahulu sudah duduk di atas motornya"eumm kak"

"Iya, gimana?"tanya Argio sambil hendak memakai helm-nya "nanti di lampu merah kakak di di depan Dita ya, atau nggak di samping Dita"katanya dengan nada agak pelan karena menahan rona di pipinya

Argio bingung "emm Dita tu paling bodoh kalo soal lampu merah hehe, pokoknya gitu deh nanti Dita jelasin"katanya kemudian Deandita menaiki motornya dan Argio mengendarai motornya dengan kecepatan hampir sama dengan Deandita di sampingnya.

***

Sesampainya di Gramedia Argio bisa melihat binar mata milik Deandita. Mereka berdua berjalan menyusuri tumpukan buku-buku sampai pada akhirnya Argio dan Deandita melihat rak buku novel yang dicarinya.

"Lo mau beli berapa buku?"tanya Argio sambil melihat sampul buku

"Kayaknya cuma satu kak"jawab Deandita sekenanya. Setelah itu ia mengambil buku yang berada di rak depan.

"Eeh btw buku ini gua dah pernah baca, ceritanya bagus tadi sad ending"tutur Argio dan melihat Deandita kembali meletakkan buku itu

"Kenapa di taro lagi?"tanyanya

"Dita ga suka kalo sad ending hehe, jadinya sedih ntar apa lagi kalo sad endingnya meninggal... Eumm sedih deh pokoknya"jelasnya membuat Argio menggulum senyumnya

"Lo mah lucu ya Dit, padahal Lo tau ga semua buku cerita atau novel itu berakhir happy ending, pasti ada penulis yang nulis alurnya jadi sad ending"kata Argio sambil berjalan mengikuti kemana kaki pendek Deandita berjalan

"Iya Dita tau, tapi kan kita sebagai pembaca bisa milih buku mana yang mau kita baca"kata Deandita dan berhenti di jajaran alat tulis dan ia mengambil salah satu brush pen berwarna pink di sana dan mencoba menuliskan sesuatu di depan brush pen itu berjajar.

Guna mengetes apakah bisa untuk menulis atau tidak. Argio melihat Deandita dengan lihai membuat lattering namanya.

"Tulisan nama gue juga dong"kata Argio sambil menyodorkan brush pen warna biru dan Deandita menuliskan nama Argio tepat disamping namanya.

"Udaah... Eeh itu novel yang Dita mau kak, yang belum lama terbit itu"kata Deandita sambil meletakkan brush pen kemudian menuju tumpukan buku tepat Depa kasir

Argio juga mengambil novel yang sama dengan Deandita "kakak juga mau beli ini?"tanyanya

"Iya, biar nanti kalo Lo cerita gue ngerti ceritanya"jawab Argio dan Deandita malah tersenyum sangat manis sengakali membuat perut Argio bak diisi dengan kupu-kupu yang berterbangan di sana.

Sudah mendapatkan yang dicari Argio dan Deandita memutuskan untuk mampir ke salah satu pedagang mie pinggir jalan.

Di sinilah mereka sekarang. Di pinggir trotoar di bawah tenda pedangan mie kaki lima duduk bersebelahan sambil menunggu mie ayam pesanan mereka jadi.

"Dit.."kata Argio

"Iya kak?"Deandita menengok ke arah Argio

"Lo ga dimarahin ibu Lo? Pulang sekolah ga langsung pulang gini?"inilah satu pertanyaan yang terlintas di benak Argio sekarang

"Nggak kak, tadi Dita udah bilang kalo mau nyari buku dulu"jelasnya dan Argio hanya mengangguk.

"Eeh gue penasaran, Lo bilang Lo paling goblok kalo soal per-lampu merahan? kenapa?"tanya Argio lagi dan dengan pembawaannya yang tenang dan santai Dita bercerita

"Jadii Dita itu paling bingung kalo ada perempatan lampu merah gitu kak, waktu itu Dita pernah mau belok eh terus lampu merah yasudahlah Dita berenti terus motor di samping Dita juga mau belok tapi dia ga berenti..."cerita Deandita terputus dengan kedatangan Abang tukang mie ayam sambil membawa dua porsi mie yang siap santap

Sambil memakan mi ayam Deandita kembali melanjutkan ceritanya "terus-terusan gimana?"Argio penasaran dengan kelanjutannya

"Ya terus waktu lampu hijau Deandita tetep belok walaupun orang-orang pada ngeliatin humm... Dita maluuu"matanya sambil menggembungkan pipinya

"Hahaha iya si kalo gue jadi Lo juga, gue bakal malu"Argio melah tertawa

"Humm makanya"kata Dita

"Yaudah Minggu besok ikut gue sunmory aja gimana? Ntar gua ajarin per-lampu merahan dah"tawar Argio. Percayalah jika ini beneran maka 2 persen Argio benar-benar mengajari Dita, dan 98 persen Argio modus

"Eum kalo itu Dita minta izin dulu ke ibu, nanti kalo dibolehin Dita kasih tau kak gio deh"jawab Deandita

"Lo tu anaknya kalem banget ya Dit"gumam Argio tanpa setelah menyeruput es jeruk

"Eeh.. kalo untuk sekarang mungkin si Dita keliatan kalem kak, ntah nanti hehe"Deandita malah terkekeh

"Balik yuk, udah asar juga dan Lo ga bilang kalo mau mampir makan dulu kan?"kata Argio dan beranjak dari tempat duduk dan membayar dua porsi makanan yang dipesannya dan juga Deandita

"Dita ada uang kok kak"kata Deandita sebelum Argio memberikan uangnya kepada mamang penjual

"Gapapa kali Dit, kali ini gue traktir dah"kata Argio dengan senyumannya dan akhirnya Dita meng-iyakan.

Setelah itu mereka mengendarai motornya masing-masing untuk pulang kerumahnya masing-masing.

________________________________


Next...

ARGIO ||•ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang