(Chapter 5:Perjodohan)

356 52 1
                                    

Masih banyak kekurangan dalam cerita seperti typo, kesalahan penulisan sesuai dengan EYD Terbaru (PUEBI). Ini merupaka SEMI FF(karakter tidak bisa disamakan dengan REAL-LIFE).

-Rated 17+

HARDWORDS, dimohon kebijakannya dalam memilih konten bacaan yang sesuai dengan usia. Gomawo-

***


<🐥🐻>

"Aku balik ya." Bisikku ditelinga Taeyun dan keluar dari mobilnya dengan sangat pelan, layaknya penyusup karena tidak ingin membangunkan Jisu yang tertidur karena kelelahan seharian ini.

Aku mengambil barang-barangku dan berdiri menghadap mobil, Taeyun membuka jendela  dekat dengan Jisu sambil tersenyum kepadaku.

"Nanti kita jalan lagi, jangan lupa jaga kesehatan." Eja Taeyun tanpa menimbulkan suara membuat tawaku tertahan karenanya.

"Sana pergi, jaga Jisu dengan benar yah komandan!" Balasku yang ikut mengeja layaknya Taeyung.

Taeyung mengangguk dan menutup jendelanya, setelah itu dia menancapkan mobilnya hingga hilang dari nanarku. Akupun pergi masuk kedalam rumah.

"Baru pulang?" Tanya Ibu yang membuatku kaget setengah mati.

"Akhhhhh... Ibu kenapa belum tidur? Ini sudah jam 11 malam loh." Khawatirku.

"Ibu menunggumu. Apa saja yang kalian lakukan?" Tanya ibu penasaran.

"Tidak banyak."

Aku menceritakan kegiatanku hari ini sambil bersimpun-simpun sebelum tidur. Dari aku yang menemani Jisu berbelanja, makan bareng dengan Taeyun dan Niel, dan berakhir berkaraoke-an bersama tanpa Niel. Memang pria itu dari awal tidak ikut, saat aku bertemunya hanya kisaran 15 menit sebelum dia pamit karena ada kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Sepertinya dia super sibuk.

"Anak itu, selalu saja disampingmu."

"Siapa?" tanyaku keherenan.

"Taeyun. Anak itu sebentar lagi jadi ayah, ya." Ucap ibu yang tidur disampingku ikut menatap langit-langit tempat mataku tertuju.

Sepertinya ibu sedang bernostalgia kembali. Aku menengok dan tersenyum padanya. "Ibu pasti mengkhayal lagi." Tebakku sambil memeluk ibu dengan erat.

"Bukankah memang begitu yang seharusnya terjadi?" Ungkap ibu yang menjatuhkan tangannya diatas kepalaku, mencium keningku, sambil mengelus-elus suraiku dengan lembut.

Benar, akulah yang seharusnya berada diposisi Jisu. Seharusnya aku yang mengandung anak Taeyun dan seharusnya akulah wanita yang paling bahagia di sisinya. Tapi aku tidak bisa egois sekarang, karena itu aku hanya bisa berandai-andai terus-menerus.

Aku menutup kedua mataku, lelah dengan kenyataan yang tidak pernah berjalan baik untukku. Aku mendengar ibu terus-terusan membahas hubunganku dengan Taeyun dan itu seperti sebuah dongeng usang yang tidak lagi menarik untuk diingat.

Aku menutup kedua mataku dan masuk kealam mimpiku, betapa sialnya mimpiku malah ikut menampilkan kenang-kenangan manis saat itu. Biarlah, ini hanya mimpikan.

***

"Sarapan dulu, Seul!" teriak Ibu yang sibuk berkutat dengan dapur.

"Aku bisa terlambat, aku pergi duluyah. Jangan lupa obat ibu!" balasku yang sibuk memperbaiki rambutku yang berantakan dan tergesa-gesa memasang sepatu.

STAR MISSING ; seulmin (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang