||•28 hari perlombaan

72 69 5
                                    

       Tepat hari ini, Argio dan Deandita harus mengumpulkan file berisi cerita yang telah mereka buat ke Bu Widya.

Sekarang Argio dan Deandita sudah berada di meja Bu Widya untuk mengkoreksi sedikit banyaknya cerita yang mereka buat beberapa waktu lalu.

"Yaak baik... Kalian berdoa ya semoga bisa lulus seleksi"ujar Bu Widya dan diangguki Argio dan Deandita kompak

Tapi tanpa disadari Argio, raut wajah Deandita berubah seketika semenjak dirinya bertemu dengan Bu Widya.

Argio menengok ke arah Deandita yang sedari tadi ia memegang tangannya sendiri.

"Dit.."panggilan dari Argio membuat Deandita tersontak kaget

"I-iya kak?"katanya

"Lo baik?"tanya Argio

"Iya kak, Dita baik"jawabnya dengan senyuman.

Argio kemudian mengambil tangan kiri milik Deandita dan menggenggamnya di antara jarak keduanya.

Argio merasakan tangan Deandita yang dingin. "Lo deg-degan banget ya?"tanya Argio dan Deandita mengangguk

"Dita takut kak, takut ngecewain Bu Widya. Kalo misalnya nanti cerita yang kita buat nggak dapet peringkat gimana?"kata Deandita lirih

"Argio, Dita, kalian mau naik kendaraan sendiri atau satu mobil dengan ibu dan beberapa panitia dari sekolah kita?"tanya Bu Widya setelah mengoreksi file tersebut

"Mungkin Dita bareng Argio aja ya Bu, soalnya biar lebih longgar juga mobilnya dan kebetulan Argio juga bawa mobil hari ini"jelas Argio dan diangguki Bu Widya

"Oke nanti kamu dibelakang mobil kami ya, menuju ke perpusda karena acara ini diselenggarakan memperingati hari ulang tahun perpustakaan daerah"terang Bu Widya

"Baik Bu"Argio mengangguk faham.

Deandita mengambil tasnya yang ia letakkan di meja perpus. Argio pun mengikuti Dita mengambil tasnya.

Sedangkan Bu Widya keluar perpustakaan mungkin ingin bersiap-siap juga.

"Dit.."lagi-lagi Argio memanggil Deandita yang sedari tadi diam.

"Iya kak?"jawabnya lembut

"Ayok.."Argio mempersilahkan Deandita berjalan duluan di depannya menuju parkiran.

Di koridor depan Argio bertemu dengan teman-temannya yang sepertinya baru saja dari kantin.

"Ehh semangat bro"ujar Liam menyemangati Argio

"Semangat berjuang bareng si doi semoga menaaang"kali ini ujar Arnanda

"Semangat empat lima broh"kali ini kata Devian dengan menepuk pundak Argio.

Argio hanya mengangguk sekilas lalu pergi menghampiri Deandita yang sudah hampir sampai di parkiran sekolah.

Bukan sebuah kebetulan biasa memang, hari ini Argio sengaja lebih tepatnya, ia membawa mobil untuk dinaikinya bersama Deandita ketika hendak mengumpulkan hasil karya mereka.

Karena Argio berfikir mungkin mobil sekolah akan penuh sebab dinaiki oleh guru panitia dari sekolah dan beberapa teman mereka yang juga mengikuti lomba lain seperti puisi dan pidato.

"Dit, yuk naik"Argio membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Deandita menaiki mobilnya itu bak mempersilahkan seorang putri dari sebuah kerajaan

"Makasi ya kak"tutur Deandita tak lupa dengan senyumannya

Setelah mobil milik sekolah keluar Argio pun membuntutinya dari belakang sesuai arahan Bu Widya tadi.

Di dalam mobil nampak hening hingga Argio menghidupkan lagu yang berjudul halu yang dinyanyikan oleh dare.

Tanpa sadar Deandita bergumam mengikuti alunan lagu yang didengarnya.

Dengan samar Argio tersenyum.

"Senyumanmu... Yang indah bagaikan candu"tepat di lirik itu suara Argio beradu menjadi satu dengan suara lembut Deandita.

Mereka saling pandang dengan Argio yang tersenyum hangat dan senyum hangatnya itu lantas membuat pipi Deandita merona.

"Kak gioo..."kata Deandita. Sudah dapat dipastikan kalau ia sedang tersipu malu sekarang.

"Udah mau sampe nih"kata Argio

Tak sampai lima menit akhirnya mereka sampai di halaman parkir acara perlombaan yang dilaksanakan di perpustakaan daerah itu.

Setelah itu Argio dan juga Deandita di bimbing Bu Widya menuju ruangan tempat mereka mengumpulkan hasil karangan mereka dan teman-teman lain yang mengikuti lomba puisi dan pidato sudah mendapat nomor giliran untuk naik ke atas panggung dan akan dinilai oleh para juri.

Setelah mengumpulkan karangan mereka, Argio dan Deandita duduk si salah satu bangku penonton untuk menyaksikan penampilan dari teman mereka yang mengikuti lomba puisi dan pidato.

Argio duduk tepat di bangku samping Deandita. "Bismilah ya Dit, semoga nanti waktu pengumuman nama kita terpanggil"tutur Argio dan diangguki Deandita "iya kak, aamiin"katanya

Skip

Acara perlombaan sudah selesai. Pengumuman hasil lomba akan diberikan sekitar satu minggu lagi, sebab akan ada beberapa penilai yang mempertimbangkan hasil dari para peserta lomba.

Bu Widya mempersilahkan anak didiknya yang tadi mengikuti lomba untuk sekedar melihat-lihat area sekitar.

Argio mengajak Deandita untuk sekedar melihat bazar buku yang berada tak jauh dari area perlombaan.

"Eeh kak, banyak banget novelnya yang ada di bazar"kata Deandita sambil mengambil salah satu novel yang tertumpuk rapih di sana

"Kalo yang ini gue udah ada semua Dit, kalo Lo mau bilang ya sama gue, biar gue kasih"ujar Argio

Deandita hanya bergumam samar sebab daerah sekitar mulai ramai.

Deandita beberapa kali tersenggol oleh orang yang hendak lewat di antara sela-sela jalan. Argio yang melihatnya sontak langsung berdiri di samping agak ke belakang tubuh Deandita supaya dirinya lah yang tersenggol oleh orang yang lewat.

"Heumm..."Deandita herdeham sepertinya ia mulai bosan.

Argio melihat seperti poster besar yang tengahnya kosong dan ada panitia yang berdiri tepat di samping poster itu dan memberitahu kalau itu adalah tempat tanda tangan.

Argio tertarik dan mengajak Deandita"Dit, ke sana yuk"ujarnya

"Niih tanda tangan lo, di sebelah punya gue ya"kata Argio sambil memberikan spidol kepada Dita

Deandita pun hanya nurut dan bertanda tangan tepat disebelah tanda tangan milik Argio.

Di samping poster ada spot foto yang lumayan menarik bagi Deandita, akhirnya Dita memberanikan diri untuk berfoto bersama dengan Argio.

Setelah acara foto-foto selesai, Bu Widya memanggil mereka untuk segera pulang karena hari sudah siang menjelang sore.

___________________________________

Next

ARGIO ||•ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang