(Chapter 30: Pasangan Gay)

70 9 12
                                    

Masih banyak kekurangan dalam cerita seperti typo, kesalahan penulisan sesuai dengan EYD Terbaru (PUEBI). Ini merupaka SEMI FF(karakter tidak bisa disamakan dengan REAL-LIFE).
-Rated 17+

HARDWORDS, dimohon kebijakannya dalam memilih konten bacaan yang sesuai dengan usia. Gomawo-

<🐥🐻>

Sudah cukup lama keduanya tidak berbicara dengan santai seperti saat ini. Bukan hanya Niel yang mencoba menghindar, tapi Seulji akui, ia juga berniat menjauhi Niel karena masih shock mengetahui fakta bahwa suaminya memiliki perilaku menyimpang.

Dan disinilah keduanya saat ini. Menyatu dengan keheningan yang sempat meradang dan kini mulai mencair.
"Apa aku mengganggu waktumu?" Tanya Niel.

Seulji menatap mata Niel sebentar. Ada goresan rasa bersalah terlintas dimatanya tapi cukup tegas untuk menutupinya. Begitulah Niel, ekpresi dan emosinya sangat sulit terbaca.

Seulji rasa Niel juga semakin sering bekerja larut malam, wajahnya terlihat kelelahan. "Tidak juga, akhir-akhir ini aku mengurus beberapa yayasan punya ibu dan menandatangani kontrak dengan beberapa relasi di kota Gangnam." Jawab Seulji singkat sambil mencicipi cake red velvet kesukaannya.

Sebenarnya ia terpaksa datang ke cafe ini, kalau bukan karena janjinya dengan Jisu untuk memperbaiki hubungan mungkin ia menolak ajakan Niel dan akan mengacuhkannya sambil mengetes seberapa kuat Niel memperjuangkannya. Ia sedikit ragu Niel akan memilihnya karena sebelum pernikahannya, ia dan Brian sudah lebih dulu menjalin hubungan, hingga akhirnya 4 tahun lalu keduanya menikah.

Jadi aku menikah dengan seorang gay ataukah sebagai pelakor di pernikahan mereka?

Lucu sekali...

"Jangan bekerja terlalu keras, kau harus menjaga kesehatanmu."

Heol... bukankah kau juga harus bercermin sebelum berbicara? Dibandingkan aku yang masih bisa merasakan tidur 8 jam sehari, kau lebih mengkhawatirkan.
"Kau juga, jangan terlalu banyak merokok. Itu tidak baik untuk kesehatanmu."

Wah apa yang sedang kubicarakan! kenapa aku jadi ikut-ikutan berbicara formal, jika orang mendengarnya pasti akan mengira kita adalah rekan kantor yang sedang membahas pekerjaan dibandingkan pasangan suami istri yang berniat memperbaiki kesalahpahaman.

Niel mengeluarkan senyum tipisnya.

"Hahaha..." Bagaimana bisa senyum yang menjengkelkan itu membuat jantungku malah bergetar hebat? cinta ternyata benar-benar membuatku gila, pantas saja teman-temanku buta segala Indra karena cinta.

"Kau tidak suka aku merokok? Baiklah akan ku hentikan." Niel terseyum semakin lebar dan segara menyantap salad sayur yang telah dipesannya.

"Tidak perlu karena kita sudah jarang bertemu." Ucapan itu dengan lancar keluar dari mulutku. Semoga saja Niel tidak begitu tersinggung. Siapa suruh pergi tanpa penjelasan, rasakan itu!

Niel hampir tersedak, ia dengan cepat meraih gelasnya.
"Uhukkk..."

Ia berdehem, "Apa kau tidak nyaman berada didekatku?"

Tentu saja!

"Mana mungkin."

"aku malah senang karena akhirnya kita bisa bertemu." Ternyata mulut tidak sinkron dengan hati.

Niel kembali tersenyum dan mengangkat beberapa barang. Itu adalah kantong belanja berisi barang-barang mewah yang dibelinya tadi pagi. Kutipkan ini 'Ia sendirilah yang pergi untuk membeli barang-barang tersebut tanpa pengawal maupun asisten dan sekretaris Jung.' jika Seulji masih merasa tidak diperjuangkan.

STAR MISSING ; seulmin (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang