(Chapter 21 : Selamat tinggal kewarasanku!)

104 15 10
                                    

Masih banyak kekurangan dalam cerita seperti typo, kesalahan penulisan sesuai dengan EYD Terbaru (PUEBI). Ini merupakan SEMI FF(karakter tidak bisa disamakan dengan REAL-LIFE).

-Rated 17+

HARDWORDS, dimohon kebijakannya dalam memilih konten bacaan yang sesuai dengan usia. Gomawo-

<🐥🐻>

Hari ini akan jadi hari pertama untuk Seulji melangkahkan kakinya dirumah kedua mertuanya. Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan ibu dan ayah Niel, padahal ibu Niel sering kali menelponnya. Ibu Niel pasti sangat kangen dengan menantunya yang imut ini.

"Kenapa kau kelihatan tidak bersemangat seperti itu?" Seulji bertanya pada Niel, wajah cemberut pria itu terukir selama perjalanan mereka. Tentu saja Seulji risih melihatnya.

Niel menguap, "Hanya satu jam, kau janjikan?"

Seulji mengangguk, ia bersiap-siap untuk turun dari mobil Lamborghini dua pintu keluaran terbaru milik Niel. Benarkan, Niel itu memang keras kepala bahkan mobil saja masih pilih-pilih.

Niel ikut turun dan berjalan di belakang Seulji. Ia dan Seulji hanya memakai baju santai dan terkesan sopan. Seulji dengan rambut terurainya dan kameja putih serta rok pendek berwarna merah, ia terlihat seperti anak sma padahal usianya sudah cukup tua tapi Niel akui dia sangat pintar menge-mix baju dan semuanya terlihat cantik.

Sedangkan Niel, tentu saja ia akan memakai kameja mahal berwarna putih dan dipadukan dengan celana flat front berwarna hitam tidak lupa sepatu YSL dan kacamata karena tentu saja ia memiliki mata minus. Ia butuh kacamata untuk melihat dengan jelas.

"Ish... kenapa kau menanggalkan kancing ini?" Tanya Seulji sambil menggapai kerah kameja Niel. Ia mengancingkan kameja Niel tanpa tahu kalau pria itu sengaja membuka kancing itu agar terlihat lebih stylist.

Bukannya marah Niel malah pasrah, ia sudah lelah berdebat dengan Seulji karena apapun yang ia katakan berakhir jadi kesalahpahaman.

Dan kini kesalahpahaman itu berlanjut lagi, tidak jauh dari tempat keduanya berdiri, ada dua orang yang sedang mengintip melalui jendela. Keduanya tersenyum dengan bahagia dan ada pula yang tersenyum bangga.

"Nanti akan kutanyakan pada Seulji langsung." Kata wanita yang tidak lain adalah ibu Niel.

Ia berjalan beriringan dengan Tuan Park, awalnya keduanya tidak ingin mengganggu kegiatan muda-mudi yang sedang dimabuk cinta itu tapi rasa penasaran keduanya lebih besar.

"Ehemm... Langit terasa indah ya." Kata Ny. Park yang membuat Seulji hampir terjungkal kebelakang untung saja Niel sedari tadi melingkarkan tangannya di pinggang mungil Seulji, kalau tidak, mungkin Seulji akan terjatuh dan mungkin saja kakinya terangkat dan menubruk junior Niel. Semuanya mungkin saat ini.

"Aku jadi rindu masa muda." Kini ayah Niel yang berbicara. Berbeda dengan Seulji yang kelabakan hingga berdiri cukup jauh dari suaminya. Niel malah menunjukkan wajah sangarnya seakan ia sangat tidak suka dengan ucapan ayahnya itu.

"Masa muda yang mana yah? Dengan ibu atau ..."

Ny.Park seketika menengahi keduanya, "Seulji ayo masuk." Katanya dengan ramah sambil menggengam tangan Tuan Park.

Seulji yang melihat keromantisan keduanya pun ikut merasakan kebahagiaan, ia jadi ingat betapa romantisnya ayah dan ibunya. Wah... Ia sangat ingin merasakannya.

Sleekkk...

Sebuah tangan mendarat mulus di telapak tangannya, bahkan tangan tegas itu kini menggenggam tangan kanannya dengan erat seakan takut kehilangannya.

STAR MISSING ; seulmin (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang