Sembari menghitung hari
Aku kembali mengingat-ingat
Lengkungan senyum yang selalu menyapa
Lambaian tangan yang menarik untuk dihampiriAkulah bisu dalam kubangan rindu
Dari pintu tempat berpulangnya kalbu.
Dibingkai jendela tua
Masih kuamati senja dan seluruh ceritanya.Sedang dalam lembaran lain
kuucap lantunan doa
Sebab kutau semua tak selalu berakhir suka
Dan kita adalah luka dalam likunya dunia.Kalau saja semesta berpihak pada kita
Mungkin rindu kita sudah merekah
Sayangnya, dunia tak berpihak pada kita
Dan rasa hanya bisa jadi bumbu pemanis.Menangislah, tak apa.
Jika memang memarmu akan pudar,
Menjeritlah
Jika memang sesakmu bisa lepas
Kita hanya lakon, yang berjalan atas kuasa sang dalang. Terimalah.Dan semua sama sekali tak kusesali,
Juga tidak akan ku akhiri
Sebab rinduku, bukan sekedar cerita disudut buku
Rinduku butuh berpulang dan berpadu.
Sebab hatiku memilihmu sebagai tempat berlabuh dan mengusap keluh dan peluh.Air hitam, 24 oktober 2020
___________________________________________
Terimakasih sudah membaca
Semoga suka
Jangan lupa kasih Vote ⭐nya ya 🙏🏼☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sajak Penantian
PoetrySejatinya penantian adalah milik dia yang punya harap dan cita. Selamat membaca